Pendekatan scientific pada operasi hitung bilangan pecahan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wewewa Timur Sumba Barat Daya.

(1)

ABSTRAK

Gollu, Yublina. (2015). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Pendekatan Scientific pada Operasi Hitung Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wewewa Timur Sumba Barat Daya. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VIIB semester 2 SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 dalam pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan pecahan

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Wewewa Timur dengan subyek siswa kelas VIIB yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari dua siklus dengan tahapan kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, kuesioner dan tes hasil belajar yang dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase minat belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian siklus I sebesar 96,67% dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I adalah 66.67% dengan rata-rata 68,67 dan meningkat pada siklus II menjadi 96,67% atau 29 siswa sudah mencapai KKM dengan rata-rata kelas 80,83. Berdasarkan hasil penelitian, pendekatan saintifik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Pendekatan saintifik, minat belajar, hasil belajar, operasi hitung bilangan

pecahan.


(2)

ABSTRACT

Gollu, Yublina. (2015). An Increased of interest and Learning outcomes using a scientific approach in arithmetic operations fractions from 7th grade students of SMP Negeri 2 Wewewa Timur Sumba Barat Daya. Undergraduated Thesis. Yogyakarta: Mathematics education study program. Department of mathematics education and science education, faculty of teacher training and education, Sanata Dharma Unibersity.

The research has purpose to increase the interest and student learning outcomes from VIIB of the 2nd semester grade students of SMP Negeri 2 Wewewa Timur in the 2014/2015 school year in the math on the material fractions arithmetic operations.

The study was conducted in SMP Negeri 2 Wewewa Timur with 30 student from VIIB grade as the subjects from VIIB grade, which consists of two cycles and the stages of each cycles are planning, action, observation and reflection. Data were collected by interview, observation, questionnaires and achievement test, which was analyzed by descriptive qualitative.

The results showed that the percentage of student interest in learning has increased. The results of the study on the first cycle was 96.67% and increased in the second cycle into 100%. Students who achieve the KKM in the first cycle were 66.67% with average was 68.67 and increased in the second cycle into 96.67% or 29 students have reached KKM with the class average was 80.83. Basedon this research, the scientific approach can increase student interest and learning outcomes.

Keywords: scientific approach, interest in learning, learning outcomes, arithmetic operations

fractions.


(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 WEWEWA TIMUR

SUMBA BARAT DAYA

Skripsi :

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Yublina Gollu

NIM : 101414001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015


(4)

ii


(5)

iii


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukurilah Semua Yang Kita Punya

Tanpa Rasa Iri Dan

Dengki Pada Sesama

Kupersembahkan karya kecil ini untuk cahaya hidupku, mereka yang mempunyai tempat di hatiku…

Teruntuk : Tuhan Yesusku yang luar biasa Bapa, Mama di Surga yang sangat saya sayangi Kak Nim, Kak Alex dan seluruh keluarga yang tiada henti-hentinya mendoakan dan mendukungku Sahabat-sahabat yang telah mengajarkanku arti berjuang Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagiku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

v


(8)

vi ABSTRAK

Gollu, Yublina. (2015). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan

Pendekatan Scientific pada Operasi Hitung Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wewewa Timur Sumba Barat Daya. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VIIB semester 2 SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 dalam pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan pecahan

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Wewewa Timur dengan subyek siswa kelas VIIB yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari dua siklus dengan tahapan kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, kuesioner dan tes hasil belajar yang dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase minat belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian siklus I sebesar 96,67% dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I adalah 66.67% dengan rata-rata 68,67 dan meningkat pada siklus II menjadi 96,67% atau 29 siswa sudah mencapai KKM dengan rata-rata kelas 80,83. Berdasarkan hasil penelitian, pendekatan saintifik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Pendekatan saintifik, minat belajar, hasil belajar, operasi hitung

bilangan pecahan.


(9)

vii ABSTRACT

Gollu, Yublina. (2015). An Increased of interest and Learning outcomes using a scientific approach in arithmetic operations fractions from 7th grade students of SMP Negeri 2 Wewewa Timur Sumba Barat Daya. Undergraduated Thesis. Yogyakarta: Mathematics education study program. Department of mathematics education and science education, faculty of teacher training and education, Sanata Dharma Unibersity.

The research has purpose to increase the interest and student learning outcomes from VIIB of the 2nd semester grade students of SMP Negeri 2 Wewewa Timur in the 2014/2015 school year in the math on the material fractions arithmetic operations.

The study was conducted in SMP Negeri 2 Wewewa Timur with 30 student from VIIB grade as the subjects from VIIB grade, which consists of two cycles and the stages of each cycles are planning, action, observation and reflection. Data were collected by interview, observation, questionnaires and achievement test, which was analyzed by descriptive qualitative.

The results showed that the percentage of student interest in learning has increased. The results of the study on the first cycle was 96.67% and increased in the second cycle into 100%. Students who achieve the KKM in the first cycle were 66.67% with average was 68.67 and increased in the second cycle into 96.67% or 29 students have reached KKM with the class average was 80.83. Basedon this research, the scientific approach can increase student interest and learning outcomes.

Keywords: scientific approach, interest in learning, learning outcomes, arithmetic

operations fractions.


(10)

viii


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, campur tangan, pertolongan, penghiburan dan cinta kasih-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak pengalaman, hambatan dan rintangan akan tetapi berkat bantuan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bergbagai pihak yang membantu, diantaranya:

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika;

2. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik; 3. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama penyusunan skrispi ini; 4. Ibu Dra. Theresia Gaina., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 yang telah memberikan kesempatan serta ijin untuk melakukan penelitian;

5. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan surat ke sekolah.

7. Bapak Irvan, S.Pd, selaku guru matematika SMP Negeri 2 Wewewa Timur, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan bantuan selama proses penelitian;


(12)

x

8. Siswa kelas VIIB tahun ajaran 2014/2015 SMP Negeri 2 Wewewa Timur, yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian;

9. Kedua orangtuaku tersayang, Bapak Alhm. Dominggus Ng. Dapa dan Ibu Alhm. Roslina Gollu atas kerja kerasnya dukungan materi dan dukungan doanya

10.Bapak Nimrot Jawu Lero, Bapak Alexander Bulu, dan seluruh keluarga atas dukungan doa, semangat dan cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

11.Sahabat-sahabatku dan teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2010 atas bantuan, motivasi, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

12.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ASTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Identifikasi Masalah………. 3

C. Batasan Masalah………... 4

D. Rumusan Masalah………... 4

E. Tujuan Penelitian………... 5

F. Manfaat Penelitian………. 5

G. Batasan Istilah………... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

xii

BAB II LANDASAN TEORI……….…… 8

A. Kajian Pustaka……….. 8

B. Kerangka Berpikir………. 32

C. Hipotesis Tindakan………... 34

BAB III METODE PENELITIAN……….. 35

A. Jenis Penelitian……….. 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian………... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian………... 36

D. Teknik Pengumpulan Data……… 36

E. Instrumen Penelitian……….. 38

F. Rancangan Penelitian………. 47

G. Validitas dan Reliabilitas……… 56

H. Teknik Analisis Data……….. 58

I. Kriteria Keberhasilan……….. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN………….. 68

A. Deskripsi Penelitian………. 68

B. Tabulasi Data………... 86

C. Analisis Data………... 104

D. Pembahasan Data Penelitian………... 126

E. Kelemahan Penelitian………... 131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

xiii

BAB V PENUTUP……….. 133

A. Kesimpulan………... 133

B. Saran………. 134

DAFTAR PUSTAKA………. 137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Materi Yang Dibahas Masing-Masing Kelompok... 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Instrumen Minat……… 40

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Minat Belajar………... 41

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal………. 42

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus I………. 43

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus II………... 43

Tabel 3.7 Tabel Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik……….. 44

Tabel 3.8 Tabel Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi(rxy)……… 57

Tabel 3.9 Panduan Pemberian Skor Kuesioner……… 59

Tabel 3.10 Kriteria Minat Siswa……….. 60

Tabel 3.11 Kriteria Minat Seluruh Siswa………. 60

Tabel 3.12 Sistem Penilaian Tes Kemampuan Awal………... 61

Tabel 3.13 Sistem Penilaian Tes Hasil Belajar………. 61

Tabel 3.14 Kriteria Keberhasilan……….. 66

Tabel 4.1 Data Interpretasi Validitas Masing-Masing Butir Soal Post-Test Siklus I……….. 70


(17)

xv

Tabel 4.2 Data Interpretasi Validitas Masing-Masing Butir Soal

Post-Test Siklus II……… 71

Tabel 4.3 Data Keterlaksanaan Rencana Pelaksaan Pembelajaran………… 86

Tabel 4.4 Hasil Pre-Test Kelas VIIB……… 87

Tabel 4.5 Hasil Post-Test Siklus I Kelas VIIB………. 88

Tabel 4.6 Hasil Post-Test Siklus II Kelas VIIB……… 89

Tabel 4.7 Data Minat Siswa Kelas VIIB Siklus I………. 90

Tabel 4.8 Data Minat Siswa Kelas VIIB Siklus II……… 92

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pertemuan I Siklus I……… 94

Tabel 4.10 Hasil Observasi Pertemuan II Siklus I……… 97

Tabel 4.11 Hasil Observasi Pertemuan I Siklus II……… 99

Tabel 4.12 Hasil Wawancara Siswa……….. 102

Tabel 4.13 Hasil Wawancara Guru………... 103

Tabel 4.14 Perhitungan Skor Minat Siswa Setiap Indikator Siklus I……... 113

Tabel 4.15 Perhitungan Skor Minat Siswa Setiap Indikator Siklus II... 118

Tabel 4.16 Kriteria Minat Siswa Secara Keseluruhan………... 122

Tabel 4.17 Kriteria Minat Seluruh Siswa……….. 123

Tabel 4.18 Indikator Keberhasilan……… 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Spiral Tindakan Kelas………. 35 Gambar 4.1 Siswa Sedang Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I………… 79 Gambar 4.2 Siswa Sedang Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II………... 84 Gambar 4.3 Siswa Sedang Mengisi Lembar Kuesioner Siklus II………... 85


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... L.1 Kuesioner Minat Belajar Siswa Siklus I ... L.19 Kuesioner Minat Belajar Siswa Siklus II ... L.22 Lembar Kerja Siswa ... L.25 Instrumen Observasi/pengamatan ... L.35 Tes Kemampuan Awal ... L.41 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal ... L.43 Soal Evaluasi Siklus I ... L.44 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... L.45 Soal Evaluasi Siklus II ... L.47 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... L.48 Validasi Soal Evaluasi Siklus I ... L.50 Validasi Sola Evaluasi Siklus II ... L.55 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... L.60 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... L.62 Hasil Kuesioner Minat Belajar Siswa Siklus I ... L.64 Hasil Kuesioner Minat Belajar Siswa Siklus II ... L.66 Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal... L.68 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I ... L.69 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II ... L.70 Daftar Nilai Matematika Kelas VII Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014

... L.71 Hasil Pengamatan Keterlakasanaan RPP ... L.72


(20)

xviii

Contoh Hasil Kerja Kuesioner Minat Siklus II ... L.90 Contoh Hasil Kerja Tes Kemampuan Awal ... L.94 Contoh Hasil Kerja Tes Hasil Belajar Siklus I ... L.97 Contoh Hasil Kerja Tes Hasil Belajar Siklus II ... L.98 Surat Ijin Penelitian ... L.99 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... L.100 Foto Pelaksanaan Pembelajaran ... L.101


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Pendidikan berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi, melalui pendidikan akan terjadi proses belajar yang menyebabkan pengetahuan manusia bertambah dan berkembang dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut yaitu berupa perubahan ke arah yang lebih baik dari dalam diri siswa setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan. Keberhasilan siswa dalam belajar juga tak lepas dari peran guru. Seorang guru harus bisa mengidentifikasi atau memilih model pembelajaran yang tepat bagi siswanya. Hal tersebut berpengaruh pada proses pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran yang menyenangkan dan mengajak minat siswa untuk aktif dapat memberikan hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun luar diri siswa. Minat siswa untuk belajar, merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pembelajaran.


(22)

2

Mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, karena itulah matematika diajarkan sejak dini yaitu disetiap jenjang pendidikan. Kegunaan matematika bukan hanya memberikan kemampuan dalam perhitungan-perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berpikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Kenyataannya matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sering menjadi masalah bagi siswa. Karena dari awal siswa sudah mempunyai pikiran buruk tentang mata pelajaran tersebut. Mereka berpendapat bahwa belajar matematika itu susah, banyak rumus dan sulit dipahami. Di sisi lain matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Hal ini menyebabkan minat dan hasil belajar matematika menjadi rendah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, materi bilangan pecahan merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dipelajari di SMP Negeri 2 Wewewa Timur, terutama pada operasi hitung bilangan pecahan. Kurangnya alat peraga dan bahan ajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kurangnya minat belajar siswa di SMP Negeri 2 Wewewa Timur. Guru mata pelajaran telah berupaya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, namun masih ada siswa yang mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

3

kesulitan. Terlihat dari hasil dokumentasi yang didapatkan peneliti berupa nilai ulangan yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Untuk mengatasi akar permasalahan tersebut, peneliti memilih model pembelajaran dengan Pendekatan Scientific (Saintifik). Pendekatan ini dipilih karena dimuat di kurikulum 2013, selain itu pendekatan ini memberikan kesempatan seutuhnya kepada siswa untuk menemukan solusi dari masalah yang ada, sedangkan tugas guru hanya sebagai fasilitator. Sebelumnya guru belum pernah menggunakan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran selanjutnya, diharapkan dapat melakukan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik, karena dengan menggabungkan pembelajaran yang lebih bervariasi dan ilmiah dapat meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran matematika di kelas.

Pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia menjabarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut menjadi lima, yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Pendekatan Scientific pada Operasi Hitung Bilangan

Pecahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wewewa Timur Sumba Barat

Daya”.


(24)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi kemungkinan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya konsentrasi siswa saat dilaksanakan proses pembelajaran matematika di kelas.

2. Pembelajaran masih dilakukan secara satu arah yaitu berpusat pada aktivitas guru pada proses pembelajaran di kelas.

3. Minat belajar siswa yang rendah.

4. Hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

5. Guru dituntut untuk menggunakan kurikulum 2013

6. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran matematika.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada minat dan hasil belajar siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 tentang operasi hitung pada pecahan. Selain itu juga penelitian ini dibatasi pada standar kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.


(25)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti memaparkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika pada operasi hitung bilangan pecahan?

2. Bagaimana penerapan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika pada operasi hitung bilangan pecahan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII semester

1 SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika pada operasi hitung bilangan pecahan dengan pendekatan saintifik.

2. Untuk mengetahui minat dan hasil belajar siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wewewa Timur tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika pada operasi hitung bilangan pecahan dengan pendekatan saintifik.


(26)

6

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan baru bagi peneliti tentang pendekatan saintifik yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.

b. Merupakan pengalaman yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran untuk materi lain atau studi yang lain bila memungkinkan.

2. Bagi Siswa

a. Dapat mengembangkan potensinya dengan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

b. Dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

3. Bagi guru

Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

4. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan dan pemikiran dalam menerapkan pendekatan saintifik sebagai upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.


(27)

7

G. Batasan Istilah

1. Minat adalah dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.

2. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. 3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar yang dinyatakan dalam skor.

4. Pendekatan Saintifik (Scientific) adalah konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.

5. Bilangan Pecahan merupakan bilangan yang lambangnya dapat dinyatakan dengan , a dan b bilangan bulat, b 0 dan a bukan kelipatan b.


(28)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Sardiman (2007: 77), minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu apa saja yang dilihat seseorang barang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Dalam kaitannya dengan belajar, Hansen (1995: 1) menyebutkan bahwa minat belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Dalam praktiknya, minat atau dorongan dalam diri siswa terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat mengaktualisasikan dirinya melalui belajar. Dimana identifikasi diri


(29)

9

memiliki kaitan dengan peluang atau hambatan siswa dalam mengekspresikan potensi atau kreativitas dirinya sebagai perwujudan dari minat spesifik yang dia miliki. Adapun faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan lebih berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh situasi kelas, sistem, dan dorongan keluarga.

Dari beberapa defenisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.

Di lain pihak, jika kepuasan itu berkurang, maka minat seseorang pun akan berkurang. Minat yang dibicarakan di sini berbeda dengan minat yang sifatnya sesaat yang biasa dikenal dengan keinginan sesaat. Perbedaannya adalah minat sesungguhnya lebih menetap atau bertahan lama dalam diri seseorang. Meskipun keinginan sesaat ini pada awalnya dapat menjadi motivasi seperti halnya minat, tetapi lama-kelamaann dapat berkurang karena aktivitas yang membangkitkannya hanya bersifat sementara atau sesaat. Lebih dari itu, minat dapat berperan secara efektif untuk menunjang pengambilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

10

keputusan oleh seseorang atau institusi. Secara konseptual, minat dapat dikatakan memegang peranan penting dalam menentukan arah, pola dan dimensi berpikir seseorang dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar.

b. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Minat

Menurut Rosyidah (1988: 1), timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar. Pertama, minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah. Kedua, minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar individu, timbul seiring dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.

Adapun mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder (dalam Purwaningrum, 1996: 14) mengelompokkan jenis-jenis minat ini menjadi sepuluh macam, yaitu:

1) Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan.


(31)

11

2) Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin-mesin atau alat mekanik.

3) Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan perhitungan.

4) Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru dalam pemecahan problem.

5) Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan untuk memengaruhi orang lain.

6) Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian, kerajinan dan kreasi tangan.

7) Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah membaca menulis berbagai karangan.

8) Minat musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah musik, seperti menonton konser dan memainkan alat-alat musik.

9) Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membantu orang lain.

10)Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.

Selanjutnya, dalam hubungannya dengan ciri-ciri minat, Hurlock (1990: 155) menyebutkan ada tujuh ciri minat, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

12

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia.

2) Minat bergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang. 3) Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar

merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya.

4) Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.

5) Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat memengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur. 6) Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan,

maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya.

7) Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

13

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar itu masing-masing memiliki pemahaman dan defenisi yang berbeda-beda. Menurut Burton (dalam Usman dan Setiawati, 1993: 4), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain, dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.

Sementara Hamalik (2003) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atauh memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

14

tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari ini merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

b. Tahap-Tahap Dalam Proses Belajar

Menurut Witting (dalam Syah, 2006: 110) terdapat 3 tahap yang terjadi dalam proses belajar siswa, yaitu Acquistion (perolehan/penerimaan informasi), Storage (penyimpanan informasi), dan Retrieval (mendapatkan kembali informasi). Sedangkan menurut Bandura (dalam Syah, 2006: 113) ada 4 tahap yang terjadi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

15

proses belajar siswa, yaitu tahap perhatian, tahap penyimpanan dalam ingatan, tahap reproduksi, dan tahap motivasi.

Berdasarkan tahap-tahap di atas, peneliti dapat menyimpulkan beberapa tahap yang dapat digunakan dalam proses belajar siswa yang diterapkan dalam pendekatan saintifik, yaitu tahap mengamati, menalar, menanya, mencoba dan mengkomunikasikan.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperolehn dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang dinyatakan dalam skor. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

16

guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (dalam Susanto, 2013), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segalah hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sika dan keterampilan, yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

b. Macam-macam hasil belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi: a) Pemahaman konsep (aspek kognitif)

Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto, 2013) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

17

yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami, pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Sehubungan dengan evaluasi produk ini, Winkel (1983: 14) menyebutkan bahwa hasil belajar tidak selalu tampak pada perilaku anak karena ada hasil belajar yang masih tersembunyi atau berupa potensi yang tidak diketahui orang lain. Selain itu hasil belajar juga tidak selalu berupa hal yang baru, sebab suatu hasil belajar berupa penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh sebelumnya.

b) Keterampilan proses (aspek psikomotorik)

Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

18

efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

Indrawati (dalam Susanto, 2013) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain, keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip dan teori. Selanjutnya Indrawati menyebutkan ada enam aspek keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi, pengukuran, mengomunikasikan, memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.

c) Sikap siswa (aspek afektif)

Menurut Lange (dalam Azwar, 1998: 3), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mecakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harua ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

19

struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap; komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.

4. Pendekatan Saintifik (Scientific)

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Dalam Kemendikbud (2013) disebutkan, Pendekatan ilmiah (scientific) berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.


(40)

20

b. Kriteria Pendekatan Saintifik

Menurut Kemendikbud (2013), kriteria pendekatan saintifik adalah: a) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang

dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; b) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif

guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis;

c) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran;

d) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran;

e) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran;

f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan;


(41)

21

g) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Dalam Kemendikbud (2013), proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam pembelajaran, pendekatan ini meliputi 5 hal yaitu:

a) Mengamati

(a) Kegiatan Belajar:

Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

(b) Kompetensi yang dikembangkan:


(42)

22

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. b) Menanya

(a) Kegiatan Belajar:

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untun mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

(b) Kompetensi yang dikembangkan:

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan yang merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c) Mengumpulkan Informasi (a) Kegiatan Belajar:

(1) Melakukan eksperimen

(2) Membaca sumber lain selain bukut teks (3) Mengamati objek/kejadian/aktivitas (4) Wawancara dengan narasumber


(43)

23

(b) Kompetensi yang dikembangkan:

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d) Mengasosiasi/menalar (a) Kegiatan Belajar:

(1) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik

terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

(2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

24

(b) Kompetensi yang dikembangkan:

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir dalam menyimpulkan.

e) Mengkomunikasikan (a) Kegiatan Belajar:

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.

(b) Kompetensi yang dikembangkan:

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Langkah Pembelajaran: a) Kegiatan Pendahuluan

(a) Apersepsi dan motivasi

(b) Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

25

b) Kegiatan Inti

(a) Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.

(b) Kegiatan inti dalam metode scientific ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, pengetahuan atau keterampilan oleh peserta didik dengan bantuan dari guru melalui langkah-langkah kegiatan yang baku yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring.

c) Kegiatan Penutup

(a) Validasi/refleksi/simpulan bersama. (b) Penilaian proses bisa lisan atau tertulis.

(c) Memberi umpan balik dan mengumpulkan hasil kerja siswa sebagai bahan portofolio.

(d) Tindal lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas-tugas.


(46)

26

Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan scientific:

a) Penilaian proses

Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui: (a) Obsevasi saat siswa bekerja kelompok, (b) Bekerja individu,

(c) Berdiskusi,

(d) Presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

b) Penilaian produk

Pemahaman konsep, prisip, dan pengetahuan dilakukan dengan tes tertulis.

c) Penilaian sikap

Penilaian sikap, melalui:

(a) Observasi saat siswa bekerja kelompok, (b) Bekerja individu,

(c) Berdiskusi,

(d) Saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap.


(47)

27

d. Tujuan Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik

Dalam Kemendikbud (2013) disebutkan beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu:

a) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

b) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

c) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

d) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

f) Untuk mengembangkan karakter siswa.

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

a) Pembelajaran berpusat pada siswa.

b) Pembelajaran membentuk student’s self concept

c) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari, menganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan dan prinsip.

d) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.


(48)

28

e) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru

f) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

f. Keunggulan Dan Kelemahan Pendekatan Saintifik

a) Keunggulan

(a) Dari segi kemudahan mendapatkan data, data sekunder yang tersedia dapat digunakan.

(b) Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan permasalahan yang lebih luas menggunakan waktu yang lebih panjang dan jumlah obsevasi yang lebih banyak sebagai objek penelitian karena tersedia di data sekunder.

b) Kelemahan

(a) Setting tidak natural (artificial), dapat menurunkan validitas penelitian.

(b) Penelitian kurang terfokus tetapi lebih luas, sehingga kurang mendalam.

(c) Penelitian biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori. (Kemendikbud, 2013)


(49)

29

5. Bilangan Pecahan

a. Pengertian Pecahan

Menurut Sardjana (2013: 2), bilangan pecahan adalah bilangan yang lambangnya dapat dinyatakan dengan , a dan b bilangan bulat, b 0 dan a bukan kelipatan b.

Contonya:

Apabila daerah lingkaran A dibagi dalam 3 bagian yang sama, maka setiap bagian adalah seperdelapan dari seluruh daerah. Nama yang diberikan untuk bilangan seperdelapan adalah . Dapat juga dikatakan, bahwa bila membagi suatu bilangan cacah dengan suatu bilangan asli, maka pembagian itu disebut suatu pecahan.

b. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan

Menurut Budi, (2009: 17-22) Bila a dan b adalah bilangan bulat, dimana maka disebut pecahan (fraction), a disebut pembilang (nominator) dan b disebut penyebut (denominator). Pecahan dibedakan atas pecahan murni, yaitu bila a < b, dan pecahan tak murni bila a b.


(50)

30

Nilai pecahan tak berubah bila pembilang dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang sama atau dibagi dengan bilangan yang sama.

1. ini berguna untuk menyamakan penyebut dua

pecahan atau lebih.

2. ini berguna untuk menyederhakan pecahan. a) Pecahan Murni

Aturan penjumlahan dan pengurangan pecahan murni. (1) Bila penyebutnya sama, yang dijumlahkan atau

dikurangkan hanya pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap.

(2) Bila penyebutnya tidak sama, penyebutnya harus disamakan lebih dulu. Penyebut baru harus merupakan

kelipatan persekutuan dari masing-masing penyebut.

Setelah penyebutnya sama, barulah penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan, yaitu menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya saja.

(3) Penyederhanaan Pecahan, dalam hal ini, karena tujuannya kemampuan melakukan operasi pecahan dan penyederhanaannya, maka bila hasilnya berupa pecahan, hasil dianggap paling baik bila tak lagi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

31

disederhanakan, dan tidak dihitung dengan kalkulator sehingga hasilnya berupa pecahan desimal. Bila pembilang atau penyebut berupa penjumlahan atau pengurangan, tidak boleh melakukan pembagian hanya pada salah satu suku dari pembilangnya, atau salah satu suku dari penyebutnya.

b) Pecahan Tak Murni

Cara melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan tak murni.

Cara pertama:

(1) Bila pecahan mengandung bilangan bulat, ubahlah dulu menjadi bentuk pecahan seluruhnya.

(2) Samakan penyebutnya

(3) Selanjutnya lanjutkan penjumlahan atau pengurangan pada pembilangnya saja.

Cara kedua:

Digunakan aturan: (1)

(2)


(52)

32

6. Teori Tanggapan

Kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesan saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan (Kartono, dalam Nainggolan, 2013). Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu ransangan tertentu.

Ada dua jenis variabel yang dapat mempengaruhi respon, yaitu:

1. Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik

2. Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat pada diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, dan pengalaman masa lalu.

Menurut (Dollard dan Miller, dalam Nainggolan, 2013) mengemukakan bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon. Respon-respon tertentu terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hirarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif atau negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

33

Dari beberapa pengertian tanggapan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tanggapan adalah respon yang diberikan seseorang berupa pendapat setelah menghadapi suatu ransangan tertentu.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tujuan dari pembelajaran matematika adalah membentuk kemampuan berpikir siswa yang tercermin melalui berfikir secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. Dalam pembelajaran matematika ini, siswa diharapkan untuk lebih beminat dan terlibat aktif sehingga mampu untuk memaksimalkan hasil belajar. Minat belajar siswa dapat terlihat dari kemauannya dalam bertanya, memberikan tanggapan ataupun menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.

Guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena guru merupakan fasilitator bagi siswanya. Guru lebih dominan menggunakan metode pembelajaran ceramah. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi pasif dan hasil belajar matematikanya menjadi rendah. Ketika guru memberikan tugas kepada siswa untuk untuk didiskusikan dengan kelompok, mereka cenderung mengobrol sendiri dengan teman kelompoknya, ketika guru memberikan pekerjaan rumah (PR), mereka menganggap itu adalah suatu beban yang mengganggu waktu bermain. Hal-hal itu yang menyebabkan rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, terlihat saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

34

siswa merasa tidak semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Hal lain yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam pelajaran matematika adalah dengan banyaknya rumus-rumus sehingga mereka cenderung menghafalkan rumus itu satu persatu tanpa mencoba melakukan dengan berlatih soal.

Cara yang mampu membuat pelajaran matematika menjadi bermakna dan diminati oleh siswa adalah dengan menerapkan pendekatan scientific (saintifik). Dengan menerapkan pendekatan saintifik akan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ketika guru menyampaikan suatu materi, peserta didik diberi kesempatann untuk mengamati, kemudian menanyakan suatu hal yang tidak dipahami terkait materi tersebut, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bernalar mencari ide pemecahan masalah tersebut dan mencoba untuk mempresentasikan idenya di ruang kelas. Dengan pembelajaran seperti itu, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengekspresikan kemampuannya, mereka mendapat kesempatan untuk bertanya apa saja dan menyumbangkan ide yang mereka miliki, sehingga dari sini perlahan-lahan tumbuh minat dalam dirinya untuk terus mempelajari materi tersebut.

Dengan demikian, melalui penerapan pendekatan saintifik diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.


(55)

35

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang permasalahn serta landasan teori peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.

1. Penerapan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 2 Wewewa Timur Sumba Barat Daya pada operasi hitung bilangan pecahan. 2. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran matematika

dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wewewa Timur pada operasi hitung bilangan pecahan dengan langkah-langkah pembelajaran yang dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti ingin meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, oleh karena itu jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dengan penelitian ini, peneliti berharap dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan classroom action research dalam bahasa Inggris. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. (Susilo, 2007: 16).

Perencanaan

Aksi Refleksi

Observasi

Perencanaan Ulang

Aksi Refleksi Observasi

Gambar 3.1 Spiral Tindakan Kelas (Aqib, Zaenal, 2006 : 31)


(57)

37

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian dari Kurt Lewin (dalam Aqib, 2006: 31) menggambarkan penelitian tindakan kelas sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wewewa Timur, Nusa Tenggara Timur, sejak bulan februari 2014-Agustus 2014.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wewewa Timur, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur yang berjumlah 30 siswa. Di mana hampir sebagian siswanya ke sekolah dengan berjalan kaki, karena rumah mereka yang tidak jauh dari sekolah. Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah minat dan hasil belajar menggunakan Pendekatan Saintifik pada operasi hitung bilangan pecahan..

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes adalah metode pengumpulan data untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Tes akan dilaksanakan dua kali, yakni Tes Kemampuan Awal (TKA) sebelum menerapkan pembelajaran dengan pendekatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

38

saintifik dan Tes Hasil Belajar (THB) setelah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

2. Kuesioner

Dalam penelitian ini, peneliti membuat kuesioner yang diberikan kepada siswa untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa setelah mengalami proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Penelitian ini juga menggunakan observasi yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek penelitian untuk mengetahui minat belajar siswa dalam proses pembelajaran.

3. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek penelitian untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika.

4. Wawancara

Tanggapan dilakukan dengan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa tentang implemetasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika. Proses wawancara dilaksanakan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran selaku pelaksana pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan beberapa siswa sebagai subjek dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik.


(59)

39

Peneliti akan memilih 3 orang siswa yang memiliki pencapaian prestasi rendah (1 orang), sedang (1 orang) dan tinggi (1 orang) dilihat dari hasil Tes Kemampuan Awal (TKA) sebelum menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik.

5. Dokumentasi

Dokumentasi bertujuan untuk merekam segala aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Dokumentasi ini dilakukan dengan maksud untuk membantu peneliti dalam memperoleh informasi dan mendukung/melengkapi data penelitian. Dokumentasi berupa pengambilan gambar foto.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Lembar pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi tentang langkah-langkah pembelajaran yang sesuai pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yag telah disusun peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing serta digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Materi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(60)

40

yaitu Bilangan Pecahan dengan kompetensi dasar 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

b) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) susun oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. LKS ini digunakan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, serta digunakan siswa sebagai petunjuk saat melakukan diskusi kelompok maupun diskusi antar kelompok.

Tabel 3.1 Materi Yang Dibahas Masing-Masing Kelompok Pada

Tiap Pertemuan

Pertemuan Kelompok LKS yang

digunakan Materi yang dibahas

Siklus I

1 1-7 1

Menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

2 1-7 2

Menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

Siklus II 1 1-7 3

Menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(61)

41

2. Instrumen Pengumpulan Data

1) Minat Belajar

a) Instrumen Kuesioner

Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap mata pelajaran matematika yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, dan untuk mengetahui bahwa siswa berminat terhadap model pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Hurlock, (1990:155) menyebutkan tujuh ciri-ciri minat, namun peneliti memilih lima diantaranya sebagai indikator ketercapaian minat belajar siswa, karena kelima itu dianggap sudah bisa menggambarkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuisioner Penelitian Instrumen Minat

No Indikator Pertanyaan

Positif

Pertaanyaan Negatif 1.

Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

1, 4 2, 3


(62)

42

2.

Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya.

5, 7 6,

3.

Minat bergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang.

8, 9, 10, 11

4.

Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat memilikinya.

12, 14 13, 15

5.

Perkembangan minat

mungkin terbatas.

Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.

16, 17

6.

Respon dan rasa suka terhadap model pembelajaran yang digunakan

18, 20 19

b) Pedoman Observasi Minat Belajar

Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik. Untuk mengukur minat belajar, digunakan panduan objek yang akan di observasi sebagai berikut:


(63)

43

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Minat Belajar

No Indikator No Item 1. Minat dan perhatian siswa selama proses

pembelajaran 1, 2, 3

2. Tanggung jawab siswa dalam mempelajari

matematika

4, 5, 6, 7, 8, 9

3. Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus

yang diberikan guru

10, 11, 12, 13

2) Hasil Belajar

a) Tes Kemampuan Awal

Tes Kemampuan Awal (TKA) dilaksanakan sebelum menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Tes Kemampuan Awal (TKA) berupa soal-soal uraian tentang operasi hitung pada bilangan pecahan.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal

No Indikator Banyak Soal 1. Menyatakan suatu bagian dengan pecahan 3

2. Menyatakan suatu pecahan senilai 1

3. Menyatakan suatu pecahan dalam bentuk paling sederhana

1

4. Menyatakan bilangan bulat sebagai bilangan pecahan campuran

2

b) Tes Hasil Belajar (THB)

Tes Hasil Belajar (THB) dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Tes Hasil Belajar (THB) dilakukan diakhir rangkaian proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(64)

44

pembeajaran dengan pendekatan saintifik. Tes Hasil Belajar (THB) berupa soal-soal uraian tentang operasi hitung pada bilangan pecahan.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus 1

No Indikator Banyak

Soal 1 Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada

bilangan pecahan

2

2 Menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan

2

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus 2

No Indikator Banyak

Soal 1 Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada

bilangan pecahan

2

2 Menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan

2

3) Keterlaksanaan Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek penelitian untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika. Untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran pendekatan saintifik, digunakan panduan objek yang akan diobservasi sebagai berikut:


(65)

45

Tabel 3.7 Instrumen Pengamatan keterlaksanaan Pembelajaran

dengan Pendekatan Saintifik

No Kegiatan Ya Tidak

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari

c. Guru mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai

d. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan perserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

2. Kegiatan Inti a. Mengamati

a) Guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: menyimak, melihat, mendengar, dan membaca.

b) Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

b. Menanya

a) Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.

b) Guru membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak dengan fakta, konsep atau pun hal lain yang lebih abstrak.


(66)

46

c. Menalar

Guru memberikan kesempatakan kepada peserta didik untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.

d. Mencoba

Guru meminta peserta didik untuk menuangkan pendapatnya dengan memproses informasi yang sudah didapatkan.

e. Mengkomunikasikan

a) Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan hasil yang didapat dari kegiatan mencari informasi di kelas.

b) Guru menilai hasil belajar peserta didik atau kelompok perserta didik tersebut.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan pelajaran.

b. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

d. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program pengayaan, dan/atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

(Kemdikbud, 2013: 15-19)

4) Tanggapan

Tanggapan dilakukan dengan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa tentang implemetasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika. Berikut pedoman wawancara untuk guru dan siswa:


(67)

47

(1) Untuk siswa

Lembar wawancara ini bertujuan untuk meyakinkan peneliti bahwa siswa benar-benar berminat terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa yang dipilih menurut tingkat nilainya, dari siswa yang nilainya tinggi, sedang dan kurang. Pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa adalah sebagai berikut:

(a) Bagaimana pendapatmu dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik?

(b) Apakah kamu senang dengan pembelajaran seperti ini dan kamu dapat menikmati? Mengapa?

(c) Apa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik?

(d) Apa kesulitan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik?

(2) Untuk Guru

Selain melakukan wawancara dengan siswa, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru sebagai pelaku pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pertanyaan wawancara guru sebagai berikut:


(68)

48

(a) Bagaimana peran serta siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran pendekatan saintifik?

(b) Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi dengan menggunakan pembelajaran pendekatan saintifik?

(c) Apa kelebihan pembelajaran dengan pendekatan saintifik?

(d) Apa kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik?

(e) Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan pembelajaran seperti biasa?

F. Rancangan Penelitian

1. Rancangan Penelitian Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Menyusun pedoman observasi yang digunakan untuk mencatat

hasil pengamatan pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti aktivitas siswa di kelas, dan bagaimana pembelajaran dengan pendekatan saintifik berlangsung.


(69)

49

3) Memberikan Tes Kemampuan Awal (TKA)

b. Tindakan (acting)

Setelah membuat perencanaan kemudian dilanjutkan dengan penerapan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Pada tahap tindakan ini, guru melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah disusun oleh peneliti.

1) Kegiatan awal

Dalam kegiatan awal, guru:

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait materi yang akan dipelajari;

c) Mengantarkan peserta didik ke suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; d) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahn atau tugas.


(70)

50

2) Kegiatan inti a) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membukan secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

b) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau didengar. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

c) Menalar

Tindak lanjut dari bertanya adalah mencoba bernalar, menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(71)

51

melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.

d) Mencoba

Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu siswa mencoba untuk memproses informasi tersebut untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya.

e) Mengkomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari dan memproses informasi. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

f) Siswa diminta untuk mengerjakan kuis individu. Skor dari hasil kuis individual ini digunakan sebagai skor kuis I.

3) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(72)

52

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

c. Pengamatan (observing)

Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti bersama guru dan observer lain mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (reflecting)

Setelah siswa benar-benar menguasai materi yang telah disampaikan, guru memberikan tes akhir di akhir siklus. Dalam tahap ini peneliti dan guru menganalisis hasil pengamatan dan proses pembelajaran yang dilakukan, untuk memperoleh gambaran tindakan yang dilakukan, serta sebagai acuan perencanaan siklus II.

e. Tindak lanjut

Setelah peneliti dan guru melakukan refleksi pada siklus I, dan mengetahui masalah-masalah yang dihadapi peneliti dan guru mencari solusi dari masalah tersebut sehingga pada siklus II tidak muncul kembali masalah tersebut dan mendapatkan hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya.


(73)

53

2. Rancangan penelitian siklus II

a. Perencanaan (Planning)

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Menyusun pedoman observasi yang digunakan untuk mencatat

hasil pengamatan pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti aktivitas siswa di kelas, dan bagaimana pembelajaran dengan pendekatan saintifik berlangsung.

3) Memberikan apersepsi dengan menanyakan soal evaluasi siklus I

b. Tindakan (acting)

Setelah membuat perencanaan kemudian dilanjutkan dengan penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pada tahap tindakan ini, guru melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah disusun oleh peneliti.

1) Kegiatan awal

Dalam kegiatan awal, guru:

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait materi yang akan dipelajari;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(74)

54

c) Mengantarkan peserta didik ke suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; d) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahn atau tugas.

2) Kegiatan inti a) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membukan secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

b) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau didengar. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(75)

55

objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

c) Menalar

Tindak lanjut dari bertanya adalah mencoba bernalar, menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.

d) Mencoba

Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu siswa mencoba untuk memproses informasi tersebut untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya.

e) Mengkomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari dan memproses informasi. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.


(76)

56

f) Siswa diminta untuk mengerjakan kuis individu. Skor dari hasil kuis individual ini digunakan sebagai skor kuis II.

3) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

c. Pengamatan (observing)

Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti bersama guru dan observer lain mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (reflecting)

Peneliti dan guru menganalisis semua tindakan pada siklus I dan siklus II. Pada akhir siklus II, siswa diminta melakukan evaluasi berupa Tes Hasil Belajar (THB). Bila hasilnya meningkat setelah dibandingkan dengan hasil Tes Hasil Belajar siklus I sebelumnya, maka pembelajaran dengan pendekatan saintifik berhasil meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Juga untuk memperkuat data, pada akhir siklus II siswa diminta juga untuk mengisi kuisioner minat belajar dan mewawancarai beberapa siswa dan guru. Bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(77)

57

mendapat tanggapan positif dari siswa dan guru maka pembelajaran dengan pendekatan saintifik berhasil meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran matematika.

Apabila hasil belajar sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada tabel 3.14 maka penelitian berakhir di siklus II, namun jika belum mencapai, maka dilajutkan siklus berikutnya.

G. Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian dapat dikatakan baik apabila instrumen tersebut valid dan reliabel. Maka dari itu instrumen yang digunakan untuk penelitian dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

a. Validitas Tes Hasil belajar

Uji validitas soal dilakukan untuk membuktikan valid atau tidaknya, soal harus sama dengan penuyusunan kisi-kisi soal. Peneliti sebelumnya telah mengujicobakan kevalidan dari soal-soal yang akan digunakan kepada siswa kelas VIII. Dari hasil ujicoba tersebut, peneliti memilih 4 soal cerita yang benar-benar valid untuk tiap siklusnya.

Untuk menganalisis daat peneliti menggunakan rumus Product Moment (Sudijono, 2011:181)


(78)

58

Keterangan:

rxy = korelasi product moment X = tes formatif I

Y = tes formatif II N = jumlah responden

Dalam hal ini, suatu tes dikatakan valid jika rxy > r tabel, tidak valid jika rxy < r tabel . r tabel adalah nilai terkecil dari koefisien korelasi pada tabel statistika agar koefisien korelasi tersebut signifikan. Interpretasi dari koefisien korelasi (rxy) dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3.8 Tabel Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi (rxy)

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,800 < rxy 1,00 Sangat tinggi 0,600 < rxy 0,800 Tinggi 0,400 < rxy 0,600 Cukup 0,200 < rxy 0,400 Rendah 0,000 < rxy 0,200 Sangat Rendah

(Suharsimi Arikunto, 1988: 71)

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209). Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(79)

59

reliabilitas yaitu r11. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

Di mana:

reliabilitas yang dicari jumlah soal yang dipakai

jumlah varians skor tiap-tiap item varians total

Harga yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan interpretasi reliabilitas sebagai berikut:

0,00 < 0,20 koefisien reliabiltas Sangat Rendah 0,20 0,40 koefisien reliabilitas Rendah 0,40 0,60 koefisien reliabilitas Sedang 0,60 0,80 koefisien reliabilitas Tinggi

0,80 1,00 koefisien reliabilitas Sangat Tinggi

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Pendekatan

Saintifik

Analisis keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pendekatan Saintifik adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(80)

60

Dimana, skor 1 apabila tanda cek (√) diberikan pada kolom “ya” dan skor 0 apabila tanda cek (√) diberikan pada kolom „tidak‟. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik dikatan dapat terlaksana dengan baik apabila keterlaksanaan lebih dari sama dengan ( ) 80%.

2. Analisis Data Minat Belajar

1) Analisis Hasil Observasi

Hasil observasi dianalisis secara deskriptif. Observasi digunakan sebagai salah satu alat untuk melihat minat siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik.

2) Kuesioner

Skor diberikan berdasarkan alternatif jawaban yang diperoleh siswa. Dalam pemberian skor digunakan panduan berikut:

Tabel 3.9 Panduan Pemberian Skor Kuesioner

Alternatif Jawaban

Skor Pertanyaan

Positif

Pertanyaan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju

(STS) 1 4


(1)

(2)

Lampiran | 97


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Kesulitan Siswa Smp Kelas VII dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Bilangan dan Solusi Pemecahannya

0 4 14

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENYELESAIAN SOAL OPERASI BILANGAN PECAHAN Analisis Kesalahan dalam Penyelesaian Soal Operasi Bilangan Pecahan ( Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Karanggede).

0 0 15

PENDAHULUAN Analisis Kesalahan dalam Penyelesaian Soal Operasi Bilangan Pecahan ( Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Karanggede).

0 0 4

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENYELESAIAN SOAL OPERASI BILANGAN PECAHAN Analisis Kesalahan dalam Penyelesaian Soal Operasi Bilangan Pecahan ( Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Karanggede).

0 0 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Pecahan Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (PTK Pembelajaran Siswa Kelas VII Semester Gasal M

0 2 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII SMP PGRI Banyubiru

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII SMP PGRI Banyubiru

0 0 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GRENGGENG.

0 3 179

RPP Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Pecahan

3 4 14

DUKUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MEMBANTU PEMAHAMAN OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP JOANNES BOSCO TAHUN AJARAN 20112012

0 2 218