Metode Pembelajaran yang Digunakan

d. Bernyanyi, melalui nyayian dan musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Menyanyi merupakan bagian dari ungkapan emosi. Anak-anak biasanya setiap hari diajak bernyanyi oleh pengasuhpendidik. Misalnya lagu “Satu-satu aku sayang Ibu”, ”Pelangi-pelangi”, ”Murid Budiman”, “Naik kereta api”, “Aku seorang Kapiten”, “Ambilkan Bulan Bu” dan lain-lain. Nyanyian yang diajarkan pada anak usia dini akan lebih mudah diserap dan dipahami oleh anak sehingga mereka bisa lebih mengerti maksudnya.

6. Faktor Pendorong dan Penghambat Penanaman Nilai-Nilai Budi

Pekerti di TPA Dharma Yoga Santi Faktor pendorong, meliputi a TPA Dharma Yoga Santi UNY memiliki struktur organisasi yang sudah tertata rapi dengan orang-orang yang kompeten di bidangnya. Dharma Wanita Persatuan DWP memberikan kontribusi nyata dalam menunjang kegiatan di TPA baik secara materiil maupun non materiil b Pendidikpengasuh meiliki kreativitas untuk bisa menyampaikan nilai-nilai budi pekerti dalam setiap kegiatan di TPA, bukan hanya dalam kegiatan belajarnya saja, namun juga diintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari di TPA, c Pendidikpengasuh memahami arti pentingnya menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada anak usia dini karena pada tumbuh kembang otak anak berkembang pesat di usia ini, sehingga perlu diberikan rangsangan yang baik mengenai nilai- nilai yang baik dan buruk. d Sarana prasarana yang tersedia di TPA sudah lengkap. Pendidikpengasuh tinggal mempergunakannya saja untuk proses kegiatan di TPA, e Masyarakat sekitar sudah percaya dengan lembagaTPA yang sudah ada dan sudah mengakui keberadaannya, f Orangtua anak didik yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan di TPA baik secara materiil maupun non materiil. Faktor penghambat, meliputi a kurangnya tenaga pendidikpengasuh di TPA Dharma Yoga Santi UNY, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga proses kegiatan kurang berjalan maksimal. Tugas pelaksanaan pendidikan dan pengasuhan dilakukandirangkap pendidik dan pengasuh, tugas pembelajaran sering disambi dengan tugas pengasuhan; b anak didik yang dititipkan di TPA memiliki keanekaragaman karakteristik, usia, tingkah laku dan sifat yang berbeda- beda. Pendidik harus memahami perbedaan itu supaya tetap sabar, tidak putus asa, tidak cepat marah dalam mendidik dan mengasuh anak-anak; c karakteristik orangtua yang berbeda-beda, ada orangtua yang sangat peduli dengan perkembangan anaknya selama di TPA, tetapi juga ada orangtua yang cenderung menyerahkan stimulasi tumbuh kembang anak di TPA.

7. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang terjadi di TPA Dharma Yoga Santi yaitu: 1 Pembagian tugas sebagai pendidik dengan pengasuh diperjelas, sehingga tidak ada tugas yang tumpang tindih; 2 Pendidikpengasuh bisa memahami karakteristik anak yang berbeda-beda satu sama lain. Pendidikpengasuh berusaha sabar, telaten dan terus menerus menanamkan nilai budi pekerti tanpa putus asa; 3 karakteristik orangtua yang berbeda-beda dapat diatasi dengan pendidikpengasuh sebisa mungkin menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua anak. Misalnya ketika orangtua menjemput anaknya, pendidikpengasuh mengajak orangtua mengobrol sebentar membicarakan perkembangan yang terjadi pada anak selama mereka di TPA. Sedikit banyak dengan adanya komunikasi ini, maka orangtua akan mengetahui sejauh mana tumbuh kembang yang terjadi pada anaknya. 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilai-nilai Budi Pekerti yang ditanamkan di TPA Dharma Yoga Santi meliputi: nilai keagamaan, nilai sopan santun, nilai kebersihan, nilai kepekaan sosial dan emosi, nilai kejujuran dan tanggung jawab 2. Metode yang dipergunakan untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti yaitu dengan: memberikan contoh langsung keteladanan, bercerita dongeng, bermain dan bernyanyi. 3. Faktor pendorong berasal dari dukungan Dharma Wanita Persatuan DWP sebagai pengelola, sarana prasarana yang tersedia, kreativitas pendidik, pemahaman pendidik mengenai pentingnya budi pekerti, dukungan orangtua anak didik dan masyarakat sekitar. Faktor penghambatnya yaitu kurangnya tenaga pendidik, karakteristik anak yang berbeda-beda, karakteristik orangtua yang berbeda-beda. Upaya untuk mengatasi hambatan yaitu dengan pembagian tugas pendidik dan pengasuh, memahami karakteristik anak serta komunikasi pendidik dan pengasuh dengan orangtua anak didik.