commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara Depdiknas: 2003.
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha untuk mencapainya. Demikian halnya Indonesia, yang menaruh harapan besar
terhadap pendidik yang berpendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus
dibentuk. Namun ada banyak hal yang harus disiapkan seperti sarana dan prasarana serta guru yang berperan sangat penting.
M. Furqon Hidayatulloh 2009: 234 mengemukakan guru luar biasa adalah guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar
peserta didik dapat berkembang potensinya secara optimal. Tugas dan fungsi guru dalam memberdayakan potensi peserta didik sangat penting
sehingga diperlukan profil guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Dalam hal ini diperlukan guru yang berkarakter kuat dan cerdas. Dimana guru yang berkarakter kuat meliputi
amanah dan keteladanan. Amanah dibangun atas dasar empat pilar komitmen, kompeten, kerja keras, konsisten, sedangkan keteladanan
dibangun atas dasar tiga pilar kesederhanaan, kedekatan, pelayanan maksimal. Cerdas berkaitan dengan kecerdasan intelektual, emosi, dan
spiritual. Sehingga guru sejati adalah guru yang dapat membangun insan peserta didik yang berkarakter kuat dan cerdas.
Berdasarkan berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, guru SD tidak
luput dari peranannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bahkan sekarang tidak sedikit kaum muda yang mulai tertarik pada profesi ini. Mata pelajaran yang
diajarkan terhitung banyak, namun terdapat salah satu mata pelajaran yang
commit to user 2
kebanyakan siswa merasa bosan dan jenuh, karena pembelajaran yang sarat akan materi dan cerita, yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial IPS.
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai dari SDMI sampai SMAMA. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social. Melalui mata pelajaran IPS pesrta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Depdiknas, 2007: 18.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 07 Ngringo, rendahnya hasil belajar IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi di
kelas V SD Negeri 07 Ngringo, Karanganyar dikarenakan guru belum menggunakan model pembelajaran serta mendesain skenario atau strategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Guru sering menggunakan model
pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah dan membosankan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi guru, siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek
bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari hasil pengamatan dan wawancara, hasil belajar IPS kelas V SD
Negeri 07 Ngringo untuk mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi menunjukkan belum mencapai hasil yang maksimal. Indikator
rendahnya kualitas belajar tersebut berdasarkan hasil ulangan harian kelas V mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi yaitu nilai
tertinggi 86, nilai terendah 50, sedangkan nilai KKM yang harus dicapai siswa adalah 65. Dari siswa secara keseluruhan berjumlah 34, siswa yang mendapat nilai
di bawah KKM sebanyak 20 siswa. Sehingga dari hasil belajar tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada pokok bahasan berikutnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V, selama ini guru masih menggunakan metode ceramah, penugasan, dan diskusi. Hal itu dikarenakan guru
menyadari bahwa belum memahami betul mengenai model-model pembelajaran
commit to user 3
yang inovatif serta kurang adanya sosialisasi mengenai model dan metode pembelajaran tersebut. Guru menggunakan metode penugasan dan diskusi pada
waktu guru tidak dapat hadir karena mengikuti penataran atau tugas di luar sekolah. Pada umumnya guru menyampaikan materi dasar dengan metode
ceramah, sehingga dominasi kegiatan selama proses pembelajaran berada pada guru. Peran siswa menjadi pasif, lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru. Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan
peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan masalah ini adalah model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament TGT. Karena dalam pembelajaran
kooperatif tipe ini tidak hanya sekedar bekerja dalam kelompok saja, namun terdapat permainan yang tersaji dalam game yang disajikan secara turnamen.
Dunia anak adalah dunia barmain. Hampir semua anak menyukai permainan dan hal-hal yang menyenangkan. Dengan mengusung misi
pembelajaran yang menyenangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT merupakan tindakan alternatif yang kiranya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menghargai siswa. Terutama dalam pembelajaran IPS yang kebanyakan anak merasa jenuh, bosan, mengantuk dan
sebagainya yang diharapkan dapat diubah menjadi sesuatu yang menyenangkan dan disukai oleh anak. Dalam model pembelajaran tipe Team Games Tournament
TGT ini dikemas dalam bentuk pemainan karena bermain merupakan pemenuhan suatu kebutuhan mendasar bagi anak-anak serta sesuatu yang sangat
menarik Russel Tyler, 1999, dalam jurnal Pendidikan ”Dwija Utama”. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT dapat
membantu dalam menciptakan sebuah suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, optimal dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi. Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat masalah ini menjadi bahan
penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran
commit to user 4
Kooperatif Tipe Team Games Tournament TGT Pada Siswa Kelas V SD Negeri 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun Ajaran 20102011”.
B. Identifikasi Masalah