Keagamaan Kegiatan Penanaman Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Proses Kegiatan
berbagi biskuit itu dengan temam-temannya. Teman-teman yang lain juga diarahkan untuk tidak berebut karena semua akan kebagian.
Ketika jalan-jalan dengan teman-teman, anak-anak diajak untuk saling bergandengan tangan. Kemudian, ketika bermain
bersama, anak dibimbing untuk memberikan kesempatan kepada temannya yang lain.
c. Duduk dengan sopan
Setiap kali hendak makan, pendidikpengasuh membimbing anak untuk duduk dengan sopan di tempat duduknya, misalnya dengan
duduk bersila. Pendidikpengasuh juga mengingatkan anak untuk tidak duduk di tempat yang bukan seharusnya untuk duduk.
Misalnya pengamatan tanggal 4 Mei 2010, ketika sedang belajar di ruang kelas, anak E 3,5 tahun tiba-tiba duduk di meja.
Melihat hal itu pendidik S mengajak anak untuk duduk di kursi yang sudah ada, dan bukan di meja. Pendidik memberi penjelasan kepada E
bahwa tidak sopan duduk di meja, karena meja bukan tempat untuk duduk. Dengan bimbingan pendidik, E mau duduk di kursinya.
d. Makanminum dengan sopan
Dalam pengamatan tanggal 12 April 2010, setiap kali anak makan, pendidikpengasuh membimbing anak untuk makan dengan
tangan kanan, makan dengan tidak keclap mulut mengeluarkan suara ketika mengunyah, makan selalu dihabiskan, tidak membuang-buang
makanan, makan tidak bertebaran, makan dengan duduk yang baik, serta sehabis makan anak dibimbing untuk meletakkan piring kotor di
tempat yang seharusnya. Ketika ada anak yang tersedak karena makan yang tergesa-gesa, tunjukkan dan beri penjelasan sederhana bahwa
anak itu tersedak karena terburu-buru makan. Oleh karena itu, makan harus pelan-pelan dan dikunyah hingga lembut .
e. Berbicara dengan sopan
Bila anak berbicara terlalu keras membentak, anak diingatkan dan dibimbing bahwa anak tidak perlu berbicara terlalu keras.
Pendidik dan pengasuh selalu mengingatkan bila anak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan bimbing dia untuk menggunakan kata
lain yang sopan. Tunjukkan setiap kali kepada anak situasi pembicaraan yang penuh sopan santun, baik di TPA maupun di rumah.
Misalnya dalam pengamatan tanggal 12 Mei 2010, ketika N 1,6 th mau minum susu. Ia meminta kepada pengasuh “Bu, cucu”.
Oleh karena belum fasih, ia masih sedikit cedal. Tapi pengasuh sudah mengerti maksud N yang meminta ingin dibuatkan susu. Pendidik
kemudian berkata, “Nah gitu N, kalau mau minta susu bilang yang sopan sama ibu ya. Gak usah pake’ nangis, kalau ngomongnya begitu
kan Ibu bisa mengerti”. Pengasuh kemudian membuatkan N susu yang dimintanya.
f. Meminta dan memberi dengan sopan
Anak dibimbing setiap kali menghendaki sesuatu dengan meminta kepada pendidikpengasuh dengan bahasa dan sikap yang
baik. Bimbing dan biasakan anak meminta dengan tangan kanan. Tunjukkan setiap kali bila bersama anak menjumpai seseorang yang
meminta sesuatu dengan sikap dan bahasa yang sopan disertai penjelasan sederhana.
Misalnya dalam pengamatan tanggal 14 Mei 2010, anak-anak sedang bermain bebas di aula. Anak D 4 th dan A 2,5 th berebut
mainan. D membentak A dengan berkata “Bukuku ” kemudian merebut buku yang dibawa oleh A. A menangis karena bukunya
diambil oleh D. Melihat hal itu, pendidik menghampiri keduanya dan berkata kapada D, “D, kalau mau pinjam buku, harus minta ijin dulu.
Bilang yang sopan sama A, boleh tidak kalau bukunya dipinjam. Kalau tidak boleh, ya D tidak boleh memaksa. Kan memang yang
meminjam buku itu duluan A. Sekarang D minta maaf sama A, karena sudah membuat A menangis”. Mendengar itu, bukannya D minta maaf
tetapi malah berlari meninggalkan aula sambil membawa buku. A tetap menangis. Pendidik menenangkan A dan mengambilkan buku
lainnya untuk A. Menanamkan nilai budi pekerti memang tidak serta merta dengan mudah dilaksanakan oleh anak. Butuh kesabaran ekstra
dan ketekunan dari pendidikpengasuh.