Kelebihan dan Kekurangan Permainan Kartu Kuartet Tempat Penelitian

39 e. Permainan dimulai dari pengocok kartu dan berputar searah jarum jam. f. Pemain yang mendapat giliran, menyebutkan salah satu nama tema kartu bagian paling atas kartu dan tanyakan kepada pemain lainnya. Misalnya, pemain giliran menyebutkan tema “Sifat Balok”, kemudian pemain lain yang mempunyai tema kartu tersebut harus menjawab “Ya”. g. Pemain yang mendapat giliran, bebas menentukan pemain yang akan ditebak kartunya terlebih dahulu. h. Jika nama anggota kartu yang ditebak “benar”, maka pemain penebak berhak mendapatkan kartu yang ditebak tersebut dan berkesempatan menebak nama anggota kartu ke pemain lainnya dengan tema yang sama. i. Jika nama anggota kartu yang ditebak “kurang tepat”, maka permainan dilanjutkan pada giliran pemain selanjutnya untuk menebak. j. Dan begitu seterusnya sampai satu set kartu kuartet berhasil ditebak semuanya. k. Jika tema kartu kuartet yang dikumpulkan sudah lengkap, maka kartu tersebut diturunkan dan diletakkan di depan pemain. Setiap kartu tema terdiri dari 4 anggota kartu dan memiliki nilai 1 poin. l. Permainan selesai jika seluruh tema kartu kuartet tersebut berhasil dikumpulkan oleh para pemain. m. Pemain dengan poin terbanyak adalah pemenangnya.

5. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Kartu Kuartet

Secara fisik kartu kuartet memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari kartu kuartet sebagai berikut Rahmat Insan Kamil, 2013: 2-3. 40 a. Praktis, karena mudah dibawa kemana-mana, mudah dalam penyajian, mudah dimainkan dimana saja. b. Dapat digunakan untuk kelompok besar atau kecil. c. Selain guru, siswa juga dapat secara aktif untuk ikut dilibatkan di dalam penyajiannya. d. Permainan kartu kuartet dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan menyimak siswa, karena terjadi interaksi antarsiswa. e. Dapat membantu siswa dalam menemukan gagasan atau ide tulisan yang sistematik. f. Dapat membantu dan memudahkan guru dalam upaya menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Selain memiliki kelebihan, permainan kartu kuartet ini memiliki kekurangan, antara lain: a. Permainan ini dapat diikuti dengan jumlah pemain yang tidak banyak, karena jumlah kartu yang terbatas. b. Masih diperlukannya variasi desain kartu kuartet agar dapat lebih menarik.

6. Desain Permainan Kartu Kuartet dengan Tema Bangun Ruang

Permainan kartu kuartet bangun ruang pada penelitian ini terdapat 60 buah kartu yang terdiri dari 15 tema kartu dan setiap tema kartu terdiri dari 4 anggota tema kartu. Tema-tema yang terdapat pada permainan kartu kuartet sebagai berikut. a. Tema sifat bangun ruang kubus terdiri dari anggota tema kartu 8 titik sudut, 6 sisi, 12 rusuk, dan rusuk sama panjang. 41 b. Tema sifat bangun ruang balok terdiri dari anggota tema kartu 8 titik sudut, 6 sisi, 12 rusuk, dan 3 pasang sisi sebangun. c. Tema sifat bangun ruang prisma segitiga terdiri dari anggota tema kartu 6 titik sudut, 5 sisi, 9 rusuk, dan sisi alas dan tutup sejajar. d. Tema sifat bangun ruang limas segitiga terdiri dari anggota tema kartu 4 titik sudut, 4 sisi, 6 rusuk, dan semua sisi berbentuk segitiga. e. Tema sifat bangun ruang limas segiempat terdiri dari anggota tema kartu 5 titik sudut, 5 sisi, 8 rusuk, dan sisi alas persegi. f. Tema sifat bangun ruang tabung terdiri dari anggota tema kartu tidak mempunyai titik sudut, 3 sisi, 2 rusuk, dan rusuk berbentuk lingkaran. g. Tema sifat bangun ruang kerucut terdiri dari anggota tema kartu 1 titik puncak, 2 sisi, 1 rusuk, dan mempunyai sisi lemgkung. h. Tema rumus bangun ruang kubus terdiri dari anggota tema kartu V = s × s × s, s = √V 3 , Lp = 6 × s × s, s = Lp 6 . i. Tema rumus bangun ruang balok terdiri dari anggota tema kartu V = p × l × t, p = � �×� , l = � �×� , dan t = � �×� . j. Tema benda berbentuk kubus terdiri dari anggota tema kartu rubik, kado, dadu, dan kotak tissue. k. Tema benda berbentuk balok terdiri dari anggota tema kartu kardus, tempat makan, toples makanan, dan batu bata. l. Tema benda berbentuk prisma segitiga terdiri dari anggota tema kartu tenda, coklat, penjepit kertas, dan potongan kue. 42 m. Tema benda berbentuk limas terdiri dari atap rumah dan piramida limas segiempat, kue mendut dan kue bacang limas segitiga. n. Tema benda berbentuk tabung terdiri dari drum, celengan, bedug, dan kaleng susu. o. Tema benda berbentuk kerucut terdiri dari topi ulang tahun, caping, tumpeng, dan monumen jogja kembali. Sebelumnya telah diuraikan tema-tema dan anggota tema kartu yang digunakan pada penelitian ini. Kartu kuartet ini dibuat sendiri oleh peneliti yang menyesuaikan dengan bidang dan materi yang akan digunakan dalam penelitian. Berikut ini adalah contoh dari desain kartu kuartet yang digunakan dalam penelitian. Gambar 8. Contoh Desain Kartu Kuartet 43 Bagian-bagian dari kartu kuartet sebagai berikut:

a. Nama Tema Kartu terletak di bagian paling atas kartu “Sifat Kubus”.

b. Anggota Kartu yang terletak di bawah tema kartu dan terdiri dari empat

macam. Sedangkan nama yang berwarna merah merupakan nama kartu tersebut “8 titik sudut” dan nama-nama yang berwarna hitam merupakan nama-nama kartu yang harus dikumpulkan agar kartu menjadi lengkap.

c. Gambar Anggota Kartu terletak di bawah nama anggota tema kartu. Gambar

tersebut bertujuan untuk memperjelas nama anggota tema kartu.

E. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir peneliti digambarkan dengan skema sebagai berikut. Gambar 9. Skema Kerangka Berpikir Pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta Siswa kurang menyukai mata pelajaran Matematika karena sulit. Karakteristik siswa sekolah dasar suka bermain dan membentuk kelompok Hasil belajar Matematika kurang memuaskan Menciptakan suasana belajar menarik dan menyenangkan dengan bermain Penerapan permainan kartu kuartet pada pembelajaran matematika dengan materi sifat dan rumus bangun ruang Suasana belajar menyenangkan dan siswa aktif dalam pembelajaran Siswa bermain kartu kuartet sekaligus belajar menghafal sifat dan rumus bangun ruang Permainan kartu kuartet berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa 44 Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang terstruktur dan berkaitan dengan logika dan penalaran tentang konsep angka, bilangan, aljabar, analisis, dan geometri yang saling berhubungan satu sama lain. Matematika sebagai mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, namun kurang disukai dan cenderung dianggap sulit bagi siswa terutama bagi siswa di sekolah dasar. Sehingga siswa saat kegiatan pembelajaran matematika di sekolah menjadi kurang aktif dan kurang tertarik untuk belajar serta hasil belajar matematika kurang memuaskan. Salah satu hal yang menyenangkan bagi anak-anak khususnya usia sekolah dasar adalah permainan. Karena anak usia sekolah dasar ini suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Guru dapat mengaplikasikan sebuah permainan dalam kegiatan pembelajarannya. Apabila suasana pembelajaran itu menyenangkan dan suasana hati siswa juga senang maka akan mempermudah siswa untuk menguasai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Saat di dalam ruang kelas, siswa tidak hanya bertugas untuk belajar tetapi mereka juga berhak untuk belajar sambil bermain untuk mengurangi rasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung. Kurang tertarik, kurang aktif, dan rasa bosan siswa saat proses pembelajaran matematika berlangsung dapat diatasi dengan kegiatan belajar sambil bermain. Berdasarkan hal tersebut salah satu permainan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika yaitu permainan kartu kuartet. Permainan kartu kuartet merupakan sebuah permainan kartu bergambar yang berjumlah empat, dimana pada kartu tersebut terdapat tulisan yang menerangkan gambar pada kartu tersebut. Penggunaan permainan kartu kuartet dalam pembelajaran matematika ini berfungsi untuk menciptakan suasana yang belajar 45 siswa. Dengan menggunakan permainan kartu kuartet ini siswa secara tidak sadar akan belajar sambil bermain. Permainan kartu kuartet ini cocok digunakan dalam pembelajaran matematika kelas V semester II pada materi geometri bangun ruang. Dengan menggunakan permainan kartu kuartet ini siswa mempelajari sifat-sifat dari masing-masing bangun ruang dan rumus-rumus untuk menghitung volume serta luas permukaan bangun ruang. Penerapan permainan kartu kuartet pada pembelajaran matematika di kelas V sekolah dasar diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VA dan VB SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pengaruh permainan kartu kuartet terhadap hasil belajar matematika materi geometri bangun ruang pada siswa kelas VA dan VB di SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta.

F. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Rahmat Insan Kamil, Suharno, dan Karsono 2013 yang berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Wayang Kulit Purwa”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setelah menggunakan media permainan kartu kuartet, pemahaman materi wayang kulit purwa siswa kelas VI SD Negeri Dilem mengalami peningkatan. 2. Penelitian Indah Setiyorini dan M. Husni Abdullah 2013 yang berjudul “Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet Pada Mata Pelajaran IPS untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setelah menggunakan kartu kuartet pada mata pelajaran 46 IPS hasil belajar siswa kelas 1-D SD Negeri Jajartunggal III Surabaya mengalami peningkatan.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut kebenaran yang bersifat sementara dan akan diuji kebenarannya dengan data yang diperoleh melalui penelitian Suharsimi Arikunto, 2013: 55. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh dari penggunaan permainan kartu kuartet terhadap hasil belajar matematika pada materi geometri bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada Sukardi, 2005: 4. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono, 2015: 14. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat Arikunto, 2013: 207. Hubungan sebab akibat dalam penelitian eksperimen yakni perbandingan antara satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok yang tidak mendapat perlakuan.

B. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono 2015: 109 terdapat empat bentuk desain dalam penelitian eksperimen, yakni Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Experimental Design, dan Quasi Experimental Design. Terdapat dua tipe pada desain penelitian quasi experimental, yakni Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini lebih tepatnya menggunakan desain penelitian quasi experimental dengan tipe nonequivalent Control group design, karena seperti yang 48 dijelaskan oleh Sugiyono 2015: 114 bahwa desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel- variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen serta dalam penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Kelompok eksperimen pada penelitian ini diberikan permainan kartu kuartet pada saat pembelajaran matematika. Berikut gambaran desain penelitian tipe nonequivalent control group design. Tabel 2. Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Kelompok Pre test Perlakuan Post test Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 3 O 4 Keterangan: O 1 = hasil pre test sebelum diberikan perlakuan kelompok eksperimen O 2 = hasil post test setelah diberikan perlakuan kelompok eksperimen X 1 = perlakuan treatment kelompok eksperimen menggunakan permainan kartu kuartet O 3 = hasil pre test kelompok kontrol O 4 = hasil post test kelompok kontrol Kelas yang menjadi kelompok ekperimen dan kelompok kontrol ditentukan dengan cara pengundian. Kelas yang muncul pertama saat pengundian dijadikan sebagai kelas kontrol, sedangkan kelas yang muncul kedua saat pengundian dijadikan kelas eksperimen. Dari hasil pengundian tersebut yakni kelas VB yang muncul pertama dan menjadi kelas eksperimen, sedangkan kelas VA yang muncul 49 kedua dan menjadi kelas kontrol. Pengundian ini dilakukan untuk menghindari subjektifitas dari peneliti.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan objek atau subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2015: 58. Dalam populasi ini tidak hanya orang, tetapi objek dan benda-benda lainnya juga dapat disebut populasi. Tidak hanya jumlah yang dipelajari pada suatu objek atau subjek penelitian, tetapi karakteristik maupus sifat- sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut juga dipelajari. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta tahun pelajaran 20162017 yang berjumlah 67 siswa yang terdiri dari dua kelas. Peneliti menggunakan kedua kelas tersebut sebagai subjek penelitian, karena memiliki kondisi dan kemampuan yang sama. Berdasarkan saran dari guru kelas masing-masing dan pengundian, kelas VA yang berjumlah 34 siswa menjadi kelas kontrol dan kelas VB yang berjumlah 29 siswa menjadi kelas eksperimen. Dimana kelas kontrol tersebut sebagai kelompok pembanding dan diberi perlakuan seperti yang biasa dilakukan oleh guru, sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan permainan kartu kuartet bangun ruang.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti akan melaksanakan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kotagede 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemasan No. 49 Kotagede Yogyakarta. Lokasi penelitian teresbut dipilih karena memiliki beberapa aspek yang dapat mendukung 50 dalam pelaksanaan penelitian agar berjalan dengan baik. Selain dekat dengan tempat tinggal peneliti, SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta memiliki kelas yang paralel sehingga dapat membantu peneliti dalam menentukan kelas yang dijadikan sebagai kelompk kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Waktu Penelitian Penulis akan melaksanakan penelitian ini pada semester genap bulan Maret tahun ajaran 20162017. Rincian waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini terlampir.

E. Variabel Penelitian

Sugiyono 2015: 61 berpendapat bahwa variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berikut variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. 1. Variabel Bebas Independen Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependen Sugiyono, 2015: 61. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan kartu kuartet bangun ruang. 2. Variabel Terikat Dependen Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta materi sifat-sifat geometri bangun ruang berupa skor yang 51 diperoleh dari post-test materi sifat-sifat bangun ruang yang dikerjakan oleh siswa.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Kartu kuartet merupakan permainan kartu bergambar yang disertai dengan tulisan keterangan gambar pada kartu tersebut. Gambar dan kata-kata keterangan pada kartu kuartet ini berkaitan dengan materi geometri bangun ruang matematika pada kelas V sekolah dasar. Cara memainkan kartu kuartet ini dengan cara menebak tulisan keterangan gambar yang ada pada pemain lawan. Permainan kartu kuartet ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi bangun ruang matematika. 2. Hasil belajar matematika materi geometri bangun ruang merupakan nilai atau skor yang diperoleh siswa dari tes kognitif berupa soal dari C1 sampai C3 yang berkaitan dengan materi geometri bangun ruang setelah mengikuti kegiatan pembelajaran materi geometri bangun ruang.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta setelah menggunakan permainan kartu kuartet pada pembelajaran matematika materi geometri bangun ruang. Pada penelitian ini kelas VB yang menjadi kelas eksperimen, sedangkan kelas VA yang menjadi kelas kontrol. Data dalam suatu penelitian diperoleh melalui langkah-langkah tetentu yang harus dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang telah ditentukan. Penelitian 52 ini dilaksanakan dalam tiga tahap yakni tahap pra penelitian eksperimen, pelaksanaan penelitian ekperimen, dan pasca penelitian eksperimen. Berikut tabel alokasi waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 3. Alokasi Waktu Penelitian Jadwal Kegiatan Waktu Pelaksanaan Bulan Januari 2017 Februari 2017 Maret 2017 April 2017 Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pra Pelaksanaan Penelitian a. Survei b. Menentukan Judul dan Topik Penelitian c. Menentukan Instrumen Penelitian d. Pembuatan Proposal Penelitian e. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data b. Proses Bimbingan c. Pengolahan Data

3. Pasca Pelaksanaan Penelitian

a. Penyusunan Data b. Pengetikan Data c. Penggandaan Laporan Penelitian Berikut ini uraian dari tabel alokasi waktu penelitian yang disesuaikan dengan prosedur atau langkah-langkah penelitian eksperimen untuk memperoleh data dalam penelitian. 53

1. Pra Pelaksanaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Efektivitas penggunaan media permainan kartu dalam meningkatkan hasil belajar IPS terpadu siswa pada materi ekonomi (penelitian tindakan kelas di SMP Darussalam Cimanggis-Ciputat)

4 40 140

Geometri Bangun Ruang SD

2 26 21

PENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN METODE PERMAINAN KARTU KUARTET Peningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Pada Segiempat Dengan Metode Permainan Kartu Kuartet (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Ganap SMP Muhamma

0 0 15

PENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN METODE PERMAINAN KARTU KUARTET Peningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Pada Segiempat Dengan Metode Permainan Kartu Kuartet (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Ganap SMP Muhamma

0 0 12

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Jamasih 01Brebes pada Materi Pokok Sifat-sifat Bangun Ruang Melalui Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang.

0 0 1

PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN KARTU KUARTET SATUAN WAKTU MATEMATIKA (KUANTUM) UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA YOGYAKARTA.

2 18 167

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DAYUHARJO SLEMAN.

0 0 196

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOMETRI BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGNONGKO 1 KALASAN SLEMAN.

0 1 182

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KEMBANGKUNING 1 WINDUSARI.

0 4 51

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet (1)

0 1 58