Analisis Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Dengan

3 Apa kelebihan pembelajaran dengan pendekatan saintifik? Mungkin kelebihannya ya bisa mengatur pola belajar siswa, maksudnya siswa diajak mengamati soal terlebih dahulu, kemudian siswa diajak untuk mencari idesolusi dari masalah yang ada. Jadi, tidak menunggu di kasih sama guru, tetapi mereka bisa menemukan sendiri walaupun akhirnya tetap atas pemantauan guru. 4 Apa kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik? Kesulitannya banyak, antara lain siswa belum punya banyak buku panduan, dan model pembelajaran sendiri yang masih asing ditelinga mereka. Apalagi saya sendiripun masih susah memahami pendekatan tersebut. 5 Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan pembelajaran seperti biasa? Ya kalo ditanya mana yang lebih efektif sih, pendekatan ini memang bertujuan untuk mengefektifkan, namun untuk sekolah-sekolah di pedesaan seperti sekolah ini masih sangat susah diterapkan mengingat tidak adanya fasilitas yang memadai sepeti buku paket, ataupun media lain seperti internet. Sehingga siswanya masih menikmati pembelajaran biasa.

C. Analisis Data

1. Analisis Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Dengan

Pendekatan Saintifik Analisis keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembembelajaran RPP dilakukan dengan rumus yang sudah terterah pada BAB III. Rincian keterlaksanaan pra pertemuan, yaitu: 1 Siklus 1 a Pertemuan 1 1 Observer 1 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 8. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 1 siklus 1 adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 siklus I menurut observer 1 adalah sebagai berikut: 2 Observer 2 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 8. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 1 siklus I adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 siklus I menurut observer 2 adalah sebagai berikut: 3 Observer 3 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 8. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 1 siklus I adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 siklus 1 menurut observer 3 adalah sebagai berikut: Rata-rata keterlaksanaan pada pertemuan 1 siklus I adalah b Pertemuan 2 1 Observer 1 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 8. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 2 siklus I adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 siklus I menurut observer 1 adalah sebagai berikut: 2 Observer 2 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 8. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 2 siklus 1 adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 siklus 1 menurut observer 2 adalah sebagai berikut: 3 Observer 3 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 8. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 2 siklus 1 adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 siklus 1 menurut observer 3 adalah sebagai berikut: Rata-rata keterlaksanaan pada pertemuan 2 siklus I adalah Rata-rata keterlaksanaan pada siklus I adalah 2 Siklus 2 1 Observer 1 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 10. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 1 siklus II adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 siklus II menurut observer 1 adalah sebagai berikut: 2 Observer 2 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 10. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 1 siklus II adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 siklus II menurut observer 2 adalah sebagai berikut: 3 Observer 3 Skor terlaksana yang diperoleh adalah 10. Skor terlaksana keseluruhan pada pertemuan 1 siklus II adalah 10. Maka, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 siklus II menurut observer 3 adalah sebagai berikut: Rata-rata keterlaksanaan pada siklus II adalah Rata-rata keterlaksanaan pada pertemuan siklus I dan siklus II adalah = 90 Karena hasil yang diperoleh 90 menunjukkan presentase keterlaksanaan keseluruhan lebih dari 80 maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik telah dan dapat terlaksana dengan baik di kelas VIIB semester gasal tahun ajaran 20142015 SMP Negeri 2 Wewewa Timur, Nusa Tenggara Timur.

2. Analisis Hasil Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Analisis Kesulitan Siswa Smp Kelas VII dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Bilangan dan Solusi Pemecahannya

0 4 14

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENYELESAIAN SOAL OPERASI BILANGAN PECAHAN Analisis Kesalahan dalam Penyelesaian Soal Operasi Bilangan Pecahan ( Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Karanggede).

0 0 15

PENDAHULUAN Analisis Kesalahan dalam Penyelesaian Soal Operasi Bilangan Pecahan ( Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Karanggede).

0 0 4

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENYELESAIAN SOAL OPERASI BILANGAN PECAHAN Analisis Kesalahan dalam Penyelesaian Soal Operasi Bilangan Pecahan ( Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Karanggede).

0 0 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Pecahan Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (PTK Pembelajaran Siswa Kelas VII Semester Gasal M

0 2 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII SMP PGRI Banyubiru

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII SMP PGRI Banyubiru

0 0 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GRENGGENG.

0 3 179

RPP Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Pecahan

3 4 14

DUKUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MEMBANTU PEMAHAMAN OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP JOANNES BOSCO TAHUN AJARAN 20112012

0 2 218