ibu dalam bersikap dengan memberikan yang terbaik bagi bayi yaitu dengan memberikan ASI Eksklusif Prasetyono, 2012.
Dalam teori
Health Belief Model,
tingkat pendidikan termasuk dalam variabel demografi yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang untuk berperilaku karena tingkat pendidikan membentuk cara perpikir seseorang Priyoto, 2014. Namun berdasarkan uji statistik pada penelitian ini
dinyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Perbedaan ini dapat terjadi sebagian besar responden
memiliki latar belakang pendidikan hanya sampai pada jenjang SMA. Informasi tentang ASI dan manajemen laktasi juga tidak didapatkan dari sekolah tetapi dari
petugas dan instansi kesehatan. Selain itu, tingkat pendidikan hanya berpengaruh pada pengetahuan dan cara berpikir seseorang. Sehingga tingkat pendidikan tidak
secara langsung berpengaruh terhadap perilaku atau perubahan perilaku seseorang, tetapi dapat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap, atau persepsi
seseorang tentang perilaku tersebut. Begitupula pada
Theory of Reasoned Action
TRA menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh keyakinan, sikap, dan kehendak, tanpa mempertimbangkan latar belakang tingkat pendidikan
seseorang Priyoto, 2014.
5.1.4 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Praktik Pemberian
ASI Eksklusif
Hasil olah data variabel tingkat pengetahuan diperoleh nilai
p
sebesar 0,017 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di PT. Apac Inti Corpora. Dari total 25 pertanyaan yang diajukan, responden banyak menjawab dengan salah
pada pertanyaan tentang pengertian manajemen laktasi, waktu untuk memulai manajemen laktasi, dan pengertian ASI eksklusif. Sebagian besar ibu menjawab
bahwa manajemen laktasi adalah upaya untuk mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dan waktu untuk memulainya ialah selama ibu bekerja. Selain itu, ibu
juga hanya mengetahui bahwa ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan selama 6 bulan. Padahal selain memberikan ASI selama 6 bulan, ASI eksklusif adalah tidak
memberikan makanan atau cairan lainnya selain obat kepada bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Tarigan 2012 yang menyatakan bahwa faktor pengetahuan merupakan pemicu seseorang untuk memberikan ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan Aprilia
2012 juga menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Al-Binali 2012 menyatakan bahwa rendahnya pengetahuan ibu tentang durasi pemberian ASI eksklusif merupakan faktor
penting yang mempengaruhi pemberian ASI. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Candriasih 2010 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena jumlah
pertanyaan yang diberikan berbeda dan pengetahuan yang diukur pada penelitian Candriasih ialah tentang ASI eksklusif, sedangkan pada penelitian ini ialah
tentang manajemen laktasi.
Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi. Mereka hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan yang diperlukan bayi
tanpa memperhatikan aspek lainnya. Selain itu, pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi masih kurang. Banyak ibu yang belum paham mengenai proses
menyusui, pentingnya perawatan payudara, dan cara melakukan manajemen laktasi pada ibu yang bekerja. Ibu hanya mengetahui tentang ASI eksklusif,
namun tidak mengetahui dan memahami dengan benar hal-hal yang harus diperhatikan agar tetap dapat memberikan ASI eksklusif terutama bagi ibu yang
bekerja Damayanti, 2013. Sesuai dengan teori tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nor‟aini dkk 2013 menyatakan bahwa pengetahuan tentang ASI perah merupakan faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja. Dalam kajian teori perilaku
Health Belief Model,
tingkat pengetahuan merupakan variabel demografi yang mempengaruhi persepsi ibu untuk berperilaku. Artinya,
variabel ini mempengaruhi persepsi ibu tentang keuntungan memberikan ASI eksklusif dan kerugian yang didapatkan akibat tidak memberikan ASI eksklusif.
Termasuk persepsi tentang kerentanan dan keseriusan masalah kesehatan yang diterima. Pengetahuan yang dimiliki dan informasi yang didapatkan oleh ibu juga
merupakan isyarat untuk melakukan tindakan menyusui pada ibu bekerja sehingga memacu ibu bekerja untuk melakukan manajemen laktasi agar dapat mencapai
keberhasilan menyusui Priyoto, 2014.
5.1.5 Hubungan antara Sosial Budaya dengan Praktik Pemberian ASI