Kejujuran dan tanggung jawab

1. Memberi contoh langsungketeladanan

Dengan pengelolapendidikpengasuhorangtua memberikan contoh langsung kepada anak, hal itu akan lebih efektif untuk menanamkan nilai budi pekerti kepada anak, daripada dengan mendikte, menyuruh, sekedar menasehati, dll. Hal ini dikarena anak usia dini selalu menyerap apa yang dilihatnya dalam keseharian. Bila orang di lingkungannya berbuat baik, maka anak juga anak ikut berbuat baik juga. Demikian juga sebaliknya, jika orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya tidak memberi contoh perilaku budi pekerti, maka anak juga tidak akan memiliki budi pekerti yang baik pula. Prinsipnya satu contoh lebih baik daripada seribu nasehat. Pemberian contoh kepada anak secara langsung juga harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Pendidikpengasuhpegelola serta orangtua tidak boleh bosan-bosannya memberi contoh budi pekerti yang baik kepada anak dan menjauhkan anak dari contoh perilaku yang tidak baik. Misalnya: ƒ Jika pendidik mengajarkan anak untuk berdoa sebelum makan, pendidik juga harus berdoa pula sebelum makan ƒ Jika pendidik mengajarkan untuk makan dengan tangan kanan, pendidik juga harus makan dengan tangan kanan ƒ Jika pendidik mengajarkan anak untuk sholat, pendidik juga harus sholat ƒ Jika pendidik mengajarkan pada anak untuk jujur, pendidik juga harus bersikap jujur, dan lain-lain. Jadi, intinya anak akan melihat apa yang ada di lingkungannya sebagai contoh terbaik untuknya. Jadi ketika pendidik, pengasuh, orangtua melakukan tindakan baik, maka anak dengan sendirinya akan menirukannya.

2. Bercerita dongeng

Ceritadongeng merupakan salah satu cara yang efektif untuk menanamkan nilai budi pekerti pada anak. Anak usia dini baiasanya tertarik dengan buku-buku cerita bergambar yang berwarna-warni, hal ini akan menarik perhatian anak. Dalam cerita itu bisa disisipkan nilai-nilai budi pekerti yang mudah dicerna oleh anak usia dini. Apabila pengasuhpendidik tidak memiliki buku cerita yang menarik, mereka menggunakan cerita secara lisan. Cerita secara lisan juga menarik bagi anak, apalagi bila dibantu dengan alat peraga misalnya boneka tangan. Oleh karena itu, sering pengasuhpendidik menceritakanmembacakan cerita untuk anak-anak yang mengandung nilai-nilai kebaikan didalamnya. Hal ini akan meningkatkan imajinasi anak dan lebih mudah menanamkan nilai budi pekerti pada anak. Misalnya dengan cerita anak yang membuang sampah di tempat sampah maka tidak akan terjadi bencana banjir, anak yang rajin belajar akan mendapat nilai yang bagus di sekolahnya, anak yang jujur akan mendapat kebaikan, dan lain-lain.

3. Bermain

Bermain merupakan hal yang sangat disukai oleh anak. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Melalui bermain yang menyenangkan anak menyelidiki dan memperoleh pengalaman yang kaya baik dengan dirinya sendiri, lingkungan maupun orang lain disekitarnya. Dalam hal ini anak dapat mengorganisasikan berbagai pengalaman dan kemampuan kognitifnya untuk menyusun kembali ide-idenya. Pada dasarnya masa anak-anak adalah masa bermain, begitu pula jika ingin menanamkan nilai budi pekerti pada anak akan lebih efektif jika dilakukan sambil bermain. Anak- anak di TPA Dharma Yoga Santi biasanya bermain di aula TPA dengan menggunakan alat permainan yang sudah tersedia. Mereka bisa bermain secara berkelompok untuk melatih sikap toleransi serta mau berbagi dengan temannya. Selain bermain di dalam ruangan, biasanya mereka juga bermain di luar ruangan dengan sarana prasarana yang sudah tersedia di TPA.

4. Bernyanyi

Melalui nyanyian dan musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Bernyanyi bersama bisa menanamkan nilai-nilai