Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya bahasa tersebut dapat dilihat pada setiap aktivitas manusia yang selalu menggunakan bahasa sebagai wahana pokok untuk saling berinteraksi. Selain itu, bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam pembelajaran bidang studi lainnya Matematika, Sains, IPS, PKn KTSP, 2006:13. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia Rahayu, 2007:14 Dunia pendidikan di Indonesia mewajibkan setiap siswa mendapatkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Peranan bahasa sangat penting, artinya sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Proses komunikasi mempunyai empat keterampilan yang berbeda, namun saling berhubungan yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek itu perlu mendapat perhatian sepenuhnya di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan bahasa yang akan dibahas peneliti yaitu keterampilan menyimak. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang- lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan Tarigan, 2008:31. Menyimak merupakan kemampuan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan Tarigan, 2008:31. Para ahli menemukan bahwa aktivitas keterampilan menyimak lebih sering dilakukan dalam berkomunikasi dibandingkan aktivitas keterampilan yang lain. Keterampilan menyimak mempunyai peran yang penting, namun pada pelaksanaannya masih kurang mendapat perhatian oleh guru sekolah. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas Bahasa Indonesia SD Negeri 3 Tlogowatu pada Senin, 3 Mei 2015 pukul 09:05 WIB. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas 3, memperoleh hasil bahwa siswa mengalami kesulitan dalam aspek menyimak, dalam proses pembelajaran sebagian siswa kurang mendengarkan guru bercerita, sebagian siswa malah bercerita dengan teman satu mejanya, dan hanya sedikit siswa yang memperhatikan guru bercerita. Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Suatu minat dapat dilihat dari partisipasi dalam beraktivitas Slamento, 2010:57. Siswa yang berminat terhadap obyek tertentu yang dirasa menarik bagi siswa, oleh karena itu jika minat terhadap menyimak tinggi, maka diharapkan hasil belajar dalam aspek menyimak akan lebih baik. Peneliti melakukan pengamatan di kelas III SD Negeri 3 Tlogowatu sebanyak 2 kali yaitu pada hari Senin, 4 Mei 2015 dan Selasa, 5 Mei 2015 untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar di kelas. Pengamatan pada hari Senin dilakukan pukul 07:35 dengan materi menuliskan puisi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu melakukan penjelasan kemudian bertanya jawab tentang materi pelajaran, tetapi hanya beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah siswa disuruh untuk bertanya tentang materi yang sudah diajarkan, siswa tidak ada yang bertanya, tetapi setelah siswa disuruh menjelaskan kembali materi yang sudah diajarkan sebagian besar siswa tidak mampu untuk menjelaskannya. Pengamatan kedua dilakukan pada hari Selasa, 5 Mei 2015 dan dilakukan pada jam 09:30 WIB dengan materi memahami cerita drama yang dilisankan. Hasil dari pengamatan tersebut menunjukkan hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan dari guru. Guru harus menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas saat pelajaran bahasa Indonesia, peneliti menyimpulkan bahwa dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan materi menyimak di kelas III SD Negeri 3 Tlogowatu masih menggunakan metode ceramah dan murid mendengarkan. Hal ini menyebabkan siswa kurang berminat dalam melakukan pembelajaran, sehingga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran menyimak. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang minat dan kemampuan menyimak cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II karena tipe ini dianggap dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak. Lie dalam rusmawan 2010:218 mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II menunjukan siswa memperoleh prestasi yang lebih baik, selain itu siswa juga memiliki sikap yang lebih baik saat mengikuti pembelajaran. Jigsaw I dan Jigsaw II hampir sama, namun yang membedakan adalah pada Jigsaw II, siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran menyelutuh dari konsep yang akan dibicarakan. Penelitian ini hanya dibatasi pada siswa kelas III SD Negeri 3 Tlogowatu semester gasal tahun ajaran 20142015 pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan standar kompetensi memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan. Kompetensi dasarnya adalah melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan dan mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan. Penelitian ini hanya berlaku di SD Negeri 3 Tlogowatu dan tidak berlaku di SD yang lain.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Efektivitas penggunaan tape recorder dalam pembelajaran menyimak cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri I PakuHaji Tahun pelajaran 2010/2011

0 6 15

Perbandingan hasil belajar kimia siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS

2 6 151

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 7