CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 542 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan s.
Penyertaan Saham lanjutan
Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00 sampai dengan 50,00 dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya
perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai.
Sebelum 1 Januari 2011, penyisihan kerugian atas penyertaan sementara dalam rangka debt to equity swaps ditentukan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”. Dalam peraturan tersebut klasifikasi penyertaan sementara dalam rangka debt to
equity swaps ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu Lancar
Sampai dengan 1 tahun Kurang lancar
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 4 tahun Diragukan
Lebih dari 4 tahun sampai dengan 5 tahun Macet
Lebih dari 5 tahun atau belum ditarik kembali meskipun perusahaan debitur telah memiliki laba kumulatif
Penyertaan sementara dihapus buku dari laporan posisi keuangan neraca konsolidasian apabila telah melampaui jangka waktu 5 tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.
72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”.
Penyertaan saham di bawah 20,00 diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan sebagai
aset lain-lain. Dengan diberlakukannya PSAK No. 22 Revisi 2010 “Kombinasi Bisnis”, sejak 1 Januari 2011, nilai tercatat goodwill per 31 Desember 2010 yang timbul dari akuisisi sebelum 1
Januari 2011 tidak diamortisasi lagi, namun dilakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala. Sebelum 1 Januari 2011, Goodwill diamortisasi sebagai beban selama masa
manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun,
namun periode amortisasi yang lebih panjang maksimum 20 tahun dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat.
t. Penyisihan Kerugian Aset Non-Produktif
Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Lihat Catatan 2b.b.iv untuk perubahan kebijakan akuntansi atas cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 543 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan u.
Tagihan dan Liabilitas Akseptasi
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
v. Aset Lain-lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, properti
terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-lain.
Agunan yang diambil alih AYDA adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan
secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain“.
Aset yang tidak digunakan properti terbengkalai adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas
tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Anak Perusahaan.
AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi net realisable value. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih
dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh debitur di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap
cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun
berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan
nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Lihat Catatan 2b untuk perubahan kebijakan akuntansi atas penyisihan kerugian AYDA dan properti terbengkalai.
w. Liabilitas Segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
x. Simpanan Nasabah
Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank dan Anak Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.
Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 544 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan x.
Simpanan Nasabah lanjutan
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri ATM,
atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking
dan Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito
berjangka dinyatakan sebesar nilai perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.
Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro
wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijaksanaan Bank. Simpanan nasabah dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar
liabilitas Bank.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
y. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut
perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain.
Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah, dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank SIMA. SIMA merupakan sertifikat investasi yang
diterbitkan oleh BSM dengan sistem bagi hasil dan berupa penempatan antar bank. Jangka waktu SIMA setara dengan 1 - 6 bulan.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
z . Liabilitas manfaat polis masa depan dan liabilitas produk unit-linked pemegang polis
Liabilitas manfaat polis masa depan Anak Perusahaan dicatat pada laporan posisi keuangan neraca konsolidasian sebagai liabilitas lain-lain, berdasarkan perhitungan aktuaria. Kenaikan
atau penurunan liabilitas manfaat polis masa depan diakui sebagai beban atau pendapatan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.