Kebersihan Kegiatan Penanaman Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Proses Kegiatan

untuk memakai pakaian yang bersih. Sehabis mandi, anak dibantu mengenakan pakaian yang bersih dan rapi. Misalnya, dalam pengamatan tanggal 1 April 2010, ketika anak N 1,5 tahun minum susu, tiba-tiba susunya tumpah dan mengenai bajunya. Pengasuh S yang melihatnya kemudian membantu N menggati bajunya. S berkata: “Kenapa bisa tumpah susunya N? kan jadi kotor bajunya. Sekarang ganti baju yuk, biar gak kotor. Nanti kalau gak ganti baju bisa dirubungi semut”. N kemudian ganti baju dibantu oleh pengasuh S. f. Membuang sampah pada tempatnya Pada kegiatan anak di TPA yang berakibat ada sampah dari kegiatan tersebut, pendidikpengasuh mengajak setiap anak untuk membuang sampah ke tempat sampah yang adadisediakan disertai pemahaman secara sederhana mengapa harus membuang sampah di tempat sampah serta akibatnya jika sampah dibuang sembarangan. Sehingga lama-kelamaan tanpa diajak dan diminta akhirnya anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Misalnya, pengamatan tanggal 23 Maret 2010, ketika selesai makan, anak D 1 tahun masih ada sisa bungkus makanannya yang belum dibuang. Pendidik N kemudian mengatakan kepada D, “Ayo D, sampahnya dibuang di tempat sampah ya. Itu ada di dapur”. D kemudian membuang bungkus makanan itu ke tempat sampah yang sudah ditunjukkan pendidik N. g. Merapikan mainan Setiap kali selesai bermain, anak diajak untuk merapikan alat- alat atau mainannya. Pendidikpengasuh menunjukkan tempat dimana mainan itu diletakkan dan bimbing anak untuk melakukannya dengan baik. Bila pendidikpengasuh bersama anak melihat mainan yang berserakan setelah selesai digunakan bermain, pendidikpengasuh menunjukkan pada anak bahwa hal seperti itu bisa mengganggu orang lain. Mungkin kalau ada temannya yang lewat disitu bisa terjatuh karena tersandung mainan atau mainannya bisa rusak karena terinjak. Misalnya, pengamatan tanggal 24 Maret 2010, ketika bermain di aula. Anak Z 3,5 tahun mengambil mainan. Dia kemudian bermain bersama teman-temannya. Setelah bermain selama beberapa saat, dia dan anak-anak lainnya meninggalkan mainannya dan bermain kejar-kejaran. Melihat hal itu, pengasuh M mengingatkan anak-anak untuk merapikan mainannya dulu jika sudah selesai bermain. M berkata: “Hayo, siapa tadi yang mengambil mainan ini?”. Anak-anak menjawab: “Z buk yang ngambil tadi”. M berkata:”Ayo sekarang Z kembalikan mainannya ketempat semula, nanti bisa keinjak temannya kalau mainannya tidak dirapikan”. Mendengar itu, Z tidak mau dan malah terus bermain kejar-kejaran. Kemudian M membimbing Z untuk merapikan dan meletakkan mainan ke tempat semula. Dengan bantuan pengasuh, Z mau merapikan mainannya. h. Merapikanmembersihkan tempat bermain Dalam pengamatan tanggal 8 April 2010, setiap kali selesai melakukan aktivitas bermain, anak diajak dan dibimbing untuk bersama-sama membersihkan tempat bermain, serta merapikannya dengan menata barang-barang yang ada di area bermain tersebut. Ketika bersama anak menjumpai tempat yang digunakan untuk suatu aktivitas, misalnya aula, ruang belajar, kamar tidur yang tidak rapi, pendidikpengasuh menunjukkan kepada anak dan beritahukan dengan sederhana mengapa tempat tersebut seperti itu dan diajak merapikannya.

4. Kepekaan sosial dan emosi

a. Membantu teman Bila dalam kegiatanaktivitas ada anak yang kesulitan, pendidik mengajak anak yang lain untuk membantu, misalnya ada temannya yang kesulitan mengambil mainan, minuman dan sebagainya bimbing dan ajak anak yang lain untuk membantu mengambilkan. Bila ada anak yang lebih kecil yang kesulitan berjalan di suatu tempat bimbing anak untuk membantu menuntunnya. b. Membantu pendidikpengasuhorangtua Ketika tempat bermain, halaman, atau ruangan kotor anak diajak untuk membantu membersihkan dan menyapu bersama. Anak diminta untuk mengambilkan suatu barang, megajak anak membawa barang bersama pendidikpengasuh. c. Berbagi dengan teman Ketika anak membawa atau mempunyai makanan, bimbing anak untuk memberikannya juga kepada temannya, dan ketika suatu saat diberi temannya maka ajak anak untuk berterimakasih dan mengingat hal tersebut. Demikian pula, ketika bermain bersama teman dengan menggunakan satu alat permainan, anak dibimbing untuk menggunakan bersama-sama atau memakainya bergantian. Pada kegiatan bermain bersama teman kegiatan kelompok pada area tertentu yang misalnya duduk melingkar, anak dihadapkan pada suatu sikap untuk memberi tempat pada teman yang lain. Bila lingkaran yang dibuat terlalu kecil, maka kemungkinan ada teman yang tidak bisa duduk dalam deret membentuk satu garis lingkaran. Maka pendidikpengasuh mengajak anak untuk membuat lingkaran yang lebih besar sehingga anak yang sebelumnya tidak mendapatkan tempat duduk dalam satu garis lingkaran akhirnya anak-anak saling berbagi tempat duduk. d. Bekerjasama dengan teman Ketika kegiatan bermain dengan temannya membutuhkan air untuk bermain, anak-anak dibimbing untuk bersama-sama mengambil air, atau ketika membutuhkan satu mejakursi kecil, anak dibimbing untuk mengambil dengan cara menggotongnya bersama-sama. e. Menolong teman yang kesulitan Ketika bermain bersama teman, ada salah satu anak yang jatuh, pengasuh mengajak anak yang lain untuk ikut membantu dengan ikut membantu berdiri, membersihkan pakaiannya yang kotor dengan mengusapnya, mengusap-usap bagian yang sakit atau menghiburnya dengan kata-kata. Sehingga anak yang jatuh dan menangis itu berhenti menangis.

5. Kejujuran dan tanggung jawab

a. Kejujuran Kejujuran yaitu sikapperilaku untuk bertindak dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak berbohong, tidak berbuat apa-apa, tidak ditambah maupun dikurangi. Menanamkan kejujuran tidak bisa diwujudkan hanya dengan kata-kata, namun yang paling utama adalah dengan membiarkan anak melihat contoh kejujuran dalam kehidupannya. Dengan berceritadongeng juga bisa menanamkan kejujuran pada anak, bahwa kejujuran itu harus dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari. b. Tanggungjawab Tanggungjawab merupakan sikap seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya ia lakukan terhadap dirinya sendiri, lingkungan dan Tuhan YME. Anak diajarkan tanggungjawab dengan membiasakan merapikan mainannya sesudah selesai bermain atau misalnya ketika anak sudah selesai makan, dbiasakan untuk menaruh piring kotor di tempat cuci piring. Dengan demikian anak akan terbiasa bertanggungjawab tehadap apa yang dia lakukan. c. Disiplin Proses pendisiplinan merupakan proses yang berjalan seiring dengan waktu dan memerlukan pengulangan kesadaran. Proses pendisiplinan merupakan proses yang berjalan seiring dengan waktu dan membutuhka pengulangan serta pematangan kesadaran diri. Hasil akhir dari proses pendisiplinan adalah bangkitnya sebuah kesadaran diri yang ditunjukkan oleh kematangan emosional anak. Sejak kecil anak selalu dibimbing untuk disiplin misalnya dalam hal bangun pagi ketika di rumah, sudah waktunya tidur harus tidur, waktunya makan harus makan, waktunya belajar untuk belajar, waktunya mandi untuk mandi, dan lain-lain. Cara menanamkan disiplin selain dengan keteladanan, misalnya dengan nyanyian ”Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku tolong ibu, membersihkan