Bila kemudian bayi disapih, reflex prolaktin akan terhenti. Sekresi ASI juga terhenti. Alveoli mengalami kehancuran, kemudian bersama siklus menstruasi
dimana hormon esterogen dan progesterone berperan, alveoli akan terbentuk kembali Perinasia, 2011.
2.1.3.5 Pengertian Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yaitu pada masa kehamilan antenatal, sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit perinatal, dan pada
masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun postnatal Perinasia, 2011.
Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui Prasetyono, 2012. Dan ruang
lingkup manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi.
2.1.3.6 Teknik Menyusui
Untuk mencapai keberhasilan menyusui, maka diperlukan teknik-teknik yang benar dalam menyusui. Teknik menyusui ialah sebagai berikut :
2.1.3.6.1 Posisi dan Pelekatan Menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang
berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi Caesar. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola. Bayi disusui secara bersamaan di payudara kiri dan kanan Perinasia, 2011.
2.1.3.6.2 Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola disekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
b. Bayi diletakkan menghadap perut ibupayudara
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
bawah menekan puting susu atau areolanya saja. d.
Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi Perinasia, 2011.
2.1.3.6.3 Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar
Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, perhatikan : a.
Bayi tampak tenang b.
Badan bayi menempel pada perut ibu c.
Mulut bayi terbuka lebar d.
Dagu bayi menempel pada payudara ibu e.
Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak masuk
f. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
i. Kepala agak menengadah Perinasia, 2011.
2.1.3.6.4 Lama dan F rekuensi Menyusui
Tidak ada jadwal yang pasti kapan dan berapa lama ibu harus menyusui. Tindakan menyusui dilakukan setiap bayi membutuhkan tanpa mengenal jadwal.
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain kencing, kepanasankedinginan, atau hanya ingin didekap atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Ibu perlu menggunakan nalurinya agar peka merasakan kapan perlu menyusui bayinya walaupun si bayi belum menagih jatah.
Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi
akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setalah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui
tanpa jadwal, yaitu sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari, efeknya positif karena akan memicu produksi ASI selanjutnya. Pada beberapa hari pertama, ibu mungkin harus membangunkan bayi untuk
mulai menyusui. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pasokan yang cukup sehingga sah saja membangunkan bayi bila mereka tidur lebih dari
empat jam sejak waktu menyusui terakhir. Perlahan rutinitas menyusui dapat
diatur setiap 1-3 jam sekali dan berkurang pada saat malam hari Hardiyanti, 2013.
2.1.4 Manajemen Laktasi Pada Ibu Bekerja