21
dengan skor tinggi cenderung empatik, hangat, dan bersahabat. Sedangkan, individu dengan skor rendah cenderung menjaga jarak
dengan lingkungan sekitar dan memiliki sedikit teman Burger, 2000; Raad dan Perugini, 2002.
e. Conscientiousness
Dimensi ini berkaitan dengan prestasi sebagai sesuatu yang penting dalam lingkungan pekerjaan, kualitas perencanaan, dan dorongan
penyelesaian tugas. Individu dengan skor tinggi cenderung memiliki perencanaan yang baik dan, pekerja keras, dapat diandalkan,
berorientasi pada tugas, dan mematuhi komitmen. Sedangkan, individu dengan skor rendah cenderung lebih spontan dan kurang
berkomitmen pada pekerjaan Burger, 2000; Raad dan Perugini, 2002.
3. Facet dalam Dimensi Kepribadian Big Five
Facet dalam kepribadian big five menjelaskan trait yang lebih spesifik dari setiap dimensi kepribadian big five Costa dan McCrae,
1995. Pada penelitian ini facet yang digunakan berasal dari Costa dan McCrae 1992 sebagai berikut:
a. Neuroticism, facetnya adalah: anxiety kecemasan, angry hostility
kemarahan, depression depresi, self-consciousness kesadaran diri, impulsiveness menuruti kata hati, dan vulnerability
kerapuhan.
22
b. Extraversion, facetnya adalah: warmth kehangatan, gregariousness
suka berkumpul, assertiveness asertif, activity aktivitas, excitement seeking mencari kesenangan, dan positive emotions
emosi positif. c.
Openness to Experience, facetnya adalah: fantasy fantasi, aesthetics keindahan, feelings perasaan, actions tindakan, ideas
ide-ide, values nilai. d.
Agreeableness, facetnya
adalah: trust
kepercayaan, straightforwardness berterus terang, altruism mendahulukan
kepentingan orang lain, compliance penurut, modesty bersahaja, tender-mindedness berhati lembut.
e. Conscientiousness, facetnya adalah: competence kecakapan, order
keteraturan, dutifulness patuh, achievement striving pencapaian prestasi,
self-discipline disiplin
diri, dan
deliberation pertimbangan.
C. Dinamika Hubungan Dimensi Kepribadian Big Five Dan OCB
Tidak dapat dipungkiri bahwa kepribadian dapat mempengaruhi perilaku karyawan baik dalam lingkungan perusahaan maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Secara khusus, perilaku yang ditampilkan karyawan di dalam lingkungan perusahaan dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam
mencapai tujuan perusahaan Ingarianti, 2008.
23
Kepribadian dapat dipahami sebagai variasi yang unik dari individu dengan pendekatan pada lima prinsip menurut McAdams dan Pals 2006
yang terdiri dari evolusi individu, traits atau sifat, adaptasi karakteristik, narasi hidup, dan konteks sosial budaya. Traits atau sifat dianggap sebagai
sesuatu yang cenderung stabil, bertahan lama, dan tidak mudah berubah. Salah satu pendekatan untuk melihat traits adalah dengan teori kepribadian
lima besar atau yang sering dikenal dengan istilah big five personality. Kepribadian big five yaitu sifat-sifat dasar kepribadian individu yang tersusun
dalam lima dimensi Costa dan McCrae dalam Pervin et al., 2005. Lima dimensi tersebut menurut Raad dan Perugini 2002 yaitu neuroticism,
extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Neuroticism berkaitan dengan kecemasan, kemampuan menghadapi
tekanan psikologis, dan suasana hati yang buruk DeRaad dan Perugini, 2002. Karyawan dengan neuroticism tinggi cenderung merasa cemas
sehingga dapat mempengaruhi hubungan antar karyawan menjadi terjalin kurang baik Singh dan Singh, 2009. Ketidakmampuan karyawan
mengendalikan kecemasan membuat karyawan tidak dapat mengerjakan pekerjaan dengan tuntas sebagai bentuk tanggung jawab pada perusahaan
Ingarianti, 2008. Hal ini dapat membuat OCB karyawan tergolong rendah. Sedangkan karyawan dengan neuroticism rendah cenderung tenang dan
memiliki emosi yang stabil. Hal ini membuat karyawan mampu menahan diri untuk tidak mudah mengeluh terhadap kesalahan yang dilakukan karyawan
lain dan mampu memberikan toleransi terhadap situasi yang kurang nyaman