untuk mengerjakan Tes Kemampuan Awal tersebut selama 30 menit. Suasana kelas tenang, semua siswa terlihat serius mengerjakan soal. Penelitipun
memberikan penjelasan singkat mengenai soal yang ditanyakan tersebut serta memberikan peringatan kepada siswa yang mencoba mencontek jawaban
temannya. Setelah waktu yang diberikan habis, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan hasil dari pekerjaannya masing-masing.
5. Pengisian Kuesioner
Lembar kuesioner dibagikan pada selasa, 5 Agustus 2014 setelah siswa selesai mengikuti Tes Kemampuan Awal TKA. Tujuannya adalah
untuk mengetahui minat siswa pada pembelajaran matematika sebelum menerapkan pendekatan saintifik.
6. Deskripsi Selama Pembelajaran
a. Deskripsi Pembelajaran Siklus I
Pada siklus I pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan yang proses pembelajarannya didesain dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas VIIB SMP Negeri 2 Wewewa Timur dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sekaligus pencapaian tujuan pembelajaran dalam RPP Rencana
Pelaksanaan Penelitian.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Wewewa Timur, tahun pelajaran 20142015 yang berjumlah 30 siswa, 17 siswa laki-
laki dan 13 siswa perempuan. Peneliti bertindak sebagai observer, sedangkan guru sebagai mediator dan fasilitator dalam proses
pembelajaran selama penelitian berlangsung. Penelitian tindakan kelas siklus I ini membahas materi tentang bilangan pecahan.
1 Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada Rabu, 6 Agustus 2014 dengan 3 JP 3 x 40 menit. Materi yang dibahas pada pertemuan 1 adalah
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Guru membuka pembelajaran dengan doa yang dipimpin oleh
siswa dengan nomor urut absen 1. Doa selesai, guru mulai melakukan apersepsi dengan membahas Tes Kemampuan Awal
TKA, setelah itu guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah model pembelajaran yang akan diterapkan. Kemudian siswa dibagi
menjadi 7 kelompok, dan dibagikan LKS 1. Setelah LKS dibagikan, masing-masing kelompok mulai sibuk
memperhatikan soal-soal yang tertera pada LKS. Pada tahap ini
muncul kegiatan mengamati, kegiatan ini dapat melatih
kesungguhan, dan ketelitian siswa sebelum menyelesaikan masalah yang ada. Ada beberapa siswa yang menanyakan soal
yang ada pada LKS, ada yang juga mengeluh karena tidak bisa menyelesaikan soal-soal tersebut. Pada tahap ini muncul kegiatan
menanya, yang dapat mengembangkan kreativitas dan rasa ingin
tahu siswa. Setelah guru menjawab pertanyaan yang diberikan, siswa mulai berdiskusi dengan teman kelompoknya. Setiap
anggota mencoba memikirkan ide apa yang cocok untuk
menyelesaikan masalah tersebut, di sini muncul kegiatan mencoba
yang bisa mengembangkan sikap teliti dan menghargai pendapat orang lain. Karena tidak adanya buku panduan, siswa hanya bisa
mengembangkan ide yang disumbangkan dari setiap anggota kelompok. yaitu menentukan terlebih dahulu apa yang diketahui,
dan ditanya. Masih terlihat beberapa kelompok yang belum bisa membedakan apa yang diketahui dan ditanya, namun guru tidak
langsung mengomentari, tetapi membiarkan siswa mengerjakannya
terlebih dahulu. Pada bagian ini muncul kegiatan menalar yang
mampu mengembangkan sikap teliti, kerja keras dan kemampuan menerapkan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah.
Langkah pertama yang diambil siswa dalam menyelesaikan soal adalah mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa, setelah itu
siswa menyamakan penyebutnya untuk memperoleh jawaban yang tepat. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan LKS 1 sudah
habis dan siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya
di papan
tulis. Bagian
ini muncul
kegiatan
mengkomunikasikan. Siswa menyuruh salah satu perwakilan
untuk menuliskan hasilnya di depan kelas, kegiatan ini dapat mengembangkan sikap teliti, dan mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas serta mampu mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Siswa mengumpulkan LKS 1 yang sudah berisi jawaban di meja guru dengan cara tertib dan tenang. Siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan secara lisan. Kemudian, siswa melakukan refleksi bersama-sama serta guru
memotovasi agar memperbanyak latihan soal di rumah. Siswa dengan nomor absen 2 menutup pertemuan dengan doa.
2 Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilakukan pada Selasa, 12 Agustus 2014 dengan 2 JP 2 x 40 menit. Materi yang dibahas pada pertemuan 2 masih
berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Guru membuka pembelajaran dengan doa yang
dipimpin oleh siswa dengan nomor urut absen 3. Doa selesai, guru mulai melakukan apersepsi dengan membahas salah satu soal pada
LKS 1 yang dikerjakan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu
guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah model pembelajaran yang akan diterapkan. Kemudian siswa dibagi menjadi 7 kelompok
dan dibagikan LKS 2. Pada pertemuan ini, siswa lebih disiplin dari pertemuan
sebelumnya, dalam berkelompokpun siswa tidak ribut, mereka langsung memperhatikan LKS yang dibagikan guru. Pada tahap ini
muncul kegiatan mengamati, yang dapat melatih kesungguhan,
dan ketelitian siswa sebelum menyelesaikan masalah yang ada. Beberapa kelompok langsung mengerjakan soal-soal tersebut
dengan mencari yang diketahui terlebih dahulu pada tahap ini
muncul kegiatan mencoba. Kelompok lain yang masih bingung
menentukan apa yang diketahui mulai bertaya kepada guru pada
tahap ini muncul kegiatan menanya. Keterlibatan siswa pada
pertemuan 2 ini memiliki sedikit kemajuan, dimana siswa- siswanya sudah terlihat aktif dalam mengerjakan soal dan bertanya
banyak hal, seperti cara menentukan apa yang ditanya, dan cara mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa pada tahap ini
muncul kegiatan menalar. Waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan LKS2 sudah habis dan siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya di papan tulis. Bagian ini
muncul kegiatan mengkomunikasikan. Siswa menyuruh salah
satu perwakilan untuk menuliskan hasilnya di depan kelas, kegiatan
ini dapat
mengembangkan sikap
teliti, dan
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas serta mampu mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Siswa mengumpulkan LKS 2 yang sudah berisi jawaban di meja guru dengan cara tertib dan tenang. Siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan secara lisan. Kemudian, siswa melakukan refleksi bersama-sama serta guru
memotivasi agar memperbanyak latihan soal di rumah karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes siklus 1. Siswa dengan
nomor absen 4 menutup pertemuan dengan doa. 3
Pertemuan 3 Pada pertemuan ke-3 ini, guru sudah mempersiapkan soal
evaluasi siklus 1 yang akan dikerjakan oleh siswa secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan masing-masing
siswa. Pertemuan ke 3 dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Agustus 2014 selama 3 JP 3 x 40 menit.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta siswa dengan nomor urut absen 5 untuk memimpin doa
pembuka. Guru menyampaikan peraturan selama mengerjakan soal evaluasi, sebelum membagikan soal evaluasi yang di dalamnya
sudah terdapat kolom jawaban. Siswa menyelesaikan soal evaluasi yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan dengan mandiri dan tenang. Siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya apabila soal kurang jelas
dengan mengancungkan jari terlebih dahulu. Dua jam pelajaran digunakan untuk menyelesaikan soal
evaluasi sedangkan satu jam terakhir digunakan untuk mengisi kuesioner siklus 1. Setelah siswa mengumpulkan hasil evaluasi
dan lembar kuesioner, guru mengakhiri pembelajaran dengan melakukan refleksi bersama-sama serta memberi motivasi agar
memperbanyak latihan soal. Siswa dengan nomor absen 6 menutup pertemuan dengan doa.
Gbr 4.1 Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi 1
4 Refleksi Pembelajaran Siklus I
Refleksi secara keseluruhan dari kegiatan siklus I yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa kelemahan dan
kelebihan. Kelemahannya antara lain, guru kelas belum begitu menguasai RPP dengan baik oleh karena itu guru selalu melihat
RPP pada saat mengajar. Guru belum pernah menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebelumnya, sehingga
pada saat mengajar masih sering bertanya pada peneliti. Selain itu juga siswa tidak tenang dalam proses pembelajaran, ini terlihat
ketika ada beberapa siswa asyik mengobrol dengan teman kelompoknya dan beberapa siswa belum berinteraksi dengan baik
dengan teman kelompoknya. Adapun kelebihan dari pembelajaran pada siklus I yang sudah
dilaksanakan adalah ada beberapa kelompok yang sudah bisa berinteraksi dengan teman kelompoknya dengan baik dan juga
minat siswa sudah mulai nampak dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari cara siswa mengamati, bertanya
dan berusaha mengerjakan soal yang diberikan dengan baik. Walaupun begitu, masih banyak juga siswa yang melanggar
peraturan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I, hasil belajar dan minat belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, maka
peneliti mengadakan pembelajaran siklus II. Peneliti akan bekerjsama dengan guru untuk melaksanakan pembelajaran siklus
II dengan menggunakan pendekatan saintifik. Upaya perbaikan pada siklus II adalah melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung dengan mampu berinteraksi dengan teman satu kelompoknya sehingga memperoleh hasil yang
memenuhi KKM.
b. Deskripsi Pembelajaran Siklus II