Reliabilitas Metode dan Alat Pengumpulan Data
50
manual berdasarkan skor maksimal dan skor minimal pada skala penelitian. Rumus untuk menentukan mean teoritik dengan cara berikut ini:
Mean empirik merupakan rata-rata skor yang diperoleh dari penghitungan data statistik dalam program SPSS for windows versi 16.0
berdasarkan skor yang dimiliki oleh subjek penelitian. Berikut ini hasil dari penghitungan data teoritik dan data empirik:
Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian
Variabel SD
MT ME
Sig.
Neuroticism 4,92
28 27,00
0,004 Extraversion
5,45 28
35,20 0,000
Openness to Experience 3,46
21 26,87
0,000 Agreeableness
3,40 21
26,15 0,000
Conscientiousness 3,96
21 26,67
0,000 OCB
10,22 69
106,09 0,000
Keterangan: SD = Standar Deviasi MT = Mean Teoritik
ME = Mean Empirik
Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa berdasarkan uji one sample t-test pada dimensi neuroticism memiliki nilai signifikansi sebesar 0,004. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empirik. Pada dimensi ini, dapat dilihat bahwa skor mean
teoritik sebesar 28 dan skor mean empirik sebesar 27. Hal ini menunjukkan bahwa skor mean teoritik lebih besar daripada skor mean empirik. Jadi dapat
51
disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki neuroticism yang tergolong rendah.
Uji one sample t-test pada dimensi extraversion didapat nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara mean teoritik dengan mean empirik. Pada dimensi ini, dapat dilihat bahwa skor mean teoritik sebesar 28 dan skor mean empirik sebesar
35,20. Hal ini menunjukkan bahwa skor mean teoritik lebih kecil daripada skor mean empirik. Jadi dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki
extraversion yang tergolong tinggi. Uji one sample t-test pada dimensi openness to experience didapat nilai
signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empirik. Pada dimensi ini,
dapat dilihat bahwa skor mean teoritik sebesar 21 dan skor mean empirik sebesar 26,87. Hal ini menunjukkan bahwa skor mean teoritik lebih kecil
daripada skor mean empirik. Jadi dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki openness to experience yang tergolong tinggi.
Uji one sample t-test pada dimensi agreeableness didapat nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empirik. Pada dimensi ini, dapat dilihat bahwa skor mean teoritik sebesar 21 dan skor mean empirik
sebesar 26,15. Hal ini menunjukkan bahwa skor mean teoritik lebih kecil daripada skor mean empirik. Jadi dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian
memiliki agreeableness yang tergolong tinggi.