CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 533 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan h.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Anak perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah, giro pada Bank Indonesia dan Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian
penurunan nilai.
Giro Wajib Minimum Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1019PBI2008 tanggal 14 Oktober 2008
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 1025PBI2008 tanggal 23 Oktober 2008
yang telah diubah dengan PBI No. 1219PBI2010 tanggal 4 Oktober 2010 yang telah diubah kembali dengan PBI No. 1310PBI2011 tanggal 9 Februari 2011, Bank wajib memenuhi Giro
Wajib Minimum GWM pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio LDR.
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8,00 dari Dana Pihak Ketiga DPK dalam Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 2,50 dari DPK dalam
Rupiah dan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR
Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM Bank dan KPMM Insentif. GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal
1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011.
Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5,00 dari DPK dalam valuta asing dan sejak 1 Juni 2011 GWM dalam
valuta asing ditetapkan sebesar 8,00 dari DPK dalam valuta asing.
Anak Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro Wajib Minimum sesuai PBI No. 621PBI2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib
Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 823PBI2006 tanggal
5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 1023PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008, setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing yang
besarnya ditetapkan sebesar 5,00 dan 1,00 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing.
i. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia FASBI, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
FASBIS, call money, penempatan “fixed-term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan
dan piutang.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 534 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan j.
Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat
Bank Indonesia
SBI, Sertifikat
Bank Indonesia
Syariah SBIS,
Surat Perbendaharaan Negara SPN, Negotiable Certificates of Deposits, medium-term notes,
floating rate notes, promissory notes, Treasury Bills yang diterbitkan oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, obligasi wajib konversi, wesel ekspor, efek-efek yang
diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan.
Efek–efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2c untuk
kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan neraca konsolidasian.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek
pada tanggal yang terdekat dengan tanggal laporan posisi keuangan neraca konsolidasian. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Penurunan nilai wajar permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diperdagangkan dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke
laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal pemindahan.
k. Obligasi Pemerintah
Obligasi Pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Obligasi Pemerintah terdiri dari Obligasi Pemerintah yang diperoleh dalam rangka program
rekapitalisasi dan Obligasi Pemerintah yang dibeli dari pasar.
Obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2c
untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.