Pengetahuan Prof. Dr. Amri Amir, Sp.F, S.H

Menurut Trihono, 2005, misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah: a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya. b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya. c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

2.22. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan oleh Oxford Kamus Inggris sebagai i keahlian, dan keterampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan; pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek, ii apa yang dikenal dalam bidang tertentu atau secara total; fakta dan informasi; atau iii kesadaran atau keakraban diperoleh pengalaman fakta atau situasi. Perdebatan filosofis pada mulai umum dengan formulasi Plato pengetahuan sebagai keyakinan yang benar dibenarkan. Namun ada ada definisi yang disepakati tunggal pengetahuan saat ini, maupun prospek satu, dan masih ada banyak teori yang bersaing Bagoes, 2010. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu, penginderaan terjadi Universitas Sumatera Utara melalui pasca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Menurut Rogers dalam Notoatmodjo 2007, perubahan perilaku tidak selalu harus melewati tahap-tahap di atas. Rogers mengemukakan ada empat tahapan proses adopsi perilaku dalam Teori Difusi Inovasi yaitu : 1. Tahap Pengetahuan Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak , maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat. 2. Tahap Persuasi Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut. 3. Tahap Pengambilan Keputusan Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah Universitas Sumatera Utara melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat perubahan dalam pengadopsian. 4. Tahap Implementasi Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi tersebut. 5. Tahap Konfirmasi Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan Notoatmodjo, 2007, yaitu : 1. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall Universitas Sumatera Utara terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang I pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari, misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan yang bergizi. 3. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil. Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi sepertipenggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam penghitungan - penghitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip - prinsip siklus pemecahan masalah problem solving cycle didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan Universitas Sumatera Utara masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja ,dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis Syntesis Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian - bagian di dalam satu bentuk yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya. 6. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahauan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas. Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan : 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan. 2. Ekonomi Pendapatan Universitas Sumatera Utara Dalam memenuhi kebutuhan pokok primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih tercukupi bila dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan memengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk ke dalam kebutuhan sekunder. 3. Lingkungan Sosial Ekonomi Manusia adalah mahluk sosial dimana didalam kehidupan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Individu yang dapat berinteraksi lebih banyak dan baik, maka akan lebih besar dan terpapar informasi. 4. Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam pemberian respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang akan mereka dapatkan. 5. Paparan Media Massa atau Informasi Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa TV, radio, majalah dan lai-lain akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang tidak pernah terpapar informasi media massa. 6. Akses Layanan Kesehatan atau Fasilitas Kesehatan Mudah atau sulitnya dalam mengakses kesehatan tentunya akan berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam hal kesehatan. Universitas Sumatera Utara Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subjek penelitian atau respon Notoatmodjo, 2007. 1. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada taksonomi Bloom yang baru menurut Anderson dkk, Widodo, 2003 dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu: a. Pengetahuan Faktual Pengetahuan faktual meliputi unsur-unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu yang biasa digunakan oleh ahli di bidang tersebut. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi level rendah. Pengetahuan ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1 Pengetahuan tantang terminologi: mencakup pengetahuan tentang label, atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun nonverbal. 2 Pengetahuan tentang bagian detail dariunsur – unsur, mencakup pengetahuan tentang kejadian tertentu, ternpat, orang, waktu dan sebagainya. b. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan konseptual rneliputi pengetahuan tentang saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi secara bersama-sama. Pengetahuan konseptual terdiri dalam tiga bentuk yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian atau susunan yang berlaku dalam bidang ilmu tertentu. 2 Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi dan hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip dan generalisasi. 3 Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur: mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi serta saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu fenomena yang kornpleks. c. Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang cara untuk melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural berisi tentang langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan sesuatu. Pengetahuan prosedural terdiri dari: 1 Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan algoritma: mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritma yang harus ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan. 2 Pengetahuan tentang teknik khusus dan metode yang berhubungan dengan bidang tertentu: meliputi pengetahuan yang pada umunmya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau aturan yang berlaku dalam Universitas Sumatera Utara disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan ini lebih mencerminkan cara seorang dalam berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. 3 Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang benar: mencakup pengetahuan tentang penggunaan suatu teknik, strategi atau metode dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat itu. d. Pengetahuan Metakognitif Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan metakognitif terdiri dari: 1 Pengetahuan strategik mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar, berpikir dan memecahkan masalah. 2 Pengetahuan tentang tugas kognitif: mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu sesuai dengan situasi dan kondisinya. 3 Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar. Contoh: mencari informasi kesehatan untuk mengambil keputusan.

2.23. Sikap

Dokumen yang terkait

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga di Puskesmas Langsa Baro Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa-NAD Tahun 2010

6 109 104

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 0 18

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 0 2

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

1 1 18

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 35

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 5

Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Dalam Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Kompetensi 2.2.1. Pengertian Kompetensi - Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan Triase dan Kegawatdaruratan pada Korban Bencana Massal di Puskesmas Langsa Baro Tahun 2013

0 1 86

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan Triase dan Kegawatdaruratan pada Korban Bencana Massal di Puskesmas Langsa Baro Tahun 2013

0 0 11

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 TESIS

1 1 18