Berdasarkan hasil hitungan statistik deskriptif menunjukkan skor persepsi orang tua terhadap Ujian Nasional pada sekolah terakreditasi B
diperoleh skor minimum sebesar 11,00; skor maksimum 33,00; rerata sebesar 23,46; dan standar deviasi sebesar 5,14. Skor rerata dibandingkan
dengan penilaian berdasarkan PAP tipe II. Berdasarkan hasil hitungan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan
variabel persepsi orang tua terhadap Ujian Nasional pada sekolah terakreditasi B tergolong sangat negatif.
Berdasarkan hasil hitungan statistik deskriptif menunjukkan skor persepsi orang tua terhadap Ujian Nasional pada sekolah terakreditasi C
diperoleh skor minimum sebesar 19,00; skor maksimum 34,00; rerata sebesar 26,65; dan standar deviasi sebesar 3,86. Skor rerata dibandingkan
dengan penilaian berdasarkan PAP tipe II. Berdasarkan hasil hitungan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan
variabel persepsi orang tua terhadap Ujian Nasional pada sekolah terakreditasi C tergolong negatif.
3. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis dapat diketahui bahwa data persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap Ujian Nasional berdistribusi
normal dan mempunyai varians yang sama atau homogen. Oleh karena kedua syarat tersebut terpenuhi maka pengujian hipotesis menggunakan One Way
ANOVA dapat dilakukan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah
ketiga kelompok sampel mempunyai mean rerata yang sama. a.
Pengujian Hipotesis I Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah Ho
1
: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara
siswa yang belajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C, melawan Ha
1
: Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara siswa
yang belajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.
Di bawah ini disajikan tabel hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan One Way ANOVA data persepsi siswa terhadap Ujian
Nasional pada sekolah terakreditasi A, B, dan C.
Tabel 4.7 Hasil Pengujian
Anova tentang Persepsi Siswa terhadap Ujian Nasional pada Sekolah Terakreditasi A, B, dan C
ANOVA
Source of Variance Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Between Groups 166,439
2 83,219
2,645 0,073
Within Groups 6984,201
222 31,460
Total 7150,640
224 Hasil Uji F ANOVA pada tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa nilai F
hitung sebesar 2,645. Sedangkan, harga F tabel pada signifikansi 5 dengan derajat kebebasan 2, 222 sebesar 3,0378. Karena F hitung lebih
kecil dari F tabel 2,6453,0378, maka Ha
1
ditolak. Pengambilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keputusan juga dapat didasarkan dengan probabilitas Sig. Berdasarkan tabel 4.7 tersebut di atas, nilai probabilitas sebesar 0,073. Nilai tersebut
lebih besar dari 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
1
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap
Ujian Nasional antara siswa yang belajar di SMA dengan status sekolah terakreditasi A, B, dan C. Persepsi siswa terhadap Ujian Nasional pada
masing-masing status sekolah menunjukkan persamaan persepsi, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
b. Pengujian Hipotesis II
Hipotesis kedua yang diuji pada penelitian ini adalah Ho
2
: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara guru
yang mengajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C, melawan Ha
2
: Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara guru yang
mengajar pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.
Di bawah ini disajikan tabel hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan One Way ANOVA data persepsi guru terhadap Ujian
Nasional pada sekolah terakreditasi A, B, dan C. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.8 Hasil Pengujian
Anova tentang Persepsi Guru terhadap Ujian Nasional pada Sekolah Terakreditasi A, B, dan C
Source of Variance Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Between Groups 23,543
2 11,771
0,594 0,558
Within Groups 694,036
35 19,830
Total 717,579
37 Hasil Uji F ANOVA pada tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa nilai F
sebesar 0,594. Sedangkan, harga F tabel pada signifikansi 5 dengan derajat kebebasan 2, 35 sebesar 3,27. Karena F hitung lebih kecil dari F
tabel 0,5943,27, maka Ha
2
ditolak. Pengambilan keputusan juga dapat didasarkan dengan probabilitas Sig. Berdasarkan tabel 4.8 tersebut di
atas, nilai probabilitas sebesar 0,558. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
2
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Ujian Nasional antara
guru yang mengajar di SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C. Persepsi guru
terhadap Ujian Nasional pada masing-masing status sekolah menunjukkan persamaan persepsi, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
c. Pengujian Hipotesis III
Hipotesis ketiga yang diuji pada penelitian ini adalah Ho
3
: Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara orang
tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C,
melawan Ha
3
: Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya pada SMA
dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.
Di bawah ini disajikan tabel hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan One Way ANOVA data persepsi orang tua terhadap Ujian
Nasional pada sekolah terakreditasi A, B, dan C.
Tabel 4.9 Hasil Pengujian
Anova tentang Persepsi Orang Tua terhadap Ujian Nasional pada Sekolah Terakreditasi A, B, dan C
Source of Variance Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Between Groups 181,697
2 90,849
3,822 0,024 Within Groups
3161,707 133
23,772 Total
3343,404 135
Hasil Uji F ANOVA pada tabel 4.9 di atas diketahui bahwa nilai F sebesar 3,822. Sedangkan, harga F tabel pada signifikansi 5 dengan
derajat kebebasan 2, 133 sebesar 3,0668. Karena F hitung lebih besar dari F tabel 3,8223,0668, maka Ha
3
diterima. Pengambilan keputusan juga dapat didasarkan dengan probabilitas Sig. Berdasarkan tabel 4.9
tersebut di atas, nilai probabilitas Sig sebesar 0,024. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
3
diterima. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi orang tua terhadap Ujian Nasional antara orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMA dengan
status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C. Persepsi orang tua terhadap Ujian Nasional pada masing-
masing status sekolah menunjukkan perbedaan persepsi, sehingga perlu dilakukan uji lanjut. Uji lanjut yang dimaksud menggunakan Tukey-HSD.
Hasil uji lanjut dengan menggunakan Tukey-HSD terdapat pada lampiran 10, secara ringkas hasil pengujian Tukey-HSD tampak pada
tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Pengujian Tukey-HSD
Pasangan Komparasi
Beda Rerata Sig.
Keterangan
A vs B 1,623
0,184 Tidak berbeda
A vs C -1,565
0,398 Tidak Berbeda
B vs C -3,188
0,025 Berbeda
Dari tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa persepsi orang tua terhadap Ujian Nasional pada pasangan komparasi akreditasi sekolah
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan uji F ANOVA yang menyatakan bahwa persepsi orang tua terhadap Ujian
Nasional pada masing-masing status sekolah berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada pasangan komparasi sekolah terakreditasi B dengan sekolah
terakreditasi C. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembahasan
1. Persepsi Siswa terhadap Ujian Nasional antara Siswa yang Belajar di
SMA dengan Status Sekolah Terakreditasi A, Sekolah Terakreditasi B, dan Sekolah Terakreditasi C.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap Ujian Nasional antara siswa yang belajar di SMA
dengan status sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun siswa bersekolah
di SMA terakreditasi A yang memiliki kualitas tinggi dari segi tenaga pengajar, sarana dan prasarana, metode-metode pembelajaran, serta fasilitas;
memiliki persepsi yang sama terhadap Ujian Nasional dengan SMA terakreditasi B dan SMA terakreditasi C yang memiliki kualitas sedang dan
kurang, baik dari segi tenaga pengajar, sarana dan prasarana, metode-metode pembelajaran serta fasilitas.
Temuan tersebut mengindikasikan bahwa kualitas sekolah yang dikelompokkan ke dalam akreditasi A, B, dan C tidak menyebabkan
perbedaan persepsi siswa terhadap Ujian Nasional, yang berarti temuan tersebut berlolak belakang dengan kajian teori yang dikemukakan di bab II.
Hal tersebut diduga karena dari segi psikologis semua siswa mengalami kekhawatiran ketika akan menghadapi Ujian Nasional baik siswa yang
tergolong pandai, sedang, maupun kurang. Standar kelulusan yang naik dari tahun ke tahun juga menyebabkan siswa menjadi cemas dalam menghadapi