190
terhadap persentase perubahan penawaran elastisitas penawaran dan permintaan elastisitas permintaan seperti disajikan pada Gambar 24.
1.34 1.3
1 .26
2.32 2.26
2.20
-0.98 -0.96
-0.94
-1.5 -1.0
-0.5 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
2.5
Bengkulu Jambi
Sumbar Kaw asan
E la
s tii
s tas
Penaw aran Permintaan
Pengangguran
Gambar 24. Elastisitas Output Terhadap Penawaran dan Permintaan
Tenaga Kerja Pertumbuhan output pada sektor ketenagakerjaan disamping mendorong
peningkatan permintaan tetapi juga penawaran, seperti pada kawasan Bengkulu setiap persen peningkatan laju pertumbuhan output akan meningkatkan
permintaan sekitar 2.32 dan pada sisi lain penawaran juga meningkat sekitar 1.34. Peningkatan permintaan yang lebih besar dibanding dengan penawaran
tenaga kerja menyebabkan tingkat pengangguran terbuka akan menurun sebesar 0.98. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan realokasi pengeluaran rutin
dengan prioritas sektor pembangunan sumberdaya manusia berpotensi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Indikator ini
menunjukkan bahwa kebijakan ini ditinjau dari aspek sosial potensial untuk memenuhi syarat suatu pembangunan berkelanjutan.
191
6.6.4. Evaluasi Dampak Kebijakan Alokasi Pengeluaran Pembangunan Berkelanjutan pada Aspek Lingkungan
Pertumbuhan output dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan melalui transformasi struktural perekonomian akan mengurangi ketergantungan
ekonomi terhadap sumberdaya lahan dan hutan. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi dampak kebijakan alokasi pengeluaran pemerintah untuk pembangunan
berkelanjutan pada aspek lingkungan seperti disajikan pada Tabel 50. Tabel 50. Evaluasi Dampak Alokasi Pengeluaran Pemerintah Daerah
untuk Pembangunan Berkelanjutan Terhadap Permintaan Sumberdaya Lahan dan Hutan Kawasan
No Kawasan Nilai
Indikator
Porsi hutan kawasan
Tingkat degradasi zona penyangga
Tingkat degradasi TNKS
1 Bengkulu Dasar
39.37 17.82 4.83 Simulasi
42.06 17.56 4.84 Perubahan
2.68 -0.26 0.01 2 Jambi
Dasar 35.93 8.70 7.43
Simulasi 38.50 8.51 7.43
Perubahan 2.57 -0.19 0.00
3 Sumbar Dasar
50.81 7.32 7.18 Simulasi
53.29 7.19 7.18 Perubahan
2.48 -0.13 0.00
Permintaan terhadap sumberdaya lahan mengalami penurunan yang terlihat dengan peningkatan porsi luas kawasan hutan. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada kebijakan alokasi pengeluaran pembangunan berkelanjutan, maka proses konversi hutan kawasan secara permanen terutama untuk tujuan budidaya
atau deforestasi mengalami penurunan. Peningkatan porsi atau luas hutan kawasan ini akan menyediakan sumberdaya hutan bagi masyarakat, sehingga mencegah
eksploitasi sumberdaya hutan pada zona penyangga. Implikasi dari perkembangan
192
ini adalah menurunnya degradasi hutan zona penyangga, dan berkurangnya tekanan terhadap taman nasional. Hal ini mengimplikasikan bahwa
perkembangan sosial ekonomi kawasan sebagai dampak dari kebijakan berpotensi menurunkan tekanan terhadap taman nasional. Degradasi hutan taman nasional
meskipun masih ada tetapi tidak mengalami peningkatan lagi kecuali untuk kawasan Bengkulu. Hal ini mengindikasikan bahwa pada kawasan ini masih
diperlukan upaya untuk menurunkan tingkat degradasi taman nasional dengan realokasi dan prioritas yang lebih besar.
6.7. Ikhtisar