Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah
dapat dicapai. Jadi seorang anak yang belajar bahasa dengan adannya motivasi akan mengalami tujuan yang pesat.
2. Pengalaman sendiri
Pengalaman adalah yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada mengetahui dari kata orang lain.
3. Keingintahuan
Keingintahuan merupakan kodrat manusia yang dapat menyebabkan manusia itu menjadi maju. Hubungan dengan belajar bahasa, keingintahuan seorang anak
terhadap bahasa lain akan menyebabkan dia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajari bahasa.
4. Pemecahan masalah
Belajar bahasa tidak dapat dipisahkan dengan berbagai macam masalah. Jadi diperlukan kekritisan seseorang tersebut dalam menghadapi masalah dalam
mengembangkan pengetahuan, pengalaman dan sikap. 5.
Berpikir analitis-sintesis
Berpikir secara analitis adalah berusaha mengenal sesuatu dengan cara mengenali ciri-ciri dan unsur-unsur yang ada pada sesuatu itu. Dalam pengajaran bahasa
mereka bukan hanya dilatih menguraikan atau menganalisis kalimat, melainkan juga menata paragraf menjadi sebuah wacana.
6. Perbedaan individual
Keberhasilan pengajaran bahasa juga harus memperhatikan adanya perbedaan- perbedaan individual. Sudah menjadi kodratnya bahwa anak didik yang kita
hadapi tidak mempunyai kematangan bepikir, kemampuan berbahasa, dan tingkat intelegensi yang sama. Perbedaan individual meskipun sedikit pasti terdapat
antara seorang anak dengan anak yang lain. Jadi, dapat diperkirakan kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis setiap anak didik tidaklah sama.
Prinsip-prinsip belajar bahasa bersifat linguistik yang telah di jelaskan Abdul Chaer Djamarah, 2011: 71-73, sebagai berikut :
1. Mudah menuju sukar
Pemberian materi harus dimulai dari yang mudah kemudian diikuti dengan yang sukar atau yang lebih sukar. Umpamanya, sebelum mengajarkan kalimat luas
maka terlebih dahulu harus diajarkan kalimat yang sederhana atau dasar. Asas ini merupakan prinsip yang harus dikuti pada semua jenjang pendidikan. Jadi
asas ini mengajarkan bahwa pemberian materi harus diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya.
2. Sederhana menuju kompleks
Bahan pelajaran harus dimulai dari yang sederhana, baru kemudian diikuti dengan yang kompleks. Menurut prinsip ini dalam mengajarkan bentuk-bentuk
kata. Misalnya dari kata yang berbentuk dasar, disusul dengan kata yang berimbuhanyang sederhana.
3. Dekat menuju jauh
Pemberian materi pelajaran harus dimulai dari yang ada didekat anak didik, baru kemudian secara berangsur-angsur menuju yang agak jauh atau yang jauh.
Umpamanya dalam mengajarkan kosakata harus dimulai dari yang ada di dalam kelas, baru kemudian yang ada di luar kelas, di halaman sekolah, kemudian yang
ada di luar halaman dan seterusnya. 4.
Pola menuju unsur Materi bahasa yang diberikan mula-mula harus yang berupa satu kebetulan,
sesudah itu baru diberikan unsur-unsur dari kebetulan itu. Jadi, mula-mula misalnya diberikan bentuk-bentuk kalimat utuh, baru kemudian bagian-bagian
atau unsur yang membentuk kalimat itu. 5.
Penggunaan menuju pengetahuan
Materi pembelajaran bahasa yang mula-mula harus diberikan adalah penggunaan bentuk-bentuk atau satuan-satuan bahasa itu. Asas penggunaan ini dapat
diberikan dalam latihan-latihan berulang-ulang dan terus menerus sehingga siswa terampil menggunakannya.
6. Masalah bukan kebiasaan
Hampir semua anak Indonesia tidak berbahasa ibu bahasa Indonesia. Oleh karena itu, meskipun bahasa-bahasa daerah di Indonesia masih serumpub
dengan bahasa Indonesia, tetapi perbedaan tentunya ada antara bahasa-bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Perbedaan ini terjadi pada tataran fonologi,
morfologi, sintaksis, dan juga kosakata. Perbedaan inilah yang harus diperhatikan agar siswa dapat berbahasa Indonesia dalam bentuk dan struktur
yang benar. 7.
Kenyataan bukan buatan Kenyataan menunjukkan bahwa bahasa itu termasuk bahasa Indonesia
mempunyai variasi, baik bersifat regional, sosial, maupun fungsional. Kenyataan ini tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa. Memang yang diajarkan
hanya ragam bahasa baku, yaitu ragam bahasa yan biasa digunakan dalam situasi-situasi resmi. Kenyataan adanya ragam bahasa tersebut perlu
“diberitahu” kepada anak, sebab penggunaan bahasa itu sesuai dengan situasi dan keperluannya.
Menurut pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia lebih ditekankan pada
keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai guru hendaknya mempersiapkan berbagai metode variatif
serta mengenalkan bahasa Indonesia sedini mungkin kepada anak. Pengajaran
bahasa Indonesia akan mudah dipahami oleh anak apabila melalui pengamatan langsung. Berbagai prinsip dalam belajar berbahasa Indonesia juga akan
memudahkan anak dalam belajar bahasa Indonesia.