Menilai Kemajuan Pendidikan Budi Pekerti

aspek kecerdasan anak meliputi: a kegiatan bermain di ruang bermain, yang terdiri dari kegiatan bermain puzzle susun, bermain balok-balok kayu, bermain alat-alat masak; bkegiatan belajar dalam ruang belajar meliputi: pengenalan pengetahuan diri dan lingkungan, mengenal bermacam-macam binatang, tumbuhan dan buah-buahan, mengenal hubungan sebab akibat, mengenal warna, bentuk dan ukuran, mengenal konsep waktu, mengenal hitungan sederhana, dan merasakan suatu makanan. Peran pengasuh dalam proses pembelajaran kegiatan bermain di ruang bermain pengasuh memberikan keleluasaan kepada anak untuk bermain sesuai minatnya, memantau serta mendamaikan bila terjadi pertengkaran atau berebut alat bermain, sedangkan kegiatan belajar di ruang belajar pengasuh mengenalkan beberapa pengetahuan kepada anak kemudian anak diberikan kesempatan memberikan tanggapan, berpikir menghubungkan konsep satu dengan lainnya, serta mengingat kembali beberapa pengetahuan dengan cara pengasuh bertanya pengetahuan yang disampaikan. Hambatan yang dialami pengasuh dalam proses pembelajaran meliputi pengasuh sering mengalami kesulitan mengembangkan materi kegiatan belajar karena pengasuh sering menghadapi anak yang bertengkar, berebut alat bermain, saling mengganggu, serta belum dapat difungsikannya alat permainan edukatif APE secara maksimal karena terbatasnya jumlah pengasuh, sehingga sering mengerjakan pekerjaan ganda. Penelitian Nuri Handayani dalam skripsinya pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, yang berjudul “Pola Pembelajaran Taman Penitipan Anak di Taman Balita Klub Merby” mengungkapkan suatu pola pembelajaran tidak dapat dipaksakan kepada anak balita karena mereka memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Rasa keingintahuan anak balita cukup besar sehingga para pendidik dan orang tua harus memberikan bimbingan kepada mereka. Pola pembelajaran taman penitipan anak yang meliputi aspek-aspek tujuan, bahan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alatmedia belajar, sumber belajar, dan evaluasi yang diterapkan di Taman Balita Klub Merby. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh Pimpinan dan Pendidik. Dalam hal ini tujuan harus disesuaikan dengan pendidikan anak usia dini dan kondisi anak balita termasuk tugas-tugas perkembangan anak balita. Dalam menentukan bahan pembelajaran harus disesuaikan dengan Menu Pembelajaran dari Pendidikan Anak Usia Dini dan disesuaikan pula dengan tingkat kemampuan anak.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan awal yang sangat penting karena masa usia dini merupakan tahun keemasan bagi anak dikarenakan perkembangan otaknya yang berkembang pesat. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak dan sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan dalam kehidupan tahap berikutnya. PAUD berfungsi untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk mengikuti pendidikan anak usia dini sesuai dengan potensi yang dimiliki, bahkan secara tidak langsung sejak anak masih dalam kandungan. PAUD memiliki berbagai bentuk, salah satunya adalah Taman Penitipan Anak TPA. TPA merupakan suatu wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain. Tujuan TPA yaitu memberikan pelayanan kepada anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal berdasarkan konsep PAUD serta meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap keluarga yang mempunyai anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Selain pendidikan yang sifatnya pengetahuan umum, penanaman nilai- nilai budi pekerti harus dimulai sejak usia dini. Hal ini sangat penting karena budi pekerti merupakan bekal awal bagi anak untuk menjalani kehidupannya selanjutnya. Berbagai upaya bisa dilakukan diantaranya dengan penanaman nilai- nilai budi pekerti melalaui TPA. Dalam TPA, proses penanaman bisa dilakukan sembari bermain atau melakukan kegiatan lainnya yang mengasyikkan dan tidak membuat anak menjadi bosan. Manfaat yang dirasakan dari penanaman nilai-nilai budi pekerti ini sangat besar. Anak akan belajar mengenai budi pekerti secara kontinyu dan berkelanjutan sehingga diharapkan anak bisa lebih memahami tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk. Diharapkan anak bisa