Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

2 Ukuran Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu objek, maka semakin mudah objek tersebut untuk diketahui dan dipahami. 3 Keberlawanan Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau yang sama sekali di luar dugaan orang banyak akan lebih menarik perhatian. 4 Pengulangan repetition Dalam prinsip ini, dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar, dibandingkan dengan yang sekali lihat. 5 Gerakan moving Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya, dibandingkan dengan objek yang diam. 6 Baru dan familiar Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal, dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Faktor-faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi, antara lain : 1 Proses belajar learning Semua faktor dari dalam diri seseorang akan membentuk adanya perhatian kepada suatu objek, sehingga akan menimbulkan persepsi yang didasarkan dari kekompleksan kejiwaan. Kekompleksan kejiwaan ini selaras dengan proses belajar dan motivasi yang dimiliki oleh masing-masing individu. 2 Motivasi Motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, sehingga keduanya mempunyai dampak yang sangat pentingdalam proses pemilihan persepsi. 3 Kepribadian Dalam membentuk persepsi, unsur kepribadian sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang berdampak pada apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

B. Evaluasi

1. Hakekat Evaluasi

Sebelum seorang guru menilai prestasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran tertentu, seorang guru terlebih dahulu harus mengukur prestasi siswa tersebut. Kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa dapat dilakukan melalui ulangan harian, Ujian Tengah Semester UTS, Ujian Akhir Semester UAS, dan Ujian Nasional UN. Kegiatan pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas sifat suatu objek melalui aturan-aturan tertentu, sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud. Kuantitas yang diperoleh dari suatu pengukuran disebut skor Masidjo, 1995 : 13. Menurut Silverius 1991 : 5, pengukuran adalah suatu proses pemberian angka pada sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasil dari kegiatan pengukuran tersebut hanya berupa angka-angka skor. Kegiatan pengukuran tidak membuahkan nilai atau pendapat baik dan buruk sesuatu, akan tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian atau evaluasi. Agar skor-skor dapat berarti bagi pihak-pihak terkait, khususnya bagi guru dan siswa, skor-skor tersebut perlu diberi arti atau makna. Skor-skor tersebut akan bermakna apabila diperbandingkan dengan acuan yang relevan, yang sesuai dengan sifat suatu objek, dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran Masidjo, 1991 : 17. Berikut ini adalah contoh pedoman penilaian. Tabel 2.1 Contoh Pedoman Penilaian Kelas Interval Kualifikasi Kualitas Nilai 49 – 60 40 – 48 34 – 39 Amat baik Baik Cukup A B C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 – 33 0 – 27 Kurang meragukan Kurang sekali gagal D E Dari proses pengubahan skor-skor menjadi kualitas-kualitas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan penilaian adalah suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran dengan acuan yang relevan sedemikian rupa, sehingga diperoleh kualitas suatu objek yang bersifat kuantitatif. Kualitas yang diperoleh dari suatu kegiatan penilaian ini disebut nilai. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa kegiatan penilaian sangat tergantung pada kegiatan pengukurannya Masidjo, 1991 : 18. Secara garis besar, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan mencakup empat hal Subiyanto, 1988 : 17, yakni : a. Untuk memberikan unpan balik kepada guru mengenai program pengajaran yang dilaksanakan, ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar serta menyeleng- garakan program remedial bagi para siswa tertentu. b. Untuk menentukan hasil atau kemajuan belajar tiap siswa, ini antara lain berupa nilai yang tercantum dalam buku rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentu apakah seorang siswa lulus atau tidak dari jenjang pendidikan tertentu. c. Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing siswa, ini misalnya digunakan untuk menentukan jurusan apa yang kiranya paling tepat dimasuki oleh siswa tertentu.

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti.

0 0 164

Persepsi siswa, guru dan orang tua siswa terhadap kesiapan menghadapi ujian nasional.

0 0 146

Persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 1, SMA BOPKRI 2, dan SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta.

0 2 94

Persepsi guru terhadap sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status, dan masa kerja guru : studi kasus guru-guru SMA N1 Bantul, SMA N1 Sedayu, SMA N1 Kasihan di Kabupaten Bantul.

0 1 106

Persepsi siswa, guru dan orang tua terhadap ujian nasional ditinjau dari status sekolah : studi kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta.

0 0 221

Persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap ujian nasional : studi kasus pada SMA-SMA di Kabupaten Kulon Progo.

0 0 220

Persepsi siswa, guru, dan orang tua terhadap ujian nasional : studi kasus pada SMA-SMA di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 218

Persepsi siswa, guru dan orang tua terhadap ujian nasional ditinjau dari status sekolah : studi kasus pada SMA-SMA di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 219

Persepsi siswa, guru dan orang tua siswa terhadap kesiapan menghadapi ujian nasional - USD Repository

0 0 144

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti - USD Repository

0 0 162