27 pendukungnya; 4 Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak
menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Dari beberapa pendapat pakar yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa paragraf merupakan gagasan pokok yang tertuang dalam deretan kalimat dalam satu kesatuan yang padu. Hubungan antar kalimat
tersebut menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Selain itu paragraf juga dapat diartikan sebagai bagian dari suatu
karangan atau tulisan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan informasi dengan ide-ide pokok sebagai pengandaliannya. Di dalam paragraf,
ide pokok itu ada yang tersurat dan ada yang tersirat. Paragraf dapat juga dinyatakan sebagai karangan yang paling pendek.
2.2.2.2 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf
Akhadiah, dkk 1991:148 mengemukakan bahwa dalam Pengembangan paragraf kita harus menyajikan dan mengorganisasikan
gagasan menjadi satu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
Persyaratan yang pertama yaitu Kesatuan, yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf
itu secara bersama-sama menyatakan satu hal, satu tema tertentu. Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
paragraf adalah mengembangkan tema tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan
28 menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu
gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah
paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau
terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal-balik. Pembaca dengan mudah dapat memahami dan mengikuti jalan
pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya
kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat. Syarat yang ketiga yaitu Kelengkapan, suatu
paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama sebaliknya suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Mustakim 1994:115 mengatakan bahwa pengungkapan gagasan, sebuah paragraf yang baik hendaknya dapat memenuhi dua persyaratan, yaitu
kesatuan kohesi dan kepaduan koherensi. Kriteria kesatuan atau kohesi menyangkut keeratan hubungan makna antargagasan dalam sebuah paragraf.
Sedangkan kriteria kepaduan atau koherensi menyangkut keeratan hubungan antar kalimat dalam paragraf dari segi bentuk atau strukturnya. Sementara itu
Keraf dalam Suriamiharja,1996:48 mengemukakan bahwa syarat-syarat
29 pembetukan paragraf itu harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu kohesi
kesatuan, koherensi kepaduan, dan pengembangankelengkapan paragraf. Kesatuan kohesi dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang
membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan satu hal, satu tema tertentu. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam
paragraf itu tidak terlepas dari topik atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak
relevan. Syarat yang kedua yaitu kepaduan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk
paragraf itu. Paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh
kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Sedangkan syarat yang terakhir yaitu pengembangankelengkapan paragraf, adalah penyusunan
atau perincian dari gagasan-gagasan yang membina paragraf itu. Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak
dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Widjono 2005:167 mengemukakan bahwa paragraf yang baik harus
memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
Syarat pertama yaitu kesatuan, untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pikiran. Paragraf dapat berupa
30 beberapa kalimat, tetapi seluruhnya harus merupakan kesatuan. Syarat kedua
yaitu kepaduan, paragraf dinyatakan padu jika dibangun kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf
menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf menjadi satu, padu, utuh, dan kompak. Syarat
ketiga yaitu ketuntasan, ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan: 1 klasifikasi, yaitu pengelompokan objek secara
lengkap dan menyeluruh; 2 ketuntasan bahasan yaitu kesempurnaan membahas materi menyeluruh dan utuh. Syarat keempat yaitu keruntutan,
keruntutan ialah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir tidak pernah putus.
Syarat yang kelima sekaligus syarat yang terakhir yaitu konsistensi penggunaan sudut pandang, sudut pandang adalah cara penulis memaparkan
diri dalam karangannya. Misalnya sudut pandang aku, dia, ia, dan penulis. Dari beberapa pendapat pakar yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembentukan paragraf harus memenuhi persyaratan-persyaratan, yaitu kesatuan, kepaduan, keruntutan, ketuntasan,
dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
2.2.2.3 Kegunaan Paragraf