5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan
Triase dan Kegawatdaruratan pada Korban Bencana Massal di Puskesmas Langsa Baro
Hasil penelitian tentang variabel pengetahuan mengenai kesiapsiagaan triase
dan kegawatdaruratan pada korban bencana massal terhadap kinerja perawat di Puskesmas Langsa Baro, ditemukan mayoritas responden mempunyai kategori
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 31 orang 55.4. Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kinerja perawat dalam kesiapsiagaan triase dan kegawatdaruratan pada korban bencana massal dengan nilai p=0,001 p0,05. Dengan melihat pada hasil uji
statistik dapat dijelaskan semakin tinggi pengetahuan perawat mengenai kesiapsiagaan triase dan kegawatdaruratan, maka akan menghasilkan kinerja yang
baik dalam kesiapsiagaan triase dan kegawatdaruratan. Pengetahuan perawat dalam triase dan kegawatdaruratan pada korban bencana
massal berada pada kategori cukup, hal ini terlihat dari sudah mampunya responden mengetahui kesiapan yang diperlukan dalam keadaan gawat darurat 34 60,7,
tetapi dari hasil penelitian kita juga melihat, masih banyak responden tidak mengetahui peralatan resusitasi jalan nafas yang diperlukan pada tempat perawatan
gawat darurat di lokasi bencana massal yaitu sebanyak 55 98.2 responden Keterbatasan pengetahuan perawat terhadap peralatan resusitasi jalan nafas
yang diperlukan pada tempat perawatan gawat darurat di lokasi bencana massal, hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan mengenai resusitasi jalan nafas dan juga
Universitas Sumatera Utara
Pusksesmas Langsa Baro merupakan Puskesmas rawat jalan, yang mempunyai keterbatasan peralatan gawat darurat di Ruang Poli Tindakan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Anwar 2012, yang meneliti tentang hubungan pengetahuan, motivasi dan supervisi dengan kinerja perawat dalam
melaksanakan patient safety di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Tahun 2012. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 73 orang perawat pelaksana, 71,2 52 orang memiliki pengetahuan baik, 50,7 37 orang memiliki motivasi sedang,
75,4 55 orang menilai supervisi kepala ruangan baik dan 82,2 60 orang memiliki kinerja baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan, motivasi dan supervisi terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan program patient safety p0,05.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zuhriana 2012, yang meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur. Hasil penelitian menunjukkan, ada hubungan antara pengetahuan, motivasi, dan disiplin kerja dengan
kinerja perawat di unit rawat inap RSUD Bula dengan nilai p masing-masing 0,021, 0,019, 0,034.
Asumsi peneliti berdasarkan teori dan hasil penelitian, bahwasanya pengetahuan mempengaruhi terhadap kinerja perawat. Pengetahuan seseorang bisa
didapat dari pendidikan, pelatihan dan informasi yang diperolehnya dari lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan Triase