Evaluasi Dampak Kebijakan Realokasi Pengeluaran Rutin untuk 6.26 39.86 Jambi 5.97 39.59 Sumbar 5.77 39.94

165 Berdasarkan hasil simulasi dampak peningkatan alokasi sektor pengeluaran pembangunan prioritas yang menyebabkan penurunan alokasi pengeluaran pembangunan sektor lainnya akan berimplikasi menurunnya kinerja beberapa indikator sosial ekonomi dan lingkungan. Untuk itu perlu upaya lain terutama dengan meningkatkan alokasi pengeluaran pembangunan yang dapat dilakukan melalui dua alternatif yaitu melalui peningkatan anggaran pembangunan dan realokasi pengeluaran rutin. Alternatif pertama dihadapi dengan kendala keterbatasan anggaran pembangunan, sehingga akan lebih realistis menggunakan alternatif kedua karena akan mendorong keseimbangan antara pengeluaran rutin dan pembangunan. Hal ini juga terkait dengan pola kebijakan penyusunan pengeluaran pemerintah daerah pada periode desentralisasi fiskal yang cenderung untuk meningkatkan alokasi untuk pengeluaran rutin dan mengurangi alokasi untuk pengeluaran pembangunan.

6.4. Evaluasi Dampak Kebijakan Realokasi Pengeluaran Rutin untuk

Pembangunan Pengaruh peningkatan pengeluaran rutin terhadap perkembangan sosial ekonomi relatif kecil dan cenderung hanya akan mempengaruhi sisi konsumsi. Pada sisi lain pengeluaran pembangunan akan mampu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi termasuk dalam mempengaruhi perilaku pembiayaan sektor swasta. Hasil simulasi dampak realokasi pengeluaran rutin untuk pembangunan tanpa adanya sektor yang menjadi prioritas terhadap penyebaran pengeluaran pemerintah dan kredit perbankan disajikan pada Tabel 36 dan 37. 166 Tabel 36. Evaluasi Dampak Realokasi Pengeluaran Rutin untuk Pembangunan Terhadap Alokasi Pengeluaran Sektor-sektor Pembangunan No Sektor pengeluaran pembangunan Tingkat realokasi pengeluaran rutin Perubahan Nilai simulasi 5 10 15 5 10 15 Bengkulu 1 Transportasi 1.16 2.08 2.84 12.76 13.68 14.44 2 Pengembangan Wilayah 0.49 0.88 1.20 7.05 7.44 7.76 3 Sumberdaya Manusia 0.30 0.54 0.73 4.67 4.91 5.10 4 Sektor lain-lain 0.61 1.10 1.50 13.34 13.83 14.22 Pengeluaran Pembangunan 2.56

4.60 6.26

37.82 39.86

41.52 Jambi

1 Transportasi 1.09 1.97 2.70 12.75 13.63 14.35 2 Pengembangan Wilayah 0.46 0.83 1.14 6.73 7.10 7.41 3 Sumberdaya Manusia 0.28 0.51 0.70 5.09 5.31 5.50 4 Sektor lain-lain 0.58 1.04 1.43 13.09 13.55 13.94 Pengeluaran Pembangunan 2.42

4.36 5.97

37.65 39.59

41.20 Sumbar

1 Transportasi 1.05 1.91 2.61 14.87 15.72 16.43 2 Pengembangan Wilayah 0.44 0.80 1.10 7.59 7.95 8.25 3 Sumberdaya Manusia 0.27 0.49 0.67 5.16 5.38 5.56 4 Sektor lain-lain 0.56 1.01 1.38 10.44 10.89 11.26 Pengeluaran Pembangunan 2.33

4.21 5.77

38.06 39.94

41.50 Realokasi pengeluaran rutin untuk pembangunan akan teralokasi untuk masing-masing sektor pengeluaran pembangunan dengan besaran bervariasi sesuai dengan respon masing-masing sektor pengeluaran terhadap perubahan rasio pengeluaran rutin dan pembangunan. Respon pengeluaran pembangunan sektor transportasi yang lebih besar dibanding sektor lainnya menyebabkan kebijakan realokasi akan diikuti peningkatan lebih besar alokasi pengeluaran pembangunan sektor transportasi. Sektor pengeluaran pembangunan prioritas lainnya bervariasi tetapi secara umum respon alokasi pengeluaran pembangunan sektor pengembangan wilayah terhadap perubahan rasio pengeluaran rutin terhadap 167 pembangunan lebih besar dibanding sektor sumberdaya manusia dan sektor-sektor pengeluaran lainnya. Realokasi pengeluaran rutin untuk pembangunan memiliki tren linear untuk setiap sektor pengeluaran pembangunan, dan realokasi 15 pengeluaran rutin akan menyebabkan peningkatan sekitar 6 alokasi pengeluaran pembangunan, sehingga mendekati rata-rata alokasi pengeluaran pembangunan sebelum terjadinya krisis ekonomi yaitu lebih dari 41. Peningkatan alokasi sektor-sektor dalam pengeluaran pembangunan, selanjutnya akan mempengaruhi distribusi kredit perbankan seperti disajikan pada Tabel 37. Tabel 37. Evaluasi Dampak Realokasi Pengeluaran Rutin untuk Pembangunan Terhadap Distribusi Kredit Perbankan No Jenis Pembiayaan Tingkat realokasi pengeluaran rutin Perubahan Nilai simulasi 5 10 15 5 10 15 Bengkulu 1 Investasi dan Modal Kerja -1.55 -2.78 -3.79 82.41 81.18 80.18 2 Usaha Kecil dan Menengah 1.89 3.40 4.63 29.77 31.28 32.51 3 Sektor Pertanian -2.92 -5.24 -7.14 61.14 58.82 56.91 Jambi 1 Investasi dan Modal Kerja -1.55 -2.79 -3.82 81.25 80.00 78.98 2 Usaha Kecil dan Menengah 1.75 3.16 4.33 30.31 31.72 32.89 3 Sektor Pertanian -2.92 -5.26 -7.20 64.56 62.21 60.27 Sumbar 1 Investasi dan Modal Kerja -1.54 -2.79 -3.83 74.53 73.28 72.24 2 Usaha Kecil dan Menengah 1.67 3.01 4.13 49.77 51.11 52.23 3 Sektor Pertanian -2.90 -5.25 -7.21 51.13 48.78 46.83 Peningkatan alokasi pengeluaran pembangunan mengindikasikan adanya ekspansi ekonomi oleh pemerintah daerah, sehingga mendorong meningkatnya tingkat pendapatan output perkapita. Peningkatan pendapatan ini akan berpotensi mendorong peningkatan kredit konsumsi, sehingga akan mengurangi 168 proporsi kredit investasi dan modal kerja. Pada sisi lain aktivitas pembangunan dan aksesibilitas kawasan yang meningkat akan mendorong berkembangnya dunia usaha termasuk usaha kecil dan menengah sektor jasa dan perdagangan. Perkembangan perekonomian seperti ini akan berpotensi mendorong peningkatan proporsi kredit UKM sektor non-pertanian sehingga proporsi kredit sektor pertanian mengalami penurunan. Perubahan alokasi sektor-sektor pengeluaran pembangunan ini akan mempengaruhi perkembangan sosial ekonomi dan lingkungan seperti disajikan pada Tabel 38. Tabel 38. Evaluasi Dampak Realokasi Pengeluaran Rutin untuk Pembangunan pada Masing-masing Kawasan No Variabel Tingkat realokasi pengeluaran rutin 5 10 15 B J S B J S B J S Ekonomi 1 Pangsa PDB Pertanian -0.23 -0.21 -0.20 -0.41 -0.38 -0.36 -0.55 -0.52 -0.49 2 Pertumbuhan output

0.36 0.35 0.35 0.64 0.64 0.64 0.87 0.87 0.87

3 PDBKapita 0.14 0.17 0.17 0.25 0.31 0.32 0.34 0.43 0.44 Sosial 1 Partisipasi angkatan kerja 0.28 0.27 0.26 0.51 0.48 0.46 0.69 0.66 0.64 2 Pengangguran terbuka -0.29 -0.28 -0.27 -0.52 -0.51 -0.50 -0.71 -0.69 -0.68 3 Pangsa TK Pertanian -0.14 -0.08 -0.06 -0.24 -0.15 -0.10 -0.33 -0.21 -0.14 Lingkungan 1 Laju deforestasi -1.74 -1.52 -1.89 -3.12 -2.75 -3.41 -4.26 -3.76 -4.67 2 Degradasi zona penyangga -0.09 -0.05 -0.03 -0.17 -0.09 -0.05 -0.23 -0.13 -0.07 3 Degradasi TNKS 0.08 0.07 0.07 0.14 0.13 0.13 0.19 0.18 0.18 Keterangan: Angka ”Tebal” menunjukkan hasil simulasi sesuai dengan diharapkan B = Bengkulu, J = Jambi dan S = Sumatera Barat Kebijakan realokasi pengeluaran rutin memberikan dampak sesuai diharapkan untuk seluruh indikator evaluasi kecuali degradasi hutan taman nasional. Peningkatan level realokasi pengeluaran rutin juga menunjukkan trend 169 linear, dimana semakin besar realokasi akan semakin besar dampaknya bagi perkembangan ekonomi, tenaga kerja dan lingkungan. masing-masing kawasan. Semakin besar penurunan ketergantungan ekonomi terhadap sektor pertanian akan semakin meningkat laju pertumbuhan output. Laju pertumbuhan output yang semakin tinggi akan meningkatkan permintaan tenaga kerja terutama sektor non- pertanian, dan meskipun supplai tenaga kerja meningkat tetapi dengan meningkatnya daya serap tenaga akan menyebabkan menurunnya tingkat pengangguran terbuka. Penurunan ketergantungan ekonomi pada sektor pertanian dan berkembangnya dunia usaha akan mengurangi tekanan terhadap lahan. Laju deforestasi kawasan dan degradasi hutan zona penyangga akan semakin menurun, tetapi degradasi hutan taman nasional meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan realokasi pengeluaran rutin harus diikuti dengan penataan alokasi antar sektor dalam pengeluaran pembangunan.

6.5. Evaluasi Dampak Kombinasi Kebijakan Realokasi Pengeluaran Rutin