18
kontribusi bagi perbedaan-perbedaan pada perilaku individu, konsistensi perilaku di sepanjang waktu, dan stabilitas perilaku di setiap keadaan.
Selain itu, traits mungkin saja unik, umum bagi sebagian kelompok orang, atau dimiliki seluruh manusia tetapi polanya pada setiap individu
akan berbeda. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa traits
merupakan karakteristik yang cenderung menetap dan konsisten muncul pada individu dimana hal ini yang menyebabkan individu berbeda
dengan individu lain.
2. Dimensi Kepribadian Big Five
Salah satu teori untuk mengukur traits kepribadian dalam perkembangannya adalah kepribadian big five. Terdapat banyak ahli
psikologi yang memiliki keyakinan bahwa gambaran yang paling baik dalam memahami struktur traits yaitu dengan pendekatan kepribadian
big five Mastuti, 2005. Kepribadian big five berkembang melalui 2 jenis pendekatan, yaitu
pendekatan psikoleksikal dan pendekatan kuisioner. Pendekatan psikoleksikal menggunakan kumpulan kata-kata sifat yang berasal dari
berbagai bahasa yang ada. Pendekatan ini meminta kepada subjek untuk mengukur kepribadian diri mereka sendiri maupun orang lain
berdasarkan kumpulan kata sifat yang ada DeRaad dan Perugini, 2002. Salah satu contoh alat ukur dengan pendekatan ini adalah Transparent
19
Bipolar Inventory dengan jumlah aitem 50 Pervin dan John, 1997. Kemudian pendekatan melalui kuisioner menggunakan sejumlah
pertanyaan berdasarkan sifat-sifat khusus yang berada dalam dimensi- dimensi kepribadian big five yang dikenal dengan istilah facet DeRaad
dan Perugini, 2002. Contoh alat ukur dengan pendekatan ini adalah 16 PF Personality Factor dan EPI Eysenck Personality Inventory.
Costa dan McCrae dalam Pervin et al., 2005 mengatakan bahwa kepribadian big five yaitu sifat-sifat dasar kepribadian individu yang
tersusun dalam lima dimensi yang berbeda-beda. Dimensi kepribadian big five ini bersifat bipolar yaitu ada 2 arah yang berkebalikan Susana,
2014. Menurut Landy dan Conte 2004 ketika dimensi tersebut
disajikan bersama-sama akan memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai tipe seseorang dalam memberikan respon pada suatu situasi
atau pada orang lain. Lima dimensi tersebut menurut Raad dan Perugini 2002 terdiri
dari: a.
Neuroticism Dimensi ini berkaitan dengan kecemasan, kemampuan menghadapi
tekanan psikologis, dan suasana hati yang buruk. Individu dengan skor tinggi cenderung lebih merasa cemas, merasa tegang, dan
reaktif secara emosional. Sedangkan, individu dengan skor rendah cenderung tenang, mudah menyatakan emosinya dengan tepat dan
secara wajar Burger, 2000; Raad dan Perugini, 2002.
20
b. Extraversion
Dimensi ini berkaitan dengan jiwa sosial, mudah bergaul, dan ketertarikan pada relasi dengan orang lain maupun peristiwa
lingkungan sekitar. Ekstraversi mengacu kepada keterbukaan, ketertarikan pada orang-orang dan lingkungan sekitar, sedangkan
introversi mengacu pada kurangnya ketertarikan pada orang-orang dan lingkungan sekitar, dan cenderung memilih sendiri. Individu
dengan skor tinggi pada dimensi ini memiliki jiwa sosial, cenderung terbuka dengan orang lain, senang berada di sekitar orang lain.
Sedangkan, individu dengan skor rendah cenderung senang bekerja sendiri, sensitif, tenang, dan kurang terlibat dengan relasi
interpersonal Burger, 2000; Raad dan Perugini, 2002. c.
Openness to Experience Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan intelektual, daya
imajinasi, dan kreativitas. Individu dengan skor tinggi pada dimensi ini cenderung imajinatif, berpikiran terbuka, dan kreatif. Sedangkan
individu dengan skor rendah cenderung lebih praktis dan memiliki minat yang sempit Burger, 2000; Raad dan Perugini, 2002.
d. Agreeableness
Dimensi ini berkaitan dengan hubungan interpersonal individu sebagai bagian dalam kelompok sosial. Agreeableness dicirikan
dengan kehangatan, kepatuhan, keinginan untuk membantu, adanya dukungan emosional, dan kejujuran atau kepercayaan. Individu
21
dengan skor tinggi cenderung empatik, hangat, dan bersahabat. Sedangkan, individu dengan skor rendah cenderung menjaga jarak
dengan lingkungan sekitar dan memiliki sedikit teman Burger, 2000; Raad dan Perugini, 2002.
e. Conscientiousness
Dimensi ini berkaitan dengan prestasi sebagai sesuatu yang penting dalam lingkungan pekerjaan, kualitas perencanaan, dan dorongan
penyelesaian tugas. Individu dengan skor tinggi cenderung memiliki perencanaan yang baik dan, pekerja keras, dapat diandalkan,
berorientasi pada tugas, dan mematuhi komitmen. Sedangkan, individu dengan skor rendah cenderung lebih spontan dan kurang
berkomitmen pada pekerjaan Burger, 2000; Raad dan Perugini, 2002.
3. Facet dalam Dimensi Kepribadian Big Five