Keperawatan Bencana Prof. Dr. Amri Amir, Sp.F, S.H

dan pengobatan sesuai yang diresepkan oleh dokter atau dokter gigi, kebutuhan dari penilaian dan keterampilan spesialis tertentu Hidayat, 2003. Committee on Education American Nurses Association ANA 1965 Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberi pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan, profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga atau kelompok di komunitas. Keperawatan memiliki berbagai teori tindakan karena keperawatan mencari jawaban untuk reaksi klien yang berkaitan dengan kesehatan. Lokakarya Nasional Keperawatan, tahun 1983, keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk bio psiko - sosial - spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada Individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia Sumijatun, 2010.

2.20. Keperawatan Bencana

Pada fase akut bencana yang memakan banyak korban, terdapat banyak elemen-elemen tentang keperawatan gawat darurat. Tetapi, karakteristik Keperawatan Bencana adalah “memberikan pelayanan paramedis yang terbaik kepada sebanyak mungkin korban dalam kondisi terbatasnya sumber”. Oleh karena itu, dituntut adanya kemampuan untuk membuat keputusan dalam memberikan prioritas pelayanan medis dengan menggunakan sistem triase, dimana dengan cara ini berbeda dengan apa yang Universitas Sumatera Utara sering mereka lakukan dalam kondisi biasanormal. Teknik pengkajian yang dilakukan dalam triase bencana, secara prinsip menuntut perawat menggunakan kelima panca inderanya dan untuk mengoptimalkan maka perawat harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam kondisi normal. Tabel 2.2. Perbedaan antara Keperawatan Bencana Fase Akut dan Keperawatan Gawat Darurat Saat Normal Keperawatan Bencana pada Fase Akut Keperawatan Gawat Daraurat pada Saat Normal Objek Banyak orang komunitas Individu dan orang sekitarnya Prasyarat · Terbatasnya sumber SDM, bahan medis · Waktunya terbatas · Terbaik untuk banyak orang · Sumber-sumber medis dapat diperkirakan dan disiapkan · Keperawatan berkelanjutan · Perawatan medis terbaik untuk satu orang Keadaan Daerah Bencana: · Rusaknya fasilitas medis · Terputusnya fasilitas penunjang hidup gas, saluran air, listrik, telepon, sistem transportasi · Terputusnya dan kurangnya informasi · Sangat kekurang petugas medis · Kekurangan obat dan bahan- bahan medis · Alat medis tidak dapat Pada saat normal: · Fasilitas medis berfungsi normal · Fasilitas penunjang hidup berfungsi normal · Informasi bisa diperoleh · Petugas medis cukup · Persediaan obat-obatan dan bahan medis cukup · Alat-alat medis dapat digunakan · Trasnportasi dapat digunakan Universitas Sumatera Utara berfungsi dan terbatas · Terbatasnya sarana transportasi · Jumlah pasien melebihi daya tamping · Tenaga keperawatannya juga menjadi korban, atau hidup di area bencana · Daya tampung pasien cukup · Perawat tidak termasuk korban Tabel 2.2 Lanjutan Keperawatan Bencana pada Fase Akut Keperawatan Gawat Daraurat pada Saat Normal Spesifikasi Tindakan Keperawatan · Berbaur diantara para korban dan orang-orang disekitarnya. Intervensi terhadap para korban. · Pengumpalan data menggunakan kelima panca indera · Pengkajian fisik menggunakan kelima panca indera · Mengerahkan seluruh kemampuan dan keterampilan yang dimiliki · Pelayanan keperawatan yang cepat, tanggap dan kreatif ditengah keterbatasan sumber · Perawatan dan manajement kesehatan diserahkan pada pasien atau keluarganya sendiri · Kesulitan perawat untuk membuat cacatan tentang kondisi pasien · Kekurangan penyokong social · Intervensi terhadap satu orang dan orang-orang yang mengitarinya · Mampu menggunakan ME Medical Equipment untuk memonitoring pasien kritis · Dapat mengambil kesimpulan dari data objektif · Dapat berkonsultasi dan bekerja sama dengan perawat atau doker bila pengetahuan dan keterampilan kurang · Dapat mempraktikkan keperawatan dengan memanfaatkan sumber yang diperlukan berdasarkan manual atau proses · Perawatan di fokuskan Universitas Sumatera Utara pada pasien luka bakar · Mampu membuat cacatan tentang kondisi pasien · Mampu menggunakan penyokong sosial.

2.21. Puskesmas

Dokumen yang terkait

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga di Puskesmas Langsa Baro Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa-NAD Tahun 2010

6 109 104

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 0 18

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 0 2

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

1 1 18

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 35

Pengaruh Sumber Daya Organisasi Terhadap Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Langsa Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 5

Kesiapsiagaan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Dalam Menghadapi Bencana Di Kota Langsa

0 1 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Kompetensi 2.2.1. Pengertian Kompetensi - Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan Triase dan Kegawatdaruratan pada Korban Bencana Massal di Puskesmas Langsa Baro Tahun 2013

0 1 86

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perawat dalam Kesiapsiagaan Triase dan Kegawatdaruratan pada Korban Bencana Massal di Puskesmas Langsa Baro Tahun 2013

0 0 11

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 TESIS

1 1 18