Tenik Pembenihan Tanaman
288
Setelah ditabur, pupuk dibenamkan kedalam tanah. Jenis dan dosis
pupuk yang diberikan bervariasi bergantung pada jenis tanah.
Menurut BPTP Karangploso 2000, dosis pupuk yang diberikan pada
beberapa jenis tanah yaitu :
x Vertisol atau Grumosol: 50 kg Urea + 75 kg SP-36 + 75 kg
KCl x Hidromorf :100kg Urea + 75 kg
SP-36 + 100 kg KCl. x Aluvial: 50 kg Urea + 50 kg SP-
36 + 50 kg KCl, dan x Regosol: 50 kg Urea + 50 kg
SP-36 + 75 – 100 kg KCl. Pada lahan tegalan, dianjurkan
juga diberi pupuk kandang sebanyak 3-5 tonha yang ditabur
secara merata pada saat pengolahan tanah. Untuk lahan
yang kurang subur, perlu ditambah pupuk N, + 50-75 kgha, yang
dierikan pada saat pembubunan.
e. Pengendalian hama dan
penyakit Jenis hama yang menyerang
tanaman kedelai sangat banyak, konon lebih dari 100 jenis. Namun
demikian, hama utama yang menyebabkan kerusakan cukup
berat antara lain lalat bibit Ophionya phaseoli, kutu daun
Aphis glycine, kutu kebul Bemicia tabaci, kumbang kedelai
Phaedonia inclusa, ulat penggerek Helicoverpa armigera,
ulat grayak Spodoptera litura, penggerek polong Etiella spp.,
kepik polong Riptortus liniaris, kepik hijau Nezara viridula, dan
kepik Piezodorus hybneri. Adapun potensi kerugian dan saat
penyerangannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pengendalian hama secara kultur teknis dilakukan dengan
menanam tanaman perangkap, seperti tanaman jagung. Jagung
dengan umur yang berbeda genjah, sedang, dan dalam
ditanam di pematang, 21 hari sebelum penanaman kedelai
dengan jarak tanam 25 m x 25 cm.
Cara lain pengendalian hama dengan memasang perangkap sex
pheromone yang menyebarkan bau serangga betina sehingga serangga
jantan datang dan terperangkap. Cara pengendalian kimiawi dengan
menggunakan insektisida secara tepat, baik dosis dan waktunya
lihat tabel kemasan. Beberapa jenis insektisida yang digunakan
untuk mengendalikan hama antara lain Marshal 200 EC, Dursban 20
EC, Surecide 25 EC, Applaud 10 WP, dan Mitac 200 EC.
Penyakit yang sering menyerang tanaman kedelai adalah
karat daun Phalaespora phacyrizi dan virus, seperti virus mosaik
soybean mozaik virus, virus kerdil soybean stunt virus, dan virus
katai indonesian soybean dwarf virus. Pengendalian pe-nyakit karat
dengan cara menanam varietas yang tahan atau dengan
menggunakan fungisida, seperti Dithane, Benlate, Anvil, dan
Bayleton. Adanya virus hanya
Di unduh dari : Bukupaket.com
289
dapat dicegah dengan penggunaan benih yang sehat, pergiliran
tanaman, sanitasi lahan, dan eradikasi tanaman sakit.
f. Roguing
Roguing pada pertanaman kedelai dilakukan tiga kali, yaitu
sebagai berikut : y
Roguing I pada saat tanaman berumur 2 minggu, pemerik-
saan dilakukan terhadap keseragaman warna hipokotil.
y Roguing II pada awal
berbunga, pemeriksaan dilakukan terhadap warna
bunga, warna batang, bentuk percabangan, bulu pada
batang, dan waktu berbunga.
y Roguing III pada saat
menjelang panen, pemeriksaan dilakukan
terhadap warna dan bentuk polong.
Tabel 7.3 Hama- Hama Penting Kedelai Dan Waktu Penyerangannya Umur Tanaman Hari Setelah Tanam
Jenis Hama 10
11- 30
31 – 50 51 – 70 70
1. Lalat bibit Ophionya phaseoli
xxxxx 2. Kutu daun Aphis glycine xxxxx
xxxxx oooooo
3. Kutu kebul Bemicia tabaci xxxxx xxxxx
oooooo 4. Kumbang kedelai
Phaedonia inclusa xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
5. Ulat penggerek Helicoverpa armigera
xxxxx oooooo
oooooo xxxxx
6. Ulat grayak Spodoptera litura oooooo xxxxx
7. Penggerek polong Etiella spp.
xxxxx xxxxx
8. Kepik polong Riptortus liniaris
xxxxx xxxxx
oooooo 9. Kepik hijau Nezara viridula
xxxxx xxxxx oooooo 10. Kepik Piezodorus hybneri
xxxxx xxxxx oooooo Keterangan :
xxxxx = sangat berbahaya ooooo = berbahaya
= serangga penular penyakit virus belang samar
kacang panjang CMMV, Cowpea Mild Mottle Virus =
serangga penular berbagai penyakit virus kacang- kacangan
Sumber : BPTP Karangpioso, 2000
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tenik Pembenihan Tanaman
290
Apabila dijumpai tanaman yang berbeda dari ciri yang ada perlu
dicabut dan dimusnahkan. Tanaman yang masak tidak merata
dan warna polongnya ber\beda sebaiknya tidak digunakan sebagai
benih.
7.8 Pemanenan dan perlakuan pascapanen