commit to user
2. Pembahasan Hasil Analisis Data Prestasi Afektif
a. Hipotesis Pertama
Dari hasil analisis data menggunakan anava tiga jalan pada tabel 4.15 diperoleh p-value hipotesis null yang pertama H
01
sebesar 0,000. P-value ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi
α yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 0,05 atau 5. Dengan demikian, hipotesis null
pertama H
01
yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan metode eksperimen melalui laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi afektif siswa,
harus ditolak. Hal ini berarti bahwa antara media pembelajaran laboratorium riil dengan virtuil memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa
aspek afektif pada pokok bahasan laju reaksi. Selanjutnya, dari hasil uji lanjut anava pada gambar 4.9 menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan
laboratorium riil ternyata memperoleh prestasi afektif yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan laboratorium virtuil.
Dengan demikian, laboratorium riil lebih tepat digunakankan untuk membelajarkan siswa pada materi laju reaksi dengan metode eksperimen untuk
prestasi afektif siswa.
b. Hipotesis Kedua
Dari hasil analisis data menggunakan anava tiga jalan pada tabel 4.15 diperoleh p-value hipotesis null yang kedua H
02
sebesar 0,612. P-value ini lebih besar dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi
α yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 0,05 atau 5. Dengan demikian, hipotesis null kedua
H
02
yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh gaya belajar visual dan gaya
commit to user
belajar kinestetik terhadap prestasi afektif siswa, tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan siswa yang
memiliki gaya belajar kinestetik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa aspek afektif pada materi laju reaksi.
c. Hipotesis Ketiga
Dari hasil analisis data menggunakan anava tiga jalan pada tabel 4.15 diperoleh p-value hipotesis null yang ketiga H
03
sebesar 0,029. P-value ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi
α yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 0,05 atau 5. Dengan demikian, hipotesis null ketiga
H
03
yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi afektif siswa, harus ditolak. Hal ini berarti bahwa
antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah memiliki pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa
aspek afektif pada materi laju reaksi. Selanjutnya, dari hasil uji lanjut anava pada gambar 4.10 menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan sikap ilmiah
tinggi ternyata memperoleh prestasi afektif yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan sikap ilmiah rendah. Dengan demikian,
sikap ilmiah tinggi lebih tepat digunakan untuk membelajarkan siswa pada materi laju reaksi dengan metode eksperimen untuk prestasi afektif siswa.
d. Hipotesis Keempat