Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

commit to user 9 2 Kelelahan Rohani, dilihat dari hilangnya gairah dan semangat untuk belajar yang dapat disebabkan oleh kelesuan dan kebosanan. 2. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar individu tersebut, antara lain : a Faktor Keluarga, yaitu faktor yang berasal dari dalam keluarga individu itu sendiri, antara lain pola asuh orang tua, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana atau keharmonisan keluarga, perhatian dari keluarga khususnya dari orang tua, latar belakang keluarga. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa di rumah. b Faktor Sekolah, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekolah. Meliputi metode pengajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa dan hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, waktu pelajaran di sekolah, alat pelajaran, kondisi gedung sekolah sarana dan prasarana, tugas rumah, c Faktor Masyarakat, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar siswa masyarakat, seperti pergaulan dalam mayarakat, bentuk kehidupan, status sosial, kebudayaan dan adat istiadat, media massa. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan dimana terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri individu itu sendiri dan faktor dari luar individu tersebut.

c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan Depdikbud, 2004: 45. Ilmu sosial adalah disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah, commit to user 10 memusatkan manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk Hidayati, 2008: 1.4 Pendidikan IPS mempunyai dua konsep, yakni: 1 pendidikan LPS yang diajarkan dalam tradisi ”citizenship transmission” dalam bentuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Sejarah Nasional, 2 pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi ”social science” dalam bentuk pendidikan IPS terpisah dari SMU, yang terkonfederasi di SLTP dan yang terintegrasi di SD Udin S. Winataputra, 2008: 51 Dalam Hidayati 2008: 1.6 definisi IPS menurut National Council for Social Studies NCSS, mendefinisikan IPS sebagai berikut: Social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Memang pengetahuan sosial itu diperoleh secara alamiah dari kehidupan sehari-hari, telah ada pada diri kita masing- masing namun hal ini belum cukup menginat kehidupan masyarakat dengan segala permasalahannya makin berkembang. Untuk menghadapi keadaan demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup. Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS. 2 IPS di Sekolah Dasar Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan anak adalah entitas yang unik yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka akan commit to user 11 berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktuyang semakin meluas dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang dan waktu. Pembelajaran IPS SD dimulai dari hal yang sederhana, dimulai dari pengenalan diri sendiri self, keluarga, tetangga, lingkungan baik tingkat RT maupun RW, keurahandesa, kecamatan, kabupatenkota, provinsi, negara, negara tetangga dan bahkan dunia. Pembelajaran IPS di SD mempunyai beberapa karakteristik dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya Hidayati, 2008: 1.26, yaitu sebagai berikut: a Materi IPS SD Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain: 1 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. 2 Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi. 3 Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. 4 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. 5 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. b Karakteristik Penyampaian Pengajaran IPS SD Karkteristik penyampaian pengajaran IPS sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak diri sendiri, keluarga, masyarakattetangga, kota, daerah, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” Mukminan dalam Agus Badrudin, commit to user 12 2009: http: beduatsuko. blogspot.com, diakses pada tanggal 20 Januari 2011. Menurut Hidayati 2008: 1-29 ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD. Karakteristik pada masa kelas rendah SD Kelas 1, 2, dan 3: 1 Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah 2 Suka memuji diri sendiri 3 Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting 4 Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya 5 Suka meremehkan orang lain Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD Kelas 4, 5, dan 6; 1 Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. 2 Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. 3 Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus. 4 Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. Menurut Jean Piaget dalam Hidayati 2008: 1.29 usia siswa SD 7-12 tahun ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa. 3 Fungsi IPS Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari Depdikbud, 1995: 139. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi untuk mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia Depdikbud, 2004: 45. commit to user 13 Dalam http:massofa.wordpress.com 2007 1221 hakekat -ips- sebagai –program -studi, diakses pada tanggal 20 Januari 2011 fungsi IPS sebagai pendidikan adalah membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional. 4 Tujuan pembelajaran IPS Dalam Hidayati 2008: 1.24 kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial sebutan IPS dalam Kurikulum 2004, bertujuan untuk: a Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis. b Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Menurut Oemar Hamalik dalam Hidayati 2008: 1.24 merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: 1 pengetahuan dan pemahaman, 2 sikap hidup belajar, 3 nilai-nilai sosial dan sikap, 4 keterampilan. 5 Ruang lingkup pembelajaran IPS Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a Manusia, Tempat, dan Lingkungan b Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c Sistem Sosial dan Budaya d Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan commit to user 14 Berdasarkan Silabus Kurikulum KTSP Kelas V tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran IPS pada satuan pendidikan di SDMI kelas V semester II meliputi aspek yang terdapat pada tabel 1 di bawah ini: Tabel. 1 Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator a. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan. 2.3.1 Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi peristiwa Rengesdengklok, penyusunan teks proklamasi, detik- detik proklamasi kemerdekaan 6 Evaluasi Pembelajaran IPS Dalam suatu pembelajaran haruslah ada sebuah evaluasi untuk mengetahui ada tidaknya dampak dari proses pembelajaran yang diterapkan. Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian assesment dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan management pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan Sarwiji Suwandi, 2009: 8. Menurut Baxter dalam Sarwiji Suwandi 2009: 9 mengemukakan pentingnya penilaian dalam pembelajaran, antara lain: 1 untuk membandingkan siswa satu dengan yang lainnya, 2 untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu, 3 untuk membantu kegiatan commit to user 15 pembelajaran siswa, 4 untuk mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam Endang Poerwanti 2008:1-5 evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria, baik melalui evaluasi proses maupun evaluasi akhir. Dalam penelitian tindakan kelas biasanya menggunakan penilaian berbasis kelas. Menurut Supranata dan Hatta dalam Sarwiji Suwandi 2009: 12 penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum. Penilaian ini dapat dilaksanakan di dalam danatau di luar kelas seperti laboratorium maupun lapangan. Dalam penilaian kelas menggunakan berbagai alat dengan melalui: 1 Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, meliputi: a Observasi, yaitu digunakan untuk menilai aktivitas pembelajaran siswa dalam kelompok. b Performance assesment unjuk kerja, yaitu digunakan dalam berbagai kontek untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu, misalnya kemampuan berbicara. c Sikap, merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang yang meliputi tiga komponen, yakni: afektif perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek, kognitif kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek dan konatif kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. commit to user 16 d Proyek tugas, yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu, misalnya penelitian sederhana tentang air di rumah, penelitian tentang harga sembako di pasar. e Produk hasil penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk dari hasil pembelajaran tersebut, seperti penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni:makanan, pakaian, patung, lukisan, gambar f Portofolio, yakni penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes bukan nilai atu bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran Depdiknas, 2006: 15-16 g Self assesment penilaian diri, yaitu suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Misalnya menilai penguasaaan pengetahuan, membuat tulisancerpen, menilai kecakapan berpendapat. 2 Evaluasi Akhir, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat akhir pembelajaran. Biasanya dengan menggunakan tes. Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapakan commit to user 17

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG OPERASI CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 POPONGAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 10 206

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 / 20

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV MI MISBAHUL HUDA PROBOLINGGO.

0 0 112

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN PERMAINAN CATUR PADA SISWA KELAS IV SD N 3 PINGIT TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5