Tujuan dan Sasaran Analisis Kompetensi Metode Analisis Kompetensi

dipakai sebagai tolok ukur kemampuan seseorang. Dengan demikian, berdasarkan sistem kompetensi ini dapat diketahui apakah sesorang sudah memiliki kompetensi tertentu yang disyaratkan. 4. Dapat dipakai sebagai dasar penilaian kinerja dan pemberian kompensasi reward bagi karyawan berprestasi atau sebagai hukuman punishment bagi karyawan tidak berprestasi. Akhirnya, kompetensi dapat juga dikaitkan dengan sistem kompensasi dan hukuman. Dengan adanya model kompetensi yang telah dibuat untuk setiap posisi, maka dapat diukur seberapa besar kemampuan seseorang dalam memenuhi persyaratan kompetensi yang telah ditentukan baginya. 5. Pihak manajemen bisa menarik kesimpulan bahwa kompetensi sangat bermanfaat untuk training need analysis atau TNA.

2.2.4. Tujuan dan Sasaran Analisis Kompetensi

Pengertian analisis kompetensi secara sederhana adalah segala bentuk pendekatan analisis sistematis yang menjelaskan muatan-muatan atau tugas pekerjaan seseorang baik kegiatan aktivitas maupun perilakunya, konteks pekerjaan pada lingkungan kerja dan segala tuntutannya serta persyaratan pekerjaan tersebut, yang terdiri atas pengetahuan knowledge, keahlian skill, dan kemampuan ability secara detail dan menyeluruh Moeheriono, 2009. Analisis kompetensi tersebut harus dirancang dengan sebaik-baiknya karena akan dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan akurat perihal suatu pekerjaan seorang karyawan. Selain itu, akan lebih memudahkan pihak manajemen dalam Universitas Sumatera Utara penempatan karyawan tersebut sesuai dengan the right man on the right job. Adapun tujuan dan sasaran analisis kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menjamin pelaksanaan sistem personalia yang digunakan benar - benar berfokus dan sangat produktif. Penggunaan analisis kompetensi yang dirancang dengan baik dan benar akan dapat memberikan informasi secara rinci dan akurat perihal tugas pekerjaan job description dan karakteristik pekerjaan sehingga memudahkan rancangan sistem sumber daya manusia dalam perencanaannya. 2. Terciptanya perekat untuk membentuk suatu sistem personalia yang terpadu dan terarah. Menurut pengalaman, sering kali terjadi pada sistem seleksi, sistem pelatihan, sistem perencanaan tenaga kerja dan sistem promosi berjalan sendiri - sendiri tanpa ada koordinasi dan relevansinya sehingga menghasilkan duplikasi usaha dan akhirnya terjadi kontra produktif pada fungsi masing-masing tersebut Moeheriono, 2009.

2.1.6. Metode Analisis Kompetensi

Menurut Moeheriono 2009, pelaksanaan metode analisis kompetensi dalam perencanaan pengembangan sumber daya manusia memang sangat penting dilakukan bagi seluruh organisasi. Ada beberapa proses dan metode analisis kompetensi perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut. 1. Metode analisis kompetensi umum, yang terdiri atas metode analisis kompetensi fungsional, metode elemen pekerjaan, metode insiden kritikal, dan metode analisis posisi serta inventarisasi tugas pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 2. Metode analisis yang berhubungan dengan pekerjaan atau job relatedness analysis JRA. Metode ini sering kali dipergunakan dan diterapkan di banyak organisasi atau perusahaan modern. Adapun tahapannya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. a. Melakukan perencanaan dan riset pendahuluan. b. Mengenali terlebih dahulu pekerjaan – pekerjaan yang sudah ada. c. Membuat data, mengumpulkan data pekerjaan yang berbeda, dengan wawancara dan kuesioner kemudian dikelompokan. d. Membuat data integrasi, mengintegrasikan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner kemudian menentukan kategori menjadi kompetensi baru untuk menetukan perilaku yang diperoleh. e. Membuat Dimension Selection Questionaire DSQ yang berisikan narasi dan kompetensi serta menganalisis perilaku, tugas pekerjaan, dan motivasi. f. Membuat dokumentasi, menyiapkan laporan yang berisikan prosedur analisis kompetensi yang dihasilkan, data nama, dan jenis kelamin, serta keputusan kompetensi.

2.2.6. Kompetensi Individu

Dokumen yang terkait

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga di Puskesmas Langsa Baro Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa-NAD Tahun 2010

6 109 104

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 0 18

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 0 2

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

1 1 18

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 35

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 5

Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Dalam Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Kompetensi 2.2.1. Pengertian Kompetensi - Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan Triase dan Kegawatdaruratan pada Korban Bencana Massal di Puskesmas Langsa Baro Tahun 2013

0 1 86

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan Triase dan Kegawatdaruratan pada Korban Bencana Massal di Puskesmas Langsa Baro Tahun 2013

0 0 11

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 TESIS

1 1 18