Kondisi Siklus II Hubungan antar Siklus

commit to user 80 kelemahan yang ada dalam prasiklus dan untuk meningkatkan hasil belajar. Setelah dilakukan pengajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen TGT Nampak adanya peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa, yakni nilai rata-rata kelas V pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi. Di sini terlihat ada peningkatan nilai rata-rata siswa yang semula pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 63,53 menjadi 72, 82 pada siklus I dan 76, 65 pada siklus II. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I rata-rata siswa yang semula 63, 53, meningkat menjadi 72, 82. Siswa yang belum mencapai nilai KKM dari siswa menurun menjadi 2 siswa dari 34 siswa atau 5, 88, sedangkan yang sudah mencapai niali KKM meningkat dari 13 siswa menjadi 32 siswa atau 94, 12. Karena peneliti menginginkan adanya perbaikkan lagi mengenai peningkatan nilai siswa, sehingga peneliti perlu adanya perlakuan kembali bagi siswa yaitu dengan melaksanakan tindakan siklus II. Akan tetapi berdasarkan pengamatan oleh observer dan peneliti, masih ditemukan beberapa kelemahan yang teridentifikasi selama proses KBM dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT pada siklus I antara lain : a. Siswa masih agak takut dan nervous, karena pembelajaran tidak sama dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. b. Situasi di dalam kelas yang kurang begitu kondusif yang ditandai dengan masih adanya beberapa siswa yang gaduh dan kurang berkonsentrasi pada saat KBM berlangsung dan begitu pula saat kerja kelompok.

3. Kondisi Siklus II

Berdasarkan kelemahan pada siklus I kemudian peneliti merevisi semua rancangan dengan menjelaskan konsep materi peristiwa sekitar proklamasi yang belum di kuasai secara jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa. Perencanaan pada apa yang telah dijelaskan tersebut di atas dilaksanakan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan terhadap kelemahan yang muncul pada siklus I. commit to user 81 Di sini peneliti melihat adanya peningkatan nilai siswa baik dari penilaian perilaku dan sikap siswa terhadap kelemahan pelajaran maupun nilai akademis yang dicapai oleh siswa. Pada siklus II ini beberapa siswa yang mulanya dari kegiatan siklus I aspek afektif yaitu perilaku siswa masih takut dan masih pasif dalam mengikuti pembelajaran, ada beberapa yang masih ramai dan kurang berkonsentrasi. Selain itu juga terlihat adanya peningkatan pada aspek kemampuan kognitif yaitu adanya peningkatan pada hasil belajar siswa yang mana pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 72, 82 menjadi 76, 65. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus II rata-rata siswa yang semula 72, 82 meningkat menjadi 76, 65. Siswa yang belum mencapai nilai KKM dari 2 siswa menurun menjadi 0 siswa yang tidak memenuhi KKM. Pada siklus II semua siswa sudah memenuhi KKM walaupun masih ada beberapa siswa yang nilainya berada pada ambang batas nilai KKM. Nilai tersebut sudah sangat baik sehingga peneliti tidak melakukan perbaikan kembali. Kemudian bagi siswa yang msih diambang batas KKM harus mendapat perhatian lebih dari guru.

4. Hubungan antar Siklus

Berdasar data yang diperoleh dari kondisi awal prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 39 lampiran 51 halaman 178. Berdasar data nilai tabel 39 dapat diketahui, bahwa nilai rata-rata sebelum dilaksanakan tindakan pra siklus yaitu 63, 53. Tetapi setelah dilakukan siklus I, yang semula rata-rata siswa 63, 53 menjadi 72, 82. Setelah dilakukan siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 76, 65. Sehingga dengan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT dikatakan berhasil. Untuk memperjelas data tabel 39 dapat dilihat tabel distribusi frekuensi hubungan antar siklus nilai hasil belajar IPS pada tabel 40. commit to user 82 Tabel 40. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Frekuensi NO. Interval Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II 1 36-45 5 2 46-55 1 3 56-65 15 4 4 66-75 6 23 19 5 76-85 4 3 11 6 86-95 3 4 4 Jumlah 34 34 34 Dari hasil data tabel 40 dapat disimpulkan bahwa, pada prasiklus siswa yang mendapat nilai di atas KKM adalah sebanyak 13 siswa atau 38, 24. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 21 siswa atau 61, 76. Setelah dilakukan siklus I siswa yang mendapat nilai di atas KKM meningkat menjadi 32 siswa atau 94, 12, dan yang mendapat nilai di bawah KKM hanya 2 siswa atau sebesar 5, 88. Setelah dilakukan siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM meningkat yaitu 34 siswa atau 100, dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Adapun grafik nilai hasil belajar IPS antar siklus dapat dilihat pada gambar grafik 18. Grafik 18. Nilai Hasil Belajar Antarsiklus commit to user 83 Berdasarkan grafik 18 nilai hasil belajar di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas pra siklus sebesar 63, 53. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 13 siswa atau 38,24, dan yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 21 siswa atau sebesar 61,76. Setelah dilakukan siklus I, nilai rata-rata kelas siswa yang semula 63,53 meningkat menjadi 72, 82. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 32 siswa atau sebesar 94, 12, dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM turun menjadi 2 siswa atau sebesar 5, 88. Setelah dilakukan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 76, 65. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 34 siswa dari 34 siswa atau sebesar 100. Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui nilai hasil belajar yang diperoleh SD Negeri 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun Ajaran 20102011, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK dianggap cukup, sehingga penelitian diakhiri pada siklus II. commit to user 84 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG OPERASI CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 POPONGAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 10 206

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 / 20

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV MI MISBAHUL HUDA PROBOLINGGO.

0 0 112

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN PERMAINAN CATUR PADA SISWA KELAS IV SD N 3 PINGIT TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5