45
2.3 Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah peneliti maka di gambarkan ke dalam pemikiran seperti:
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Analisis penggunaan konsep Balanced Scorecard dalam
mengukur kinerja pembelajaran dan pertumbuhan karyawan Studi Kasus pada PT.Perkebunan Nusantara III Persoro Medan
Keterangan: PT.Perkebunan Nusantara III Persero Medan merupakan perusahaan
BUMN yang bergerak di bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil kebun dan berdiri sejak tahun 1996. Peneliti menemukan bahwa
permasalahan yang terjadi pada PTPN III adalah pengukuran kinerja yang Perumusan Masalah
Visi, Misi dan Strategik Balanced Scorecard
Keuangan Pelanggan
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kepuasan Karyawan Retensi Karyawan
Produktivitas Karyawan
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
Universitas Sumatera Utara
46 digunakan perusahaan tersebut sering mengalami perubahan. Perusahaan
menggunakan pengukuran kinerja keuangan dan kurang memperhatikan pengukuran non keuangan.
Untuk mengatasi pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan kinerja keuangan, maka perusahaan harus menciptakan visi, misi dan sasaran strategik
perusahaan yang melihat pada masa depan perusahaan dengan menerapkan balanced scorecard dengan empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Visi adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu organisasi perusahaan, Sedangkan misi adalah merupakan
penjabaran dalam visi yang dicita-citakan, dan untuk merealisasikan visi dan misi suatu perusahaan, maka perusahaan itu harus memiliki strategi jangka panjang
maupun jangka pendek. Oleh karena itu perusahaan harus memilih strategi yang cocok untuk pencapaian visi dan misi tersebut..
Sehingga pada tahun 2009 PT.Perkebunan Nusantara III menggunakan balanced scorecard sebagai alat pengukuran kinerja dan mulai melakukan
perubahan pada perusahaan secara berkesinambungan, tetapi pada tahun 2012 perusahaan melakukan perubahan pengukuran kinerja dengan menggunakan
SMKBK Sistem Manajemen Berbasis Kompetensi, dimana hanya karyawan yang memiliki kompetensi saja yang difokuskan oleh perusahaan mengikuti
pembelajaran dan pengembangan yang diterapkan oleh perusahaan. Sehingga karyawan yang kurang diperhatikan perusahaan tidak memberikan kemampuan
dan loyalitasnya pada perusahaan dan membuat pendapatan perusahaan menurun.
Universitas Sumatera Utara
47 Sehingga perusahaan pada tahun 2014 kembali menerapkan pengukuran kinerja
dengan menggunakan konsep balanced scorecard. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mendiskripsikan pengukuran kinerja,
yang dengan mengggunakan metode balanced scorecard, tetapi hanya satu perspektif saja, yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang diukur
dengan kepuasan karyawan, retensi karyawan dan produktivitas karyawan. Agar perusahaan lebih mampu mengembangkan karyawan yang memiliki kompetensi
yang unggul, dan di harap karyawan mampu memberikan loyalitas nya kepada perusahaan untuk menunjang kemajuan perusahaan dalam persaingan bisnis dan
dapat meningkatkan laba perusahaan. Setelah diadakan penelitian ini maka diharapkan akan menemukan hasil
yang diinginkan dan dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja di PT.Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Dan dapat diketahui apa
keuanggulan dari menggunakan metode Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis yang semakin ketat dalam era globalisasi menyebabkan perubahan suatu perusahaan baik dalam persaingan, produksi, pemasaran,
pengelolaan, sumber daya manusia harus mampu bertahan dan bersaing. Perubahan atas lingkungan tersebut memaksa perusahaan untuk mengubah pola
pikir yang lama dan menyesuaikannya dengan keadaan serta kebutuhan saat ini, Perusahaan dituntut untuk mampu mengidentifikasi, mengelola, dan memperbaiki
proses bisnis. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat bertahan di tengah persaingan dunia usaha yang ketat. Dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif, untuk dapat bertahan hidup dan bertumbuh, penciptaan kekayaan memadai saja tidak cukup sebagai kinerja organisasi
perusahaan. Organisasi perusahaan harus mampu melipatgandakan kekayaannya dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif. Dalam lingkungan yang kompetitif, pelipatgandaan kinerja yang dilihat dari aspek pembelajaran dan pertumbuhan
organisasi perusahaan tidak dapat dilakukan hanya dengan kerja keras human harder namun diperlukan kerja lebih keras work smarter. Kekayaan organisasi
perusahaan dapat dilipatgandakan dengan cara meletakkan pengaruhLeverage ke sumber daya manusia untuk membangun keunggulan kompetitif perusahaan.
Leverage digunakan pada pembangunan human capital- peningkatan kapabilitas karyawan employee capability dan komitmen karyawan employee
commitment. Kapabilitas karyawan berkaitan dengan technical know-how-
Universitas Sumatera Utara