1.3 2.26 PERKEMBANGAN KAWASAN DAN TAMAN NASIONAL

190 terhadap persentase perubahan penawaran elastisitas penawaran dan permintaan elastisitas permintaan seperti disajikan pada Gambar 24.

1.34 1.3

1 .26

2.32 2.26

2.20 -0.98 -0.96 -0.94 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Bengkulu Jambi Sumbar Kaw asan E la s tii s tas Penaw aran Permintaan Pengangguran Gambar 24. Elastisitas Output Terhadap Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja Pertumbuhan output pada sektor ketenagakerjaan disamping mendorong peningkatan permintaan tetapi juga penawaran, seperti pada kawasan Bengkulu setiap persen peningkatan laju pertumbuhan output akan meningkatkan permintaan sekitar 2.32 dan pada sisi lain penawaran juga meningkat sekitar 1.34. Peningkatan permintaan yang lebih besar dibanding dengan penawaran tenaga kerja menyebabkan tingkat pengangguran terbuka akan menurun sebesar 0.98. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan realokasi pengeluaran rutin dengan prioritas sektor pembangunan sumberdaya manusia berpotensi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Indikator ini menunjukkan bahwa kebijakan ini ditinjau dari aspek sosial potensial untuk memenuhi syarat suatu pembangunan berkelanjutan. 191 6.6.4. Evaluasi Dampak Kebijakan Alokasi Pengeluaran Pembangunan Berkelanjutan pada Aspek Lingkungan Pertumbuhan output dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan melalui transformasi struktural perekonomian akan mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap sumberdaya lahan dan hutan. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi dampak kebijakan alokasi pengeluaran pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan pada aspek lingkungan seperti disajikan pada Tabel 50. Tabel 50. Evaluasi Dampak Alokasi Pengeluaran Pemerintah Daerah untuk Pembangunan Berkelanjutan Terhadap Permintaan Sumberdaya Lahan dan Hutan Kawasan No Kawasan Nilai Indikator Porsi hutan kawasan Tingkat degradasi zona penyangga Tingkat degradasi TNKS 1 Bengkulu Dasar 39.37 17.82 4.83 Simulasi 42.06 17.56 4.84 Perubahan 2.68 -0.26 0.01 2 Jambi Dasar 35.93 8.70 7.43 Simulasi 38.50 8.51 7.43 Perubahan 2.57 -0.19 0.00 3 Sumbar Dasar 50.81 7.32 7.18 Simulasi 53.29 7.19 7.18 Perubahan 2.48 -0.13 0.00 Permintaan terhadap sumberdaya lahan mengalami penurunan yang terlihat dengan peningkatan porsi luas kawasan hutan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada kebijakan alokasi pengeluaran pembangunan berkelanjutan, maka proses konversi hutan kawasan secara permanen terutama untuk tujuan budidaya atau deforestasi mengalami penurunan. Peningkatan porsi atau luas hutan kawasan ini akan menyediakan sumberdaya hutan bagi masyarakat, sehingga mencegah eksploitasi sumberdaya hutan pada zona penyangga. Implikasi dari perkembangan 192 ini adalah menurunnya degradasi hutan zona penyangga, dan berkurangnya tekanan terhadap taman nasional. Hal ini mengimplikasikan bahwa perkembangan sosial ekonomi kawasan sebagai dampak dari kebijakan berpotensi menurunkan tekanan terhadap taman nasional. Degradasi hutan taman nasional meskipun masih ada tetapi tidak mengalami peningkatan lagi kecuali untuk kawasan Bengkulu. Hal ini mengindikasikan bahwa pada kawasan ini masih diperlukan upaya untuk menurunkan tingkat degradasi taman nasional dengan realokasi dan prioritas yang lebih besar.

6.7. Ikhtisar