BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat macam keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan listening skills, berbicara
speaking skills, membaca reading skills, dan menulis writing skills. Keterampilan menyimak berkenaan dengan bahasa lisan, sedangkan
keterampilan membaca dan menulis berkenaan dengan bahasa tulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga
keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang
teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan
berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal
Tarigan 1986:1. Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang penting di samping
tiga kemampuan lainnya. Hal itu ditujukan pada tujuan setiap pengajaran bahasa di sekolah, yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun
Sekolah Menengah Atas ditujukan untuk mencapai keterampilan-keterampilan berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Keterampilan-keterampilan
tersebut tentu saja harus dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan. 1
2 Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif
dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah trampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan
menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis tidak hanya penting dalam dunia pendidikan, tetapi juga penting untuk lingkungan
masyarakat. Keterampilan menulis ini penting karena keterampilan menulis sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Keterampilan menulis merupakan suatu
ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Oleh karena itu, sebagai bangsa terpelajar orang Indonesia mempunyai keterampilan menulis.
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang kompleks, karena keterampilan menulis ini merupakan suatu proses pengembangan yang
menuntut pengembangan waktu, kesempatan, dan memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis Tarigan
1986:4. Pengembangan keterampilan menulis perlu mendapat perhatian
sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis memang dapat dikuasai oleh siapa saja yang memiliki keterampilan intelektual
yang memadai. Berbeda dengan keterampilan menyimak dan berbicara, menulis tidak diperoleh secara alami melainkan perlu latihan.
3 Agar dapat terampil dalam menulis, seseorang harus mempunyai niat
untuk menulis. Niat disini bukan hanya sekedar niat, tetapi harus diimbangi pula dengan latihan yang terus-menerus tanpa putus asa sehingga apabila
menjumpai berbagai kesuliatan tidak langsung menyerah melainkan mencari solusi dan terus berusaha. Buanglah rasa malu dan ragu-ragu dalam menulis
dan tetaplah yakin bahwa tulisan tersebut akan bermanfaat bagi kita dan orang lain pembaca.
Pembelajaran menulis sudah diberikan sejak anak-anak mulai bersekolah. Semakin tinggi tingkat kelas semakin meningkat dan berkembang
kemahiran dalam menulisnya. Keterampilan menulis tidak hanya diajarkan melalui penjelasan atau uraian-uraian semata. Keterampilan menulis lebih
banyak diperoleh melalui latihan-latihan secara terus menerus. Daya imajinasi siswa masih terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan pertambahan
usianya. Keterampilan menulis merupkan salah satu keterampilan berbahasa
yang perlu dimiliki oleh para siswa yang sedang belajar mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Keterampilan ini fungsional
sifatnya bagi pengembangan diri dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, menulis harus mendapatkan perhatian yang serius dalam pengajaran.
Keterampilan menulis seseorang merupakan gambaran dari penguasaan seseorang terhadap bahasa yang digunakan untuk mengukur tingkat
keterampilan berbahasa seseorang. Dikatakan demikian, karena keterampilan menulis menggabungkan sejumlah keterampilan lainnya.
4 Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan berbahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Kegiatan berbahasa tersebut dalam rangka menyampikan pesan kepada orang lain.
Pesan yang dimaksud harus dapat dipahami sebab kegiatan berbahasa tulis ini merupakan bentuk komunikasi.
Ruang lingkup Standar Kompetensi di Sekolah Dasar berdasarkan draf Kurikulum Berbasis Kompetensi edisi final yaitu kemampuan berbahasa
meliputi Sub aspek Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Telah dijelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, maka
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar yang utama adalah diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi.
Pada kesempatan ini, peneliti membahas pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf deskripsi. Berdasarkan pengalaman dan
pengamatan peneliti, keterampilan siswa untuk menulis masih terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis paragraf deskripsi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis masih kurang, siswa kurang bisa membedakan antara karangan deskripsi dan
narasi, siswa tidak senang dengan pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang monoton dan membosankan, tebatasnya kemampuan siswa dalam
menyesuaikan antara judul dengan isi karangan, penggunaan kosa kata yang belum maksimal, penggunaan ejaan dan tanda baca yang masih salah
tebatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan, terbatasnya kemampuan siswa dalam
5 berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan. Selain itu, siswa
juga belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam menulis paragraf deskripsi. Keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya pembelajaran menulis
di kelas. Agar dapat menulis siswa perlu diacu dengan bahan ajar yang menarik. Untuk itu, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa
tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik. Seorang guru dalam memberikan pengajarannya dituntut untuk
memiliki keterampilan yang lebih baik dalam berbahasa. Guru diharapkan dapat mengelola kelas agar kegiatan proses belajar mengajar dapat tercapai
sesuai tujuan. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia guru dapat memanfaatkan bahan ajar dan media yang tepat. Kegunaan media yang tepat
untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan merangsang anak-anak untuk lebih bersemangat dan lebih menyenangi pembelajaran Bahasa dan
sastra Indonesia yang sedang berlangsung. Dengan demikian, materi yang sedang diajarkan akan lebih mudah ditangkap oleh para siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap siswa- siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang, ternyata kemampuan menulis paragraf deskripsi para siswa masih relatif rendah.
Rendahnya keterampilan menulis paragraf deskripsi tersebut tampak dalam hal siswa yang kebanyakan berlatar belakang dari keluarga kurang
mampu, sehingga banyak waktu tersita untuk membantu orang tua jarang ada waktu santai, apalagi untuk menulis, pemahaman siswa terhadap
6 keterampilan menulis masih kurang, siswa kurang bisa membedakan antara
karangan deskripsi dan narasi, siswa tidak senang dengan pembelajaran menulis paragraf deskripsi yang monoton dan membosankan, tebatasnya
kemampuan siswa dalam menyesuaikan antara judul dengan isi karangan, penggunaan kosa kata yang belum maksimal, penggunaan ejaan dan tanda
baca yang masih salah, tebatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan, terbatasnya kemampuan
siswa dalam berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan. Selain itu, siswa juga belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam
menulis paragraf deskripsi. Penyebab lain di samping faktor dari siswa adalah faktor dari guru
antara lain kurang memberi motivasi kepada siswa dalam hal menulis paragraf deskripsi, jarang memberikan pelajaran menulis paragraf deskripsi karena
menulis paragraf deskripsi membutuhkan waktu yang banyak, kurangnya alokasi waktu dalam pembelajaran menulis menyebabkan siswa semakin
malas untuk menulis, model pembelajaran yang digunakan guru yaitu dengan menggunakan ceramah dan penugasan, pemberian materi menulis paragraf
deskripsi yang dilakukan guru tidak bervariasi dan monoton, sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini.
Dari latar belakang tersebut, guru disarankan harus pandai memilih bahan ajar serta menggunakan media yang beragam. Salah satu jenis media
yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media gambar. Penggunaan media gambar ini digunakan sebagai alternatif
7 pembelajaran menulis paragraf deskripsi, sehingga diharapkan dengan media
ini siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan, tenang, dan santai sehingga mengurangi kejenuhan pembelajaran menulis selama ini.
Pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan media gambar ini merupakan langkah yang dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk
dapat menggunakan sebuah gambar sebagai media dalam proses mengajar di kelas. Penyajian gambar digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam menulis
paragraf deskripsi. Siswa diminta untuk membuat paragraf berdasarkan gambar tersebut. Dengan demikian, ide dan gagasan siswa akan lebih mudah
dituangkan secara jelas, konkrit, dan lengkap. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan utama yang
menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya keterampilan dalam menuliskan paragraf deskripsi pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Permasalahan ini akan dibatasi dengan pemberian pembelajaran
menulis paragraf deskripsi dengan media gambar. Sekaligus menggunakannya sebagi judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan
Media Gambar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun ajaran 20062007.
8
1.2 Identifikasi Masalah