commit to user 74
kurang pandai. Item soal dengan kualifikasi daya beda jelek tetap digunakan untuk mengambil data penelitian karena soal-soal tersebut dibuat sesuai dengan
kisi-kisi materi yang ada dan mendekati valid.
4. Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang baik untuk digunakan sebagai alat ukur adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit
dan tidak terlalu mudah. Derajat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.
Indeks kesukaran soal dihitung dengan menggunakan persamaan 3.6. IK =
J
pers. 3.6
Persamaan 3.6 merupakan persamaan untuk menentukan tingkat kesukaran suatu soal yang dinyatakan dengan nilai IK. Indeks kesukaran soal IK
merupakan nilai perbandingan antara jumlah siswa yang menjawab benar B
N
dengan jumlah keseluruhan siswa N. Dengan demikian, indeks kesukaran soal dipengaruhi oleh jumlah siswa yang menjawab benar dan jumlah keseluruhan
siswa. Semakin banyak jumlah siswa yang menjawab benar suatu soal maka semakin besar pula nilai IK pada soal tersebut, begitu juga sebaliknya.
Indeks kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 0 - 30,99 = soal kategori sulit
31 - 70,99 = soal kategori sedang 71 - 100 = soal kategori mudah
Uji taraf kesukaran hanya diujikan pada instrumen yang berbentuk tes karena instrumen tes ini akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.
commit to user 75
Dengan demikian, perlu adanya gambaran dari hasil uji taraf kesukaran ini untuk mengetahui distribusi tingkat kesukaran soal. Tabel 3.7 merupakan tabel distribusi
tingkat kesukaran instrumen berbentuk tes.
Tabel 3.7 Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes No.
Instrumen Tes Tingkat
Kesukaran Nomor Soal
Jumlah
1. Prestasi Kognitif
Sulit 24
1 Sedang
4, 7, 9, 10, 11, 12, 19, 23 8
Mudah 1, 2, 3, 5, 6, 8, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 20, 21, 22, 25 16
Total = 25
Dari tabel 3.7 di atas, terlihat bahwa instrumen tes prestasi kognitif mempunyai distribusi soal yang tidak seimbang. Jumlah soal dengan kategori
mudah lebih banyak dibandingkan dengan soal kategori sulit dan sedang. Suatu instrumen tes dikatakan memiliki distribusi tingkat kesukaran soal yang baik jika
soal dengan kategori sedang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan soal kategori sulit dan mudah. Sebagai gambaran, distribusi tingkat kesukaran
instrumen tes yang baik harus mengikuti bentuk kurva normal. Karena soal dengan kategori mudah jumlahnya lebih banyak, maka langkah yang harus
ditempuh adalah memilih beberapa soal kategori mudah untuk kemudian dinaikkan tingkat kesukarannya menjadi soal dengan kategori sedang atau sulit.
Tujuannya agar distribusi soal dengan tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sulit dapat mengikuti kaidah bentuk kurva normal
H. Teknik Analisis Data