3. Tahapan operasional konkrit usia 7-11 tahun
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai dua belas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika.
Hal tersebut memungkinkan anak dapat memecahkan masalah secara logis. 4.
Tahap operasional formal usia 11 tahun sampai dewasa Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun Saat pubertas dan terus
berlanjut sampai dewasa. Karakteristik pada tahap ini adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam
bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu”diantaranya. Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh tokoh tersebut,
perkembangan anak usia Sekolah Dasar kelas rendah umumnya berusia 7-9 tahun berada pada tahap operasional konkret dan masuk pada periode belajar yang mendalam.
Rentang usia ini mencakup siswa kelas I-III Sekolah Dasar yang juga berada pada tahap dan periode tersebut. Oleh sebab itu, siswa kelas I-III SD sudah mampu membentuk
atas pengetahuan yang sudah mereka miliki sendiri belajar.Pada tahap inilah anak kelas III SD masuk ke dalam masa operasi konkret yaitu dapat memecahkan masalahnya
secara logis dengan memanfaatkan benda-benda konkret di sekitar anak.
2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah
Perkembangan bahasa adalah anak merupakan perkembangan yang perlu dirangsang sedini mungkin dengan tepat dan diberikan secara teratur. Menurut Dhieni,
2007: 31 mengungkapkan perkembangan bahasa anak adalah sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak-anak, terdiri dari perkembangan bicara,
perkembangan menulis, perkembangan membaca dan perkembangan menyimak. Perkembangan bahasa anak merupakan kemampuan anak untuk dapat
mengekspresikan segala pikiran dalam bentuk ungkapan. Menurut Zubaidah, 2003: 3 mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa anak mencakup empat keterampilan.
Empat keterampilan bahasa yang dimaksud meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.
Perkembangan bahasa Slamet, 2014: 7 adalah suatu rangkaian kesatuan kegiatan ucapan dari yang sederhana menuju ucapan yang utuh. Perkembangan bahasa
tersebut ditandai dengan keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih
kompleks. Tangisan, bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana tak bermakna, dan celotehan bayi merupakan jembatan yang memfasilitasi alur perkembangan bahasa anak
menuju kemampuan berbahasa yang lebih sempurna. Tingkat perkembangan bahasa anak berbeda-beda sesuai dengan apa yang
didengar dan dikenalnya. Akan tetapi, kebanyakan pada tingkat awal anak-anak mengenal istilah kata benda dan kata kerja yang sederhana seperti mama, ayah, rumah,
tidur, menangis, makan, minum dan sebagainya. Penguasaan bahasa akan berkembang sejalan dengan perkembangan usia anak Djamarah, 2011: 47.
Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial maka perkembangan bahasa seseorang bayi-anak dimulai dengan meraba suara atau bunyi tanpa arti dan diikuti
dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai
tingkat perilaku sosial anak Djamarah, 2011: 48. Seberapa banyak penguasaan bahasa Indonesia bagi anak yang baru masuk
sekolah dasar, tentulah bermacam ragam sejalan dengan berbagai hal yang telah diungkapkan di atas. Pada waktu mulai masuk sekolah dasar, anak-anak dihadapkan
pada tugas utama mempelajari bahasa tulis. Hal ini hampir tidak mungkin kalau mereka belum menguasai bahasa lisan. Perkembangan bahasa anak pada periode usai sekolah
dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Kemampuan mereka menggunakan bahasa berkembang.
Kemampuan berbahasa anak-anak tidaklah diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi berkembang secara bertahap. Tahapan perkembangan bahasa anak
dapat dibagi atas : 1 tahap pralinguistik, 2 tahap satu kata, 3 tahap dua-kata, dan 4 tahap banyak kata Slamet, 2014: 8-17.
a. Tahap Pralinguistik 0-12 bulan
Tahap pralinguistik dimulai pada usia bayi, mereka memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun. Namun pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa
yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Bunyi-bunyi itu berupa vokal atau konsonan tertentu tetapi tidak mengacu pada kata atau makna tertentu.
Bayi yang berusia 4-7 bulan biasanya sudah mulai menghasilkan banyak suara yang menyebabkan masa ini disebut masa ekspansi. Suara-suara baru itu
meliputi: bisikan, menggeram, dan memekik. Setelah memasuki usia 7-12