Evaluasi Dampak Krisis dan Desentralisasi Fiskal

156 bias varian UR dan bias kovarian US sebagian besar mendekati 0 dan sebaliknya nilai kovarian US dan nilai kovarian UC mendekati 1. Hal ini menunjukkan bahwa bias model akan semakin kecil dan nilai hasil prediksi mendekati nilai yang sebenarnya. Berdasarkan hasil validasi model dengan menggunakan berbagai indikator di atas maka secara umum dapat dinyatakan bahwa model alokasi pengeluaran pemerintah ini layak digunakan dalam simulasi kebijakan. Untuk melakukan simulasi ex-ante dimana proporsi RMSPE yang layak relatif kecil dibanding indikator lain diduga sebagai konsekuensi data pooling dimana terdapat variasi yang besar baik antar kawasan maupun antar komoditas.

6.2. Evaluasi Dampak Krisis dan Desentralisasi Fiskal

Selama rentang waktu penelitian 1994 – 2003 perekonomian kawasan dapat digolongkan pada tiga periode, yaitu periode sentralisasi sebelum krisis 1994 –1996, sentralisasi pasca krisis 1998 – 2000 dan periode desentralisasi 2001 – 2003. Perubahan kondisi sosial ekonomi dan kebijakan nasional terutama terkait dengan implementasi otonomi daerah menyebabkan adanya perubahan dalam pola penyusunan anggaran dan orientasi pembangunan daerah untuk masing-masing periode. Perubahan alokasi anggaran tidak hanya berupa alokasi pengeluaran rutin dan pembangunan tetapi juga alokasi antar sektor dalam pengeluaran pembangunan. Dampak perubahan pengeluaran pemerintah selama periode krisis dan desentralisasi terhadap alokasi sektoral dan penyebaran kredit perbankan disajikan pada Tabel 31. 157 Tabel 31. Evaluasi Dampak Krisis Ekonomi dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Alokasi Pembiayaan Pembangunan No Jenis Pembiayaan Krisis ekonomi Desentralisasi Bengkulu Jambi Sumbar Bengkulu Jambi Sumbar 1 Sektor Pengeluaran Pembangunan a. Transportasi -9.13 -9.16 -7.39 -4.19 -1.34 -4.47 b. Pengembangan wilayah 5.05 3.73 5.02 -7.59 -6.11 -7.02 c. Sumberdaya manusia -0.38 -0.58 -0.04 -2.65 -1.88 -2.62 d. Lain-lain 0.90 -0.67 0.91 -0.61 1.23 0.07 Jumlah -3.56 -6.67 -1.49 -15.04 -8.11 -14.04 2 Pengeluaran Rutin 3.56 6.67 1.49 15.04 8.11 14.04 3 Kredit a. Investasi dan Modal Kerja -6.13 -2.52 -3.81 -17.51 -21.53 -16.02 b. UKM 9.25 10.18 11.82 4.23 4.40 2.77 c. Pertanian -12.16 -5.83 -8.30 -20.12 -27.80 -17.58 Krisis ekonomi menyebabkan terjadinya penurunan alokasi pengeluaran pembangunan terutama didorong oleh menurunnya alokasi sektor transportasi. Pada sisi lain alokasi sektor pengembangan wilayah mengalami peningkatan sebagai implikasi menurunnya aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sehingga mendorong terjadinya ekspansi pembangunan pemukiman baru mengikuti perkembangan sektor pertanian. Hal ini diduga akibat peran sektor pertanian yang relatif besar dalam mengatasi berbagai pengaruh sosial ekonomi negatif akibat krisis ekonomi. Penurunan alokasi pengeluaran pembangunan diikuti dengan semakin meningkatnya alokasi pengeluaran rutin dan kecenderungan ini tetap berlanjut pada saat implementasi otonomi daerah. Kondisi ini merupakan salah satu dampak negatif dari kebijakan desentralisasi fiskal dimana kewenangan luas dalam pengendalian anggaran cenderung dimanfaatkan untuk meningkatkan alokasi pengeluaran rutin seperti belanja dan gaji birokrasi. 158 Penurunan sebagian besar alokasi sektor pengeluaran pembangunan ini menyebabkan semakin rendahnya ekspansi ekonomi oleh pemerintah terutama pada sektor produksi. Hal ini menyebabkan semakin rendahnya penyebaran kredit sektor produksi yang mencakup investasi dan modal kerja serta sektor pertanian. Peningkatan proporsi kredit UKM lebih banyak disebabkan oleh penurunan yang tajam kredit usaha besar dan perubahan paradigma pemerintah daerah untuk lebih mengembangkan UKM. Penurunan ekspansi ekonomi ini diduga menjadi salah satu faktor penyebab lambatnya perekonomian kawasan untuk kembali normal seperti saat sebelum krisis. Hal ini terlihat dari dampak krisis dan implementasi desentralisasi terhadap beberapa indikator ekonomi, sosial dan ekologi disajikan pada Tabel 32. Tabel 32. Evaluasi Dampak Krisis Ekonomi dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan No Variabel Krisis ekonomi Desentralisasi Bengkulu Jambi Sumbar Bengkulu Jambi Sumbar Ekonomi 1 Pangsa PDB Pertanian -1.10 0.36 -0.54 -0.54 -1.33 -0.36 2 Pertumbuhan output -4.92 -7.27 -6.85 2.56 2.99 1.60 3 PDBKapita 1.78 4.95 3.83 0.22 3.46 3.90 Sosial 1 Partisipasi angkatan kerja -0.32 -1.27 -0.95

0.65 -0.06

0.30 2 Pengangguran terbuka 0.46 1.17 0.76 0.31 0.03 0.75 3 Pangsa TK Pertanian -0.08 -0.98 -2.30 5.13 5.55 4.23 Lingkungan 1 Laju deforestasi 11.05 22.06 9.85 12.47 19.36 8.14 2 Degradasi zona penyangga 9.96 10.19 9.18 2.29 0.92 2.01 3 Degradasi TNKS

1.77 1.24 1.58 -0.22 0.12