35 akanbersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran.
Perspektif ini terdiri dari berbagai ukuran utama keberhasilan perusahaan.
3. Perspektif proses bisnis internal
Dalam perspektif proses bisnis internal, para penaggung jawab mengidentifikasi berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan
baik oleh perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk : a.
Memberikan preposisi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar sasaran
b. Memenuhi harapan keuntungan finansial kepada para pemegang
saham 4. Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran
Pada keempat dan terakhir pada balanced scorecard mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan.
Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga
perspektif balanced scorecard.
2.1.6 Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran
Para manajer dibeberapa perusahaan telah mengetahui bahwa jika evaluasi semata-mata berdasarkan atas kinerja finansial jangka pendek, seringkali sulit
untuk mempertahankan investasi yang akan menghasilkan peningkatan kapabilitas pekerja, sistem, dan proses bisnis perusahaan. Pengeluaran untuk investasi
semacam itu dianggap sebagai pengeluaran periodik dan model akuntansi keuangan sehingga penyusutan dalam investasi merupakan cara yang mudah
Universitas Sumatera Utara
36 untuk mendapatkan penghasilan bagi perusahaan dengan jangka pendek.
Konsekuensi merugikan yang akan diakibatkan oleh kegagalan yang terus- menerus dalam peningkatan kapabilitas sistem, pekerja, dan perusahaan.
Balanced scorecard menekan pentingnya menanam investasi bagi masa mendatang, seperti investasi peralatan baru, riset, pengembangan produk baru,
peralatan, dan pelatihan dan pengembangan jelas sangat penting, tetapi perusahaan disisi lain harus melakukan investasi dalam infrastruktur para pekerja
people,sistem system, dan prosedur procedure. Kaplan.Norton menemukan sebagian besar perusahaan menetapkan tujuan pekerja yang ditarik dari tiga
pengukuran utama yang berlaku umum. Tiga pengukuran tersebut adalah: 1 kepuasan kerja, 2 retensi pekerja, 3produktivitas pekerja.
Faktor Yang Mempengaruhi
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan
Penggunaan sumber daya manusia menjadi sasaran utama perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, hal tersebut disebabkan karena sumber daya
HASIL Retensi
Pekerja
Kepuasan Pekerja
Produktivitas Pekerja
Kompetensi Staf
Infrastuktur Teknologi
Iklim untuk Bertindak
Universitas Sumatera Utara
37 manusia menjadi faktor pembeda perusahaan dalam persaingan, melalui
kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan dalam pekerjaan. Selain itu sumber daya manusia merupakan subjek pelaku utama penggerak bagi pencapaian
sasaran perusahaan.
2.1.6.1 Mengukur Kepuasan Pekerja
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan
kondisi dirinya, Mangkunegara 2013:117. Menurut Sutrisno 2010:74 kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan
terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerjasama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut
faktor fisik dan psikologis. Mangkunegara 2013:117. Adapun dimensi-dimensi yang terdapat dalam kepuasan kerja adalah:
a. Pekerjaan Itu Sendiri
Pekerjaan itu sendiri yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen memuaskan. Adapun indikator-indikatornya adalah: a
Kemampuan melaksanakan pekerjaan, b Kesempatan belajar b.
Gaji Gaji adalah imbalan kepada pegawai yang diberikan atas tugas-tugas
administrasi dan pimpinan yang jumlahnya biasanya tetap secara bulanan. Indikator-indikator yang digunakan dalam gaji adalah: a Gaji sesuai
beban pekerjaan, b Ketepatan waktu pemberian gaji.
Universitas Sumatera Utara
38 c.
Kesempatan Promosi Promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan
lain yang lebih tinggi yang selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi pula dari jabatan yang diduduki sebelumnya.
Adapun indikator-indikator yang tercakup dalam kesempatan promosi adalah: a Jenjang karir yang jelas, b Kesempatan promosi yang adil
d. Pengawasan
Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Indikator-indikator yang tercakup di dalamnya adalah: a Bantuan teknis yang diberikan atasan, b Motivasi oleh atasan
e. Rekan Kerja
Rekan kerja yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan
rekan kerjanya sangat menyenangkantidak menyenangkan. Indikator- indikator yang tercakup dalam rekan kerja adalah: a Kerja sama tim yang
baik, b Hubungan yang harmonis Dan dimensi yang terdapat dalam mengukur kepuasan kerja adalah faktor
kepuasan finansial, faktor kepuasan fisik, faktor kepuasan sosial, dan faktor kepuasan psikologi, selain itu terdapat juga unsur unsur dalam suatu survei
kepuasan pekerja dapat meliputi: 1 Keterlibatan dalam pegambilan keputusan, 2 Penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik, 3 Akses
Universitas Sumatera Utara
39 memadai kepada informasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik, 4
Dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif, 5 Tingkat dukungan dari fungsi staff, 6 Kepuasan keseluruhan dengan perusahaan.
Para pekerja dapat diminta menilai perasaan mereka pada skala 1 sampai 3 atau 1 sampai 5, dengan ujung yang paling rendah diberi sebuta n “tidak puas”,
dan pada ujung yang paling tinggi dengan sebutan “sangat puas”. Suatu indek agregat kepuasan pekerja kemudian dapat disertakan dalam balanced scorecard,
dengan para eksekutif yang kompeten menetapkan tingkat kepuasan menurut devisi dan departemen.
2.1.6.2 Mengukur Retensi Pekerja
Retensi pekerja adalah kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pekerja – pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasinya. Perusahaan
yang telah melakukan investasi dalam sumber daya manusia akan sia – sia apabila tidak dapat mempertahankan pegawainya untuk seterusnya berada dalam
organisasi. Teori yang menjelaskan ukuran ini adalah bahwa perusahaan membuat investasi jangka panjang dalam diri para pekerja sehingga setiap kali para pekerja
berhenti yang bukan atas keinginan perusahaan merupakan kerugian modal intlektual bagi perusahaan. Oleh sebab itu perusahan yang telah melakukan
investasi dalam sumberdaya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan karyawannya untuk terus berada dalam perusahaan. Retensi pekerja pada umunya
diukur dengan pesentase keluarnya pekerja yang memegang jabatan kunci. Pemeliharaan karyawan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
karna jika karyawan kurang diperhatikan, semangat kerja, sikap dan loyalitas
Universitas Sumatera Utara
40 karyawan akan menurun. Pemeliharaan adalah usaha mempertahankan dan
meningkatkan kondisi fisik, mental, sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan
2.1.6.3 Mengukur Produktivitas Karyawan
Produktivitas pekerja adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan usaha peningkatan moral, keahlian pekerja, inovasi, proses internal, dan kepuasan
pelanggan. Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut
atau menghubungkan output yang dilakukan dengan para pekerja terhadap jumlah keseluruhan pekerja. Ada banyak cara untuk mengukur produktivitas pekerja.
Ukuran produktivitas yang paling sederhana adalah pendapatan per pekerja. Dengan semakin efektifnya pekerja dalam menjual lebih banyak produk
dan jasa dengan nilai tambah yang meningkat, pendapatan per pekerja seharusnya juga meningkat.
2.1.6.4 Faktor Pendorong Pembelajaran dan Pertumbuhan untuk Situasi Tertentu
Setelah memilih ukuran utama untuk kelompok utama pekerja yaitu kepuasan, retensi dan produktivitas, perusahaan selanjutnya harus
mengidentifikasi faktor pendorong khusus untuk situasi tertentu dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, faktor tersebut adalah melatih kembali tenaga
kerja, kapabilitas sitem informasi,serta motiasi, pemberdayaan dan keselarasan.
Universitas Sumatera Utara
41
2.1.6.5 Melatih Kembali Tenaga Kerja
Kita dapat memandang tuntutan akan pentingnya pelatihan ulang para pekerja dalam dua dimensi: tingkat pelatihan ulang yang dibutuhkan dan
persentase tenaga kerja yang membutuhkan pelatihan ulang. Bila tingkat pelatihan ulang pekerja rendah, latihan dan pendidikan normal sudah cukup bagi
perusahaan untuk mempertahankan kapabilitas pekerja. Bagi perusahaan yang memerlukan pelatihan ulang secara besar-besaran, ukuran lain yang mungkin
dapat dipakai adalah lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pekerja dengan tingkat kompetensi yang dibutuhkan. Jika tujuan pelatihan ulang besar-
besaran harus dicapai, perusahaan itu sendiri harus mampu dalam mengurangi lama siklus yang dibutuhkan tiap pekerja untuk menyelesaikan pelatihan ulang.
2.1.6.6 Kapabilitas Sistem Informasi
Jika ingin agar para pekerja efektif dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis, perlu didapat banyak informasi mengenai pelanggan, proses bisnis internal,
dan konsekuensi finansial keputusan perusahaan. Sistem informasi yang baik adalah suatu persyaratan bagi pekerja untuk meningkatkan secara
berkesinambungan proses bisnis, melalui berbagai upaya TQM, atau secara tidak berkesinambungan, melalui proyek perancangan atau rekayasa ulang.
2.1.6.7 Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Meskipun pekerja yang terampil dilengkapi dengan akses informasi yang lebih luas tidak akan memberi kontribusi bagi keberhasilan perusahaan jika
mereka tidak termotivasi bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan, atau jika mereka tidak diberikan kebebasan membuat keputusan dan mengambil
Universitas Sumatera Utara
42 tindakan. Oleh karenanya faktor yang ketiga bagi tujuan pembelajaran dan
pertumbuhan terfokus kepada iklim perusahaan yang mendorong timbulnya motivasi dan inisiatif pekerja.
2.1.6.8 Ukuran Saran yang Diberikan dan Dilaksanakan
Adanya para pekerja yang termotivasi, dan yang terberdayakan dapat diukur dengan beberapa cara. Sebuah ukuran yang sederhana, dan banyak
digunakan, adalah banyaknya saran yang diberikan per pekerja. Ukuran ini mengukur partisipasi pekerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Ukuran
seperti ini dapat diperkuat lagi dengan sebuah ukuran pelengkap, jumlah saran yang dilaksanakan, yang menilai mutu saran yang diajukan, dan juga
mengkomunikasikan kepada tenaga kerja bahwa saran-saran mereka dihargai dan benar-benar diperhatikan.
2.1.6.9 Ukuran Keselarasan Perorangan dan Perusahaan
Faktor pendorong kinerja perorangan dan perusahaan berfokus pada apakah setiap departemen dan pekerja perusahaan telah menyelaraskan tujuan
mereka dengan tujuan perusahaan yang dinyatakan dalam balanced scorecard. Sebuah perusahaan menjelaskan suatu proses terus berkembang di perusahaannya.
Dalam proses ini, manajemen senior berusaha memperkenalkan scorecard kepada berbagai tingkat perusahaan yang lebih rendah. Proses pemaparan ini
mempunyai dua tujuan utama: 1 Tujuan setiap pekerja dan sub-unit perusahaan, sistem imbalan, dan penghargaan selaras dengan usaha pencapaian tujuan bisnis,
2 Pengukuran kinerja berdasarkan tim.
Universitas Sumatera Utara
43
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO NAMA
TAHUN JUDUL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN 1
windah Farhana
2009 Analisis Kinerja
Perusahaan Dengan Menggunakan Metode
Balance Scorecard Studi Kasus pada Bank Rakyat
Indonesia Tbk Kinerja pada bank rakyat
indonesia, tbk dapat dinilai bahwa kinerja perusahaannya
dinyatakan baik
2 Dessy
Irawan 2010
Pengukuran Kinerja Perbankan Berdasarkan
Analisi Blanced Scorecard pada PT.Bank Mandiri
PerseroTbk Penggunaan balanced scorecard
dalam pengukuran atau evaluasi kinerja dapat diterapkan pada
PT.Bank mandiri Tbk karena parameter yang diperlukan untuk
analisi kinerja dari keempat perspektif telah dipenuhi
3 Novi Eka
2011 Pengaruh Penerapan
Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajerial Penerapan balanced scorecard
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, sehingga
semakin baik penerapan balanced scorecard sebagai
pengukuran kinerja semakin baik kinerja manajerial
4 Jidanah
Darmiyati 2013
Penerapan Balanced Scorecard Sebagai
Metode Pengukuran Kinerja pada RS IPHI
Pedan Kabupaten Klaten Hasil akhir dari analisisi ini
menghasilkan aplikasi untuk menganalisis data perusahaan
sehingga dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan.
5 Pariaman
2014 Balanced Scorecard
Sebagai Pengukuran Keunggulan pengukuran kinerja
organisasi berbasis balanced
Universitas Sumatera Utara