CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 539 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan p.
Piutang Pembiayaan Konsumen lanjutan
Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui milik Anak Perusahaan merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen
dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen selama jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif.
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana rikiso kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama
sesuai dengan porsinya without recourse, pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya without recourse disajikan di laporan
posisi keuangan neraca konsolidasian secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara
bersih di laporan laba rugi konsolidasian.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Anak Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian
dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan pembiayaan konsumen”.
q. Investasi Bersih Dalam Sewa Pembiayaan
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan
pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan penyisihan piutang ragu- ragu. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan
sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi
bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa pembiayaan.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian tahun berjalan.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 540 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan r.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha
i. Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap.
Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat carrying amount aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi
kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya.
Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Tahun Bangunan
20 Perlengkapan, peralatan kantor, perangkat lunakkomputer dan kendaraan bermotor
4-5 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak
ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dihitung sebagai
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun berjalan aset tetap tersebut
dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan,
akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya.
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan
pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya
perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan neraca konsolidasian dan diamortisasi
selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.
PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan neraca konsolidasian untuk menilai
apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali recoverable amount dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi
taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 541 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan r.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha lanjutan
ii. Aset Sewa Guna Usaha Bank Mandiri menerapkan PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa, yang efektif dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008. Berdasarkan PSAK No. 30 Revisi 2007, penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang
mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian
tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansi seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan PSAK No. 30 Revisi 2007, dalam sewa pembiayaan, Bank dan Anak Perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan neraca
konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran
sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode
selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aset sewa
guna usaha disajikan sebagai bagian aset tetap disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa guna usaha dan periode masa sewa, jika tidak
ada kepastian yang memadai bahwa Bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus straight-line basis selama masa sewa.
iii. Aset dengan Perjanjian Kerjasama Operasional KSO Aset Bank yang diserahkan kepada investor dalam perjanjian KSO dengan pola Bangun,
Kelola, serah Build, Operate, TransferBOT akan diserahkan kembali oleh investor kepada Bank pada akhir masa KSO. Bank pada saat menerima kembali aset KSO tersebut akan
membukukan aset KSO tersebut dengan mengkredit akun penghasilan KSO jika terdapat kepastian tentang manfaat ekonomi dari diperolehnya aset tersebut atau penghasilan
tangguhan atau deferred income jika belum terdapat kepastian tentang manfaat ekonominya. Aset KSO dibukukan sebesar nilai wajar atau biaya pembangunan yang
tercantum di perjanjian KSO atau sebesar biaya perolehannya, dipilih yang paling objektif atau layak.
s. Penyertaan Saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang
diberikan.