Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel

Dimensi Indikator No Item Mengelola emosi a. Menahan emosi dan dorongan negatif 5 b. Menjunjung norma kejujuran dan integritas 6 c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri 7 d. Luwes terhadap perubahan 8 e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi baru 9 Memotiva si diri a. Dorongan untuk menjadi lebih baik. 10 b. Menyesuaikan dengan sasaran kelompok dan organisasi 11 c. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan 12 d. Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan 13 Mengenali emosi orang lain a. Memahami perasaan orang lain 14 b. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain 16 c. Mengerti perasaan orang lain 17 d. Siap sedia melayani 18 Membina hubungan dengan orang lain a. Kemampuan persuasi 19, 15 b. Terbuka mendengarkan orang lain dan memberi kesan yang jelas 20 c. Kemampuan menyesuaikan tanggung jawab 21 d. Memiliki semangat leadership 22 e. Kolaborasi dan kooperasi 23 f. Ada kemampuan untuk membangun tim 24 c. Variabel Keterampilan Berfikir Kreatif Menurut J Geoffrey Rawlinson 1989:1 berfikir kreatif adalah upaya untuk menghubungkan benda-benda atau gagasan- gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan. Menurut Florence Beetlestone 2011: 3 kreativitas melibatkan pengungkapan atau pengekspresian gagasan dan perasaan serta penggunaan berbagai macam cara untuk melakukannya, misal melalui seni eksprensif. Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Keterampilan Berpikir Kreatif No Indikator Nomor butir Jumlah pernyataan Jumlah pernyataa n + - + - 1 Kelancaran berpikir 1, 3, 9 2 3 1 4 2 Keluwesan berpikir 4 1 1 3 Rasional berpikir 6, 7 8 2 1 3 4 Menilai 11 13 1 1 2 5 Imajinatif 14, 15 2 2 6 Keaslian berpikir 17 2 1 7 Menghadapi tantangan 19 21 1 1 2 8 Ingin tahu 22, 23 2 2 9 Berani mengambil resiko 24 25 1 1 2 10 Menghargai 26 27 1 1 2 11 Memiliki prinsip 28,29 2 2 Jumlah 29 2. Pengukuran Instrumen Penelitian Pengukuran instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan skala Likert. Menurut Nuryaman 2015: 93 skala Likert dirancang agar responden dapat menyatakan sikapnya seberapa kuat ia setuju atau tidak setuju atas suatu pernyataan tertentu. Skala Likert ini sama seperti itemized rating scale hanya saja deskripsi adjektifnya selalu berupa persetujuan, dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skala Likert ini sering juga disebut sebagai summated scale karena respons dapat dianalisis untuk setiap point maupun dijumlahkan terlebih dahulu untuk setiap jawaban responden. Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 lima pilihan pendapat dengan mengacu pada skala Likert. Dalam penelitian ini terdapat 5 pilihan jawaban yang mengacu pada skala Likert yaitu: selalu; sering; kadang-kadang; jarang; dan tidak pernah. Skor untuk masing-masing pilihan pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut: a. Variabel Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif Pada variabel pembelajaran aktif terdapat pernyataan positif sebanyak 25 item. Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 lima pilihan pendapat dengan mengacu pada skala Likert. Menurut Nuryaman 2015: 93 skala Likert dirancang agar responden dapat menyatakan sikapnya seberapa kuat ia setuju atau tidak setuju atas suatu pernyataan tertentu. Skala Likert ini sama seperti itemized rating scale hanya saja deskripsi adjektifnya selalu berupa persetujuan, dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skala Likert ini sering juga disebut sebagai summated scale karena respons dapat dianalisis untuk setiap point maupun dijumlahkan terlebih dahulu untuk setiap jawaban responden. Dalam pernyataan positif terdiri dari : selalu Sl = skor 5, sering Sr = skor 4, kadang-kadang Kk = skor 3, jarang Jr = skor 2, dan tidak pernah Tp = skor 1. b. Variabel Kecerdasan Emosional Pada variabel kecerdasan emosional terdapat pernyataan positif sebanyak 24 item. Setiap butir pernyataan dinyatakan dalam 5 lima pilihan pendapat dengan mengacu pada skala Likert. Menurut Nuryaman 2015: 93 skala Likert dirancang agar responden dapat menyatakan sikapnya seberapa kuat ia setuju atau tidak setuju atas suatu pernyataan tertentu. Skala Likert ini sama seperti itemized rating scale hanya saja deskripsi adjektifnya selalu berupa persetujuan, dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skala Likert ini sering juga disebut sebagai summated scale karena respons dapat dianalisis untuk setiap point maupun dijumlahkan terlebih dahulu untuk setiap jawaban responden. Dalam pernyataan positif terdiri dari : selalu Sl = skor 5, sering Sr = skor 4, kadang-kadang Kk = skor 3, jarang Jr = skor 2, dan tidak pernah Tp = skor 1. c. Variabel Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam variabel keterampilan berpikir kreatif terdapat 2 dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap butir pernyataan dinyatakan dengan mengacu pada skala Likert. Dalam pernyataan positif terdiri dari : selalu Sl = skor 5, sering Sr = skor 4, kadang-kadang Kk = skor 3, jarang Jr = skor 2, dan tidak pernah Tp = skor 1. Sedangkan dalam pernyataan negatif meliputi: selalu Sl = skor 1, sering Sr = skor 2, kadang-kadang Kk = skor 3, jarang Jr = skor 4, dan tidak pernah Tp = skor 5

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Bagong Suyanto 2011: 55, kuesioner merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif option jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya. Responden pada penelitian ini adalah peserta didik SMA di wilayah Kulonprogo.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Validitas Menurut Nuryaman, dkk 2015: 96 pengujian validitas bertujuan untuk memberi keyakinan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian mengukur apa yang sesungguhnya ingin diukur. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment Arikunto, 1989: 137-138 Rumus 1: dengan nilai simpangan = xy x y Dengan pengertian x = X – rata-rata dari X y = Y – rata-rata dari Y Rumus 2 : dengan angka kasar: = [n X X ][n X Y ] Keterangan: n : jumlah responden X : skor variabel jawaban responden Y : skor total dari variabel Jika nilai koefisien r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid, tetapi apabila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal tesebut dapat dikatakan tidak valid dan perlu untuk dilakukan pengujian ulang. Nilai r tabel dapat dihitung dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 187 siswa dengan taraf signifikasi 5, dari responden sebanyak 187 siswa tersebut dapat dilihat di tabel dengan cara menghitung df = n – 2 Keterangan: df = degree of freedom drajat kebebasan n = jumlah responden Perhitungan r tabel adalah: Df = 187–2 = 185 Tabel 3.6 Sebagian dari r tabel Df = n-2 Taraf signifikasi sebesar 0,05 5 185 0,1435 Jika nilai corrected item-total correlation setiap item lebih besar dari r tabel = 0,1435, maka item pernyataan pada kuesioner dapat dikatakan valid. Sebaliknya, jika nilai corrected item-total correlation setiap item lebih kecil dari r tabel = 0,1435, maka item pernyataan dikatakan tidak valid. Pengujian validitas dilakukan secara keseluruhan terhadap responden sebanyak 187 siswa. Responden sebenarnya berjumlah 193 siswa, tetapi karena adanya responden yang tidak hadir maka data responden yang dapat diperoleh hanya sebanyak 187 siswa. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas pada masing-masing variabel dalam penelitian ini:

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan keterampilan berpikir kreatif dan efikasi diri

0 4 189

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 12