commit to user 37
kimia  ditunjukkan  dengan  nilai  atau  angka,  yaitu  prestasi  akhir  dari  hasil  tes prestasi belajar kimia pokok bahasan laju reaksi.
10. Materi Pembelajaran IPA
Laju Reaksi
Reaksi-reaksi  kimia  dapat  berlangsung  dengan  cepat  ataupun  lambat. Misalnya,  ketika  selembar  kertas  dibakar,  dalam  beberapa  saat  kertas  lembaran
tersebut  akan  berubah  menjadi  abu,  tetapi  lain  halnya  ketika  sebatang  kayu dibakar.  Batang  kayu  tersebut  akan  terbakar  lebih  lambat  dibandingkan  dengan
lembaran kertas yang dibakar. Pada dasarnya, reaksi-reaksi kimia memerlukan waktu yang berbeda untuk
selesai,  yang  bergantung  pada  sifat-sifat  pereaksi  dan  hasil  reaksi  serta  kondisi pada  saat  reaksi  sedang  berlangsung.  Hal  ini  merupakan  masalah  yang
berhubungan  dengan  konsep  laju  reaksi.  Pembahasan  laju  reaksi  tidak  lepas  dari konsentrasi, salah satu  konsentrasi tersebut adalah molaritas M.
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan, yang persamaannya ditulis: M = molliter.
Apabila suatu larutan diencerkan persamaannya: V
1
M
1
= V
2
M
2
Keterangan:  V
1
= volume sebelum diencerkan V
2
= volume setelah pengenceran M
1
= konsentrasi sebelum pengenceran M
2
= konsentrasi setelah pengenceran Dan jika  diketahui berat jenis
ρ  maka persamaannya M = 10 . bj .   Mr a  Pengertian Laju Reaksi
commit to user 38
Dalam fisika, istilah laju digunakan untuk menyatakan besar perpindahan suatu benda tiap satuan waktu. Akan tetapi, dalam kimia laju reaksi didefinisikan
sebagai  ukuran  yang  menyatakan  berkurangnya  jumlah  zat-zat  pereaksi  tiap satuan  waktu  atau  bertambahnya  zat-zat  hasil  reaksi  tiap  satuan  waktu.  Karena
jumlah  zat  yang  terlibat  dalam  suatu  reaksi  kimia  biasanya  dinyatakan  dalam konsentrasi, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan
perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi tiap satuan waktu. Jika suatu reaksi kimia dinyatakan dengan:
A B
dengan   A = zat-zat pereaksi B = zat-zat  hasil reaksi
Maka laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: V = -
∆A  ∆t atau v = + ∆B  ∆t Keterangan:
V = laju reaksi
∆A  = perubahan konsentrasi zat-zat  pereaksi ∆B  = perubahan konsentrasi zat-zat hasil reaksi
∆t   = waktu Nilai  positif  laju  reaksi  yang  dinyatakan  dalam  konsentrasi  zat-zat  hasil
reaksi  menunjukkan  bahwa  konsentrasi  zat  tersebut  bertambah.  Sementara  itu, nilai negatif laju reaksi yang dinyatakan yang dinyatakan dengan konsentrasi zat-
commit to user 39
zat pereaksi menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut berkurang. Hal ini dapat digambarkan dalam grafik jumlah molekul terhadap waktu sebagai berikut:
waktu
Gambar 2.1 Grafik laju reaksi
Kadang-kadang  suatu  reaksi  kimia  melbatkan  beberapa  zat  yang perbandingan  jumlah  molnya  dinyatakan  dengan  koefisien-koefisien  reaksi
sehingga persamaan kimianya dapat dituliskan sebagai berikut: pA + qB                 rD + sD
dengan:  A,B = zat-zat pereaksi C,D = zat-zat hasil reaksi
p,q,r,s = koefisien reaksi Laju reaksi untuk reaksi yang dinyatakan dengan menggunakan persamaan
kimia diatas dapat ditentukan sebagai berikut: V = -
∆A  p.∆t   =  -∆Bq.∆t = +∆C r.∆t = + ∆D s.∆t Secara kimia laju reaksi dapat ditentukan dengan menentukan konsentrasi zat-zat
pada  waktu  tertentu,  kemudian  data-data  konsentrasi  tersebut  digunakan  untuk menghitung laju reaksi dengan menggunakan persamaan sebelumnya.
b Persamaan laju reaksi Perubahan  konsentrasi  zat-zat  dalam  suatu  reaksi  kimia  biasanya
mempengaruhi laju reaksi tersebut. Persamaan laju reaksi menunjukkan pengaruh
Jumlah Molekul
commit to user 40
tersebut  secara  matematis.  Orde  reaksi  merupakan  bagian  dari  persamaan  laju reaksi.  Laju  reaksi  dapat  dinyatakan  dalam  bentuk  persamaan  laju  reaksi
berdasarkan  konsentrasi  zat-zat  pereaksi.  Pada  umumnya,  laju  reaksi  hanya bergantung pada konsentrasi awal zat-zatt pereaksi yang dapat ditentukan melalui
percobaan. Untuk reaksi A + B                C + D, maka persamaan laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:
V = k  A
n
B
m
dengan:  V   =  laju reaksi K   =  tetapan laju reaksi
A  =  konsentrasi pereaksi A B  =  konsentrasi pereaksi B
n    =  orde reaksi terhadap A m    =  orde reaksi terhadap B
n + m = orde reaksi total. Orde reaksi
Dalam suatu reaksi kimia, penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi dapat meningkatkan laju reaksi. Berkaitan dengan penambahan konsentrasi zat pereaksi,
maka dalam pesamaan laju reaksi dikenal suatu bilangan yang disebut orde reaksi. Dalam  hal  ini  orde  reaksi  didefinisikan  sebagai  bilangan  pangkat  yang
menyatakan  penambahan  laju  reaksi  karena  penambahan  konsentrasi  zat-zat pereaksi. Sebagai contoh, jika konsentrasi suatu pereaksi dinikkan m kali semula
dapat  menyebabkan  laju  reaksi  meningkat  n  kali,  maka  hubungan  penambahan konsentrasi dengan laju reaksi zat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
commit to user 41
m
q
= n dengan:
q = orde reaksi m = kenaikan konsentrasi
n = kenaikan laju reaksi Orde  reaksi  dapat  ditentukan  berdasarkan  tahapan-tahapan  reaksi.  Jika
tahapan-tahapan  reaksi  dapat  dengan  mudah  diketahui  dan  diamati,  maka  orde reaksi terhadap masing-masing zat pereaksi adalah koefisien dari tahapan  reaksi
yang  paling  lambat.  Akan  tetapi,  jika  tahapan-tahapan  reaksi  sukar  untuk diketahui  dan  diamati,  maka  orde  reaksi  terhadap  masing-masing  zat  pereaksi
dapat ditentukan berdasarkan percobaan. Hubungan antara penambahan laju reaksi dengan penambahan konsentrasi
zat-zat  pereaksi  dapat  dinyatakan  dengan  menggunakan  grafik  orde  reaksi.  Pada subbab ini akan diperkenalkan grafik  orde nol, orde satu, dan orde dua.
Orde reaksi nol Jika orde suatu reaksi terhadap pereaksi tertentu adalah nol, hal ini berarti
bahwa  konsentrasi  pereaksi  tersebut  tidak  mempengaruhi  laju  reaksi.  Secara matematis, bilangan yang dipangkatkan nol selalu sama dengan satu sehingga laju
reaksi suatu zat yang orde reaksinya nol adalah tetap pada konsentrasi berapa pun dan nilainya sama dengan tetapan laju reaksi k.
Laju Reaksi
Konsentrasi
commit to user 42
Gambar 2.2 Grafik Laju Reaksi Terhadap Konsentrasi Orde Nol
Orde reaksi pertama Jika  orde  reaksi  suatu  zat  sama  dengan  satu,  berarti  penambahan
konsentrasi  akan  berbanding  lurus  dengan  kenaikan  laju  reaksinya.  Grafik  laju reaksi terhadap konsentrasi orde satu ditampilkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Grafik Laju Reaksi Terhadap Konsentrasi Orde Satu
Orde reaksi kedua Jika  orde  reaksi  suatu  zat  sama  dengan  dua,  berarti  penambahan
konsentrasi akan meningkatkan laju reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat zat tersebut.
Gambar 2.4 Grafik Laju Reaksi Terhadap Konsentrasi Orde Dua
c  Menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan Jika  tahap-tahap  reaksi  sukar  untuk  diamati,  maka  orde  reaksi  dan
persamaan  laju  reaksi  dapat  ditentukan  melalui  percobaan.  Data  percobaan
Laju Reaksi
Konsentrasi
Laju Reaksi
Konsentrasi
commit to user 43
tersebut  dapat  digunakan  untuk  menghitung  orde  reaksi  yang  dapat  digunakan untuk menentukan persamaan laju reaksi.
d Teori tumbukan Kita  telah  mengetahui  bahwa  zat-zat  di  alam  ini  terdiri  atas  partikel-
partikel. Secara teoritis, partikel-partikel suatu zat selalu bergerak secara acak atau tidak  teratur.  Selain  itu,  kita  juga  mengetahui  bahwa  suatu  zat  dapat  bereaksi
dengan zat lain  yang membentuk zat baru. Menurut teori tumbukan, jika dua zat kimia  bereaksi  maka  partikel-partikelnya  harus  bertumbukan  satu  sama  lain
dengan energi  yang cukup untuk berlangsungnya suatu reaksi. Dengan kata lain, agar  suatu  reaksi  kimia  dapat  berlangsung  maka  harus  terjadi  tumbukan  yang
efektif  antara  partikel-partikel  zat-zat  yang  bereaksi.  Tumbukan  efektif  dapat terjadi  apabila  partikel-partikel  tersebut  mempunyai  energi  yang  cukup  besar,
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan pada struktur ikatan antar atom zat. Energi kinetik minimum yang harus dimiliki partikel untuk menghasilkan
tumbukan  efektif  yang  dapat  menghasilkan  reaksi  kimia  disebut  energi  aktivasi. Jika  partikel-partikel  suatu  zat  memiliki  energi  aktivasi  yang  kecil  maka  zat
tersebut  mudah  bereaksi,  sebaliknya  jika  partikel-partikel  suatu  zat  memiliki energi aktivasi yang besar maka zat tersebut sukar bereaksi. Efektivitas tumbukan
di antara dua buah molekul juga dipengaruhi oleh posisi molekul-molekul terebut saat  terjadi  tumbukan.  Bila  posisi  atom-atom  dari  molekul-molekul  yang
bertumbukan  tepat  maka  akan  terjadi  pemutusan  ikatan  antar  atom  dalam molekul-molekul  tersebut,  sehingga  terbentuk  ikatan  baru,  yaitu  dalam  molekul
hasil reaksi.
commit to user 44
e  Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Pada umumnya laju reaksi kimia dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya
luas permukaan, suhu, konsentrasi, tekanan, dan katalis. 1 Luas Permukaan
Pada  reaksi-reaksi  zat  padat,  luas  permukaan  zat  padat  tersebut  akan mempengaruhi  laju  reaksi.  Oleh  karena  itu,  luas  permukaan  zat  padat  akan
mempengaruhi  seberapa  cepat  reaksi  tersebut  berlangsung.  Zat  padat  yang berbentuk serbuk mempunyai luas permukaan  yang lebih besar dibandingkan zat
padat  dalam  bentuk  batangan  atau  kepingan  untuk  masa  zat  padat  yang  sama. Pada reaksi zat padat yang berbentuk serbuk, setiap bagian zat padat akan segera
bereaksi  dengan  zat  lain  pada  waktu  yang  bersamaan  karena  luas  permukaan sentuh  zat  padat  yang  berbentuk  batangan,  reaksinya  terjadi  pada  permukaan  zat
padat  tersebut,  sehingga  untuk  terjadi  reaksi  pada  seluruh  bagian  zat  padat diperlukan waktu yang cukup lama.
2 Temperatur Perubahan  suhu  akan  mempengaruhi  laju  suatu  reaksi  kimia.  Pada
umumnya,  kenaikan  suhu  akan  menaikkan  laju  reaksi.  Jika  suhu  naik  maka partikel-partikel zat-zat yang terlibat dalam reaksi akan menyerap kalor, sehingga
energi  kinetik  partikel-partikel  tersebut  meningkat.  Oleh  karena  itu,  dengan meningkatnya  suhu  maka  semakin  banyak  partikel  yang  mempunyai  energi
kinetik  lebih  besar  dari  energi  aktivasi.  Keadaan  ini  memungkinkan  terjadinya lebih  banyak  tumbukan  efektif  antara  partikel-partikel,  sehingga  reaksi
berlangsung  dengan  lebih  cepat.  Berdasarkan  hasil  eksperimen,  setiap  kenaikkan
commit to user 45
suhu  10
o
C  maka  laju  reaksi  akan  meningkat  dua  kali.  Hubungan  laju  reaksi dengan peningkatan suhu dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
V=2
∆t10
.Vo dengan:  V   =  laju reaksi pada suhu tertentu
Vo  =  laju reaksi mula-mula ∆t  =  kenaikkan suhu
3 Konsentrasi Pada  reaksi-reaksi  yang  melibatkan  larutan,  konsentrasi  larutan
mempengaruhi  laju  reaksi  suatu  zat  dengan  larutan  tersebut.Bagaimanakah konsentrasi  mempengaruhi  laju  reaksi?  Dalam  hal  ini,  meningkatnya  konsentrasi
zat-zat  pereaksi  dalam  bentuk  larutan  akan  meningkatkan  frekuensi  tumbukan antara partikel-partikel zat pereaksi tersebut. Hal ini terjadi karena dalam larutan
pekat,  jarak  antara  dua  partikel  yang  berdekatan  relatif  rapat  sehingga  mudah bertumbukan.  Oleh  karena  itu,  semakin  besar  konsentrasi  larutan  maka  semakin
banyak  partikel  yang  terdapat  dalam  larutan.  Jadi,  apabila  suatu  larutan direaksikan  dengan  zat  tertentu,  maka  zat  tersebut  akan  mudah  bereaksi  pada
larutan pekat.
4 Tekanan Pada dasarnya, tekanan mempengaruhi reaksi-reaksi yang melibatkan gas.
Semakin  besar  tekanan  gas,  semakin  cepat  laju  reaksinya  dan  semakin  kecil tekanan gas, semakin lambat laju reaksinya. Agar dua macam zat kimia bereaksi,
maka  harus  terdapat  tumbukan  di  antara  partikel-partikelnya.  Dengan
commit to user 46
meningkatkan  tekanan,  maka  kita  menekan  partikel-partikel  tersebut  bersama– sama  sehingga  akan  meningkatkan  frekuensi  tumbukan  diantara  partikel-partikel
tersebut.  Karena  semakin  besar  tekanan  gas,  maka  volume  gas  semakin  kecil, sehingga jarak antara partikel-partikelnya menjadi lebih rapat dan partikel-partikel
tersebut lebih mudah bertumbukan efektif. 5 Katalis
Katalis  merupakan  zat  yang  meningkatkan  laju  reaksi  tanpa  mengalami perubahan  apapun.  Hanya  dalam  beberapa  saat,  katalis  dapat  menghasilkan
perubahan  dalam  laju  reaksi.  Hal  ini  karena  adanya  katalis  dalam  suatu  reaksi akan  menyebabkan  reaksi  tersebut  berlangsung  dengan  cara  yang  berbeda.
Kemampuan  katalis  dalam  mempercepat  reaksi  kimia  disebabkan  oleh kemampuan katalis dalam menurunkan energi aktivasi, sehingga reaksi zat dengan
menggunakan  katalis  dapat  berlangsung  lebih  cepat  dibandingkan  dengan  reaksi zat tanpa katalis.
Salah  satu  reaksi  dengan  menggunakan  katalis  adalah  reaksi  pembuatan gas oksigen melalui pemanasan kalium klorat KClO
3
. Pada kondisi tanpa katalis, reaksi  pemanasan  KClO
3
berlangsung  lambat.  Akan  tetapi,  dengan  menambah katalis  mangan  dioksida,  MnO
2
reaksi  berlangsung  lebih  cepat  pada  suhu  yang tidak  terlalu  tinggi,  dan  pada  akhir  reaksi,  katalis  MnO
2
tersebut  diperoleh kembali.
2KClO
3
tanpa katalis          2KCl + 3O
2
lambat 2KClO
3
dengan katalis           2KCl + 3O
2
cepat
commit to user 47
Katalis  banyak  digunakan  dalam  industri,    misalnya  V
2
O
5
digunakan dalam  industri  asam  sulfat  melalui  proses  kontak  dan  serbuk  besi  digunakan
sebagai katalis dalam industri amonia dengan proses Haber-Bosch. Reaksi-reaksi kimia  dalam  tubuh  manusia  juga  dipercepat  oleh  katalis  yang  disebut  enzim.
Enzim merupakan suatu protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel hidup yang dapat  meningkatkan  laju  reaksi  tertentu  yang  bertindak  sebagai  katalis.  Oleh
karena itu, enzim disebut juga biokatalis. Berdasarkan uraian diatas, maka reaksi dengan menggunakan katalis, baik
yang terjadi dalam tubuh maupun di luar tubuh manusia dapat dinyatakan sebagai berikut:
P + R                 PR cepat PR +Q                PQ + R cepat
P + Q + R            PQ + R cepat dengan:  P,Q =  zat pereaksi
R     =  katalis Sementara itu, reaksi tanpa katalis dapat dinyatakan sebagai berikut:
P + Q                 PQ lambat
B. Penelitian Yang Relevan
1.   Penelitian  dari  Budiyono,  dengan  judul  Penerapan  Laboratorium  Riil  dan Virtuil  pada  Pembelajaran  Fisika  Melalui  Metode  Eksperimen  Ditinjau  dari