Kompetensi Hasil Keluaran TPA

tidur, mengenalkan agama-agama yang ada di indonesia dengan menggunakan alat peraga yang ada; b Sopan Santun, meliputi menghormati orangtua, menghargai teman, duduk dengan sopan, makanminum dengan sopan, berbicara dengan sopan, meminta dengan sopan, memberi dengan sopan, berjalan dengan sopan, bertingkah laku sopan, menjawab dengan baik jika ditanya; c nilai kebersihan, meliputi toilet training buang air besar dan kecil, cuci tangan yang bersih, mandi yang bersih, merapikan rambut, berpakaian yang bersih dan rapi; membuang sampah pada tempatnya, merapikan mainan; d Kepekaan sosial dan emosi, meliputi membantu teman, membantu guruorangtua, berbagi makanan dengan teman, berbagi mainan dengan teman, berbagi tempat dengan teman, berbagi kesempatan dengan teman, bekerjasama dengan teman, menolong teman yang kesulitan, empati terhadap teman yang sakit; e Kejujuran dan tanggung jawab, meliputi kejujuran, tanggungjawab, disiplin, mandiri. Secara garis besar penanaman nilai-nilai budi pekerti ini sudah sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pusat Kurikulum Depdiknas, yaitu meyakini adanya Tuhan YME dan selalu mentaati aturannya keimanan, mentaati ajaran agama, toleransi, disiplin diri, tanggungjawab, pengendalikan diri, cinta dan kasih sayang, kebersamaan dan gotong royong, memiliki rasa kesetiakawanan, saling menghormati, memiliki tata krama dan sopan santun, memiliki rasa malu, menunjukkan kejujuran.

5. Metode Pembelajaran yang Digunakan

Metode pembelajaran yang digunakan di TPA Dharma Yoga Santi untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti adalah dengan menggunakan empat metode yaitu memberi contoh langsung keteladanan, bercerita dongeng, bermain dan bernyanyi. Hal ini sesuai dengan teori Tahap Perkembangan Kognitif Piaget, yang membagi perkembangan kognitif seseorang dalam 4 tahap yaitu sensori motor, pra operasional, operasional formal dan operasional konkrit. Masa anak usia dini dalam hal ini usia 0- 6 tahun termasuk dalam tahap sensori motor dan tahap pra operasional. Tahap Sensori Motor terjadi pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak dicirikan dengan tindakannya yang suka meniru dan bertindak secara reflek. Anak dalam tahap ini hanya memikirkan apa yang terjadi sekarang. Anak akan meniru apa yang diperbuat orang dewasa. Oleh karena itu, metode penanaman nilai yang sesuai adalah dengan cara memberikan contoh langsung sebagai teladan untuk ditirukan oleh anak. Tahap Pra Operasional terjadi pada usia 2-7 tahun, anak mulai menggunakan simbol dan bahasa. Dengan penggunaan bahasa, anak mulai dapat memikirkan apa yang tidak terjadi sekarang, tetapi yang sudah lalu. Dalam hal sikap pribadi, anak pada tahap ini masih egosentris, berpikir