265 y Penanaman dilakukan dengan
rasio satu bibittitik tanam untuk baris-A dan 2-3
bibittitik tanam pada baris-R.
y
Lakukan observasi secara seksama pada baris tanaman.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pada
periode pembungaan, penyebaran serbuk sari dari
bunga jantan akan berlangsung dengan mudah
menyerbuki bunga betina
2 Penyulaman bibit
Penyulaman bibit padi hibrida bertujuan untuk mengganti bibit yang
tidak tumbuh dan berkembanga dengan baik, sehingga harus diganti
dengan bibit baru yang mempunyai vigor kualitas yang baik. Kegiatan
pembibitan diupayakan dalam kondisi sebagai berikut:
x Lahan sawah harus selalu cukup air macak-macak, untuk
menjamin tumbuhnya bibit selama 4-5 hari, kemudian permukaan air
swah dinaikkan secara perlahan sampai naik setinggi 2-3 cm.
x Penyulaman bibit dilakukan pada saat 5 hari setelah tanam.
x Perhatikan dengan seksama agar bibit pada baris–A benar-benar
ditanami secara penuh pada baris sebelah kanan.
h. Pemeliharaan tanaman 1 Pengendalian hama, penyakit
dan gulma
Pengendalian hama dan penyakit tanaman padi harus dilakukan
secara terpadu melalui proses observasi hama dan penyakit
sesuai dengan hasil informasi dari SLPHT Sekolah Lapang
Pengendalian Hama dan penyakit secara Terpadu. Hama dan
penyakit tanaman padi dikendalikan dengan menggunakan perpaduan
pengendalian secara kultur teknis memberikan unsur hara yang
berimbang, menggunakan varietas tahan hama dan penyakit tertentu
sehingga mengkondisikan tanaman padi dalam keadaan sehat dan
mempunyai daya tahan terhadap serangan hama penyakit tanaman,
fisik, mekanik atau menggunkan metode pengendalian secara
terpadu. Pengendalian secara kimia akan dilakukan jika populasi
hama atau penyakit melebihi ambang batas ekonomi.
Gambar 6.29. Penyulaman bibit tanaman padi.
Pengendalian gulma bertujuan untuk mengurangi kompetisi dalam
hal tempat tumbuh, air, cahaya matahari, dan unsur hara.
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan
Di unduh dari : Bukupaket.com
266
metoda dicabut langsung dengan tangan, secara mekanik
mengunakan caplak bambu atau secara kimia menggunakan
herbisida atau dengan pengendalian gulma secara terpadu.
2 Pemupukan
Padi hibrida sama dengan padi non hibrida yakni membutuhkan hara
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Untuk
mengoptimalkan suplai hara maka pemupukan dilakukan harus sesuai
dengan rekomendasi terutama pupuk P dan K serta pupuk organik
diaplikasikan sebelum pembajakan yang terakhir. Pupuk Nitrogen
diaplikasikan dalam 3 waktu:
x 13 5-7 hari setelah tanam. x 13 20-25 hari setelah tanam.
x 13 at 5-7 hari sebelum inisiasi bunga panikel.
Pemupukan untuk musim hujan adalah sebanyak 60-90 Kg
Nitrogen, 40 Kg pupuk Fosfat dan 45 kg pupuk Kalium per hektar.
Untuk musim kemarau pemupukan direkomendasikan sebagai berikut:
120 Kg Nitrogen, 50 Kg Fosfat dan 60 kg Kalium per hektar.
3 Pengairan
Selama proses produksi benih padi hibrida pengelolaan air harus
mendapat perhatian terutama pada masa-masa kritis seperti saat
menjelang pembungaan, saat aplikasi ZPT dan saat menjelang
panen. Selama masa budidaya air sawah harus selalu diamati dan
upayakan agar permukaan air selalu setinggi 2-3 cm.
Di unduh dari : Bukupaket.com
267
Gambar 6.30. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi a. Pengendalian gulma secara manual ,
mekanik dan kimiawi b.
Pada saat masa jumlah anakan mencapai maksimum, kurangi suplai
air sampai kondisi lahan sawah lembab dan terlihat beberapa
rekahan halus pada tanah sawah. Setelah masa anakan, amati
permukaan air sawah agar diupayakan selalu setinggi 3-5 cm
selama inisiasi bunga naikkan permukaan air sedikit demi sedikit
sampai dengan 3-5 cm sampai dengan masa generatif. Pada saat
tanaman menjelang stadium generatif kurangi air sampai dengan
kondisi macak-macak selama masa pembungaan kemudian naikkan
permukaan air setinggi 3-5 cm pada saat aplikasi Zat Perangsang
Tumbuh ZPT GA3. Selama masa pengisian biji, kondisi air harus dalam
keadaan cukup dengan permukaan air sekitar 3-5 cm. Pada saat 2
minggu sebelum panen, air harus dikeringkan dan dipertahankan terus
sampai dengan masa panen.
4 Pembungaan
Pada kegiatan produksi benih padi hibrida, masa pembungaan
harus diperkirakan seakurat mungkin perkiraan harus tepat.
Kondisi ini diperlukan untuk memaksimumkan hasil persilangan
antara bunga jantan dengan bunga betina. Perubahan cuaca akan
mempengaruhi kagiatan produksi benih terutama sangat berpengaruh
terhadap sinkronisasi pembungaan. Oleh sebab itu perkiraan
pembungaan harus diupayakan diprediksi secara tepat.
Pengamatan pertumbuhan panicle pada baris-A dan baris-R sangat
berguna terutama untuk menentukan masa pembungaan
yang tepat yang harus diatur atau disesuaikan singkronisasi
pembungaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
268
Gambar 6.31. Tiga waktu pemupukan yang dianjurkan,
yaitu 5-7 hari setelah tanam, 20-25 hari setelah pemupukan pertama, dan menjelang
pembungaan. Gambar 6.32
Pengamatan inisiasi panicle
Berikut ini proses singkronisasi pembungaan yang umum dilakukan
untuk memproduksi benih padi hibrida.
Di unduh dari : Bukupaket.com
269
Gambar 6.33 Singkronisasi pembungaan
Gambar 6.34 Proses perkembangan bunga padi a. Sepuluh tahap perkembangan panikel padi b.
Di unduh dari : Bukupaket.com
270
5 Penyesuaian waktu pembungaan
Pada kondisi yang sesungguhnya di lapangan,
pembungaan bunga jantan dan betina seringkali muncul tidak sesuai
dengan perkiraan. Jika induk padi hibrida berbunga terlalu awal, maka
masa pembungaan dapat diundurkan dengan mengurangi aplikasi pupuk
Nitogen sebanyak 2 dari dosis rekomendasi. Kemudian air sawah
dikurangi dan daun dipangkas. Jika masa pembungaan harus dipercepat,
maka proses tersebut dapat diupayakan dengan menyemprot 1
pupuk P fosfat atau KH
2
PO
4
. Selain itu pertahankan agar air selalu
tersedia di sawah dan lakukan penyemprotan GA3.
6 Pemangkasan daun
Pada masa pembungaan dan menjelang masa penyerbukan padi
hibrida, semua organ tanaman yang menghalangi proses penyerbukan
harus dibuang. Oleh sebab itu pangkas semua barier sehingga
mendorong penyerbukan silang.
Daun bendera harus dipotong 13 sampai ½-nya. Potongan daun
jangan dibuang ke lahan produksi. Sisa potongan daun yang terserang
hama dan penyakit dapat menjadi sumber penyakit dan menularkan
patogen ke tanaman induk sehingga akan mengganggu
kesehatan tanaman dan dapat menyebabkan penurunan produksi
benih produksi lebih rendah dari harapan Pemotongan daun
bendera sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah atau lebih baik
pada musim kemarau. Kondisi ini akan mendorong serbuk sari dapat
menyebar secara luas sehingga akan menghasilkan banyak calon
benih.
Gambar 6.35 Sinkronisasi Pembungaan
Di unduh dari : Bukupaket.com
271
Gambar 6.36. Daun bendera yang harus dibuang a. Teknik pemotongan daun bendera yang dianjurkan b.
7 Aplikasi Gibberellic Acid GA3
Giberelic Acid GA3 merupakan salah satu ZPT yang sering
digunakan untuk meningkatkan keberhasilan proses pembungaan
dan pembuahan pada tanaman.
Demikian pula pada proses produksi benih padi hibrida, GA3 berfungsi
untuk membantu meninggikan tanaman baik itu induk jantan
ataupun betina; mendorong keluarnya panicle dari daun bendera;
meningkatkan waktu membukaan bunga betina sehingga meningkatkan
peluang diserbuki oleh bunga jantan; meningkatkan kekuatan dan
pembetukan tangkai sari serta memperpanjang durasi stigma
membentuk serbuk sari.
Aplikasi GA3 yang optimal adalah sebanyak 100-150
gramhektar untuk 3 kali penyemprotan. Penyemprotan
pertama sebanyak 30 dari dosis; penyemprotan ke-2 sebanyak 50
dari dosis dan penyemprotan terakhir sebanyak 20 dari dosis.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat sore hari yang cerah.
Jangan melakukan penyemprotan GA3 jika diduga akan turun hujan
pada 24 jam setelah penyemprotan GA3. Lakukan penyemprotan pada
saat hari tenang jika memungkinkan tidak ada angin
sehingga GA3 dapat menyebar dengan merata di lapangan.
Gambar 6.37. Pembuatan larutan GA3
8 Bantuan penyerbukan Polinasi
Pada produksi benih padi lokal atau non hibrida, penyerbukan dilakukan
secara alami tanpa tindakan bantuanperlakuan khusus. Untuk
Di unduh dari : Bukupaket.com
272
produksi padi hibrida, proses penyerbukan harus dibantu dengan
cara menggoyangkan tangkai malai induk jantan pada saat stadium
pembungaan yakni bersamaan dengan periode pematangan serbuk
sari. Perlakuan bantuan polinasi diharapkan dapat membantu
menyebarkan serbuk sari dari induk jantan agar menempel dengan baik
pada putik induk betina.
Tabel 6.4 Kebutuhan Volume Larutan GA3 dengan alat Knapsach sprayer
Area m2 vollt.
air Konsentrasi
60 ppm 30 ppm
100 90
100 90
1000 50 3.0
3.3 1.5
1.7 2000 100
6.0 6.7
3.0 3.3
4000 200 12.0
13.3 6.0
6.7 6000 300
18.0 20.0
9.0 10.0
8000 400 24.0
26.7 12.0
13.3 10000 500
30.0 33.3
15.0 16.7
Ultra-low volume sparyer
1000 2 1.0
1.1 0.5
0.6 1500 3
1.5 1.7
0.7 0.8
2000 4 2.0
2.2 1.0
1.1 2500 5
2.5 2.8
1.3 1.4
5000 10 5.0
5.6 2.5
2.8 7500 15
7.5 8.3
3.8 4.2
10000 20 10.0
11.2 5.0
5.6 Untuk membantu proses
penyerbukan tersebut dapat dilakukan dengan cara tangkai malai
digoyang dengan tangan atau gunakan tongkat bambu dan
pukulkan dengan perlahan ke pangkal tangkai malai induk jantan.
Penyerbukan harus dilakukan tepat waktu yaitu lakukan penyerbukan
pada saat hari tenang dan angin sepoi-sepoi1-3 kmhr. Bantuan
polinasi dapat dilakukan pada saat pagi hari ketika bunga membuka
dengan sempurna baik itu bunga dari induk betina maupun jantan,
sehingga serbuk sari menyebar dengan sempurna pada putik
bunga betina. Kanopi tanaman digoyangkan setiap 30 menit
sampai dengan bunga padi
Di unduh dari : Bukupaket.com
273
menutup umumnya pukul 10.00 sampai dengan pukul 13.30.
Gambar 6.38. Bantuan penyerbukan dengan menggunakan
potongan bambu.
9 Roguing
Pada proses produksi benih padi hibrida, proses roguing mutlak
dilakukan. Roguing berfungsi untuk membuang tumbuhan yang tidak
dikendaki dari spesies ataupun varietas yang berbeda.
Pembuangan varietas lain harus dilakukan karena dapat
menyebabkan penyerbukan silang dengan baris-A sehingga akan
menyebabkan menurunnya kemurnian benih hibrida yang
diinginkan.
Gambar 6.38. Waktu pembungaan bunga betina
diupayakan harus bersamaan dengan bunga jantan a. Fertilisasi pada bunga
betina padi b.
Waktu yang paling tepat untuk melakukan kegiatan roguing adalah
pada saat tanaman mulai tumbuh di lahan. Roguing sangat penting
dilakukan pada stadium tanaman jumlah anakan yang maksimum,
saat pembungaan dan sebelum panen.
Roguing dilakukan pada semua tumbuhan yang terdapat pada jarak
antar baris. Semua tanaman yang tumbuh lebih pendek atau lebih
tinggi dari benih tanaman atau induk jantan harus dibuang
dicabut. Semua organ tanaman yang terlihat terserang hama atau
penyakit harus dibuang dari lahan produksi. Selain itu buang tipe
tanaman yang mempunyai bentuk dan ukuran daun bendera berbeda
atau mempunyai seludang daun yang berbeda warnanya.
Roguing dilakukan juga pada saat pembungaan yaitu semua
tumbuhan yang tidak diinginkan harus dibuangdari baris–A. Selian
itu semua tunbuhan yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
274
mempunyai periode pembungaan lebih cepat atau lebih lambat harus
dibuang. Pada saat menjelang panen semua tumbuhan yang bukan
induk padi hibrida harua dibunag dari pada baris-A, begitu pula dengan
tumbuhan yang mempunyai bentuk , ukuran dan warna biji yang berbeda
harus dibuang. Hal ini dilakukan agar benih padi hibrida tidak
tercampur terkontaminasi oleh benih padi lainnya.
Gambar 6.40. Induk betina atas dan induk jantan bawah
yang siap untuk diserbuki dan menyerbuki
6.4. Perlakuan Pasca Panen