sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 087U2002 tentang Akreditasi Sekolah pada Bab III Pasal 5 adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum proses belajar mengajar.
2. Administrasi manajemen sekolah.
3. Organisasi kelembagaan sekolah.
4. Sarana dan prasarana.
5. Ketenagaan.
6. Pembiayaan.
7. Peserta didik siswa.
8. Peran serta masyarakat.
9. Lingkungan kultur sekolah.
Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah. Peringkat akreditasi sekolah diklasifikasikan sebagai barikut :
A Amat Baik dengan nilai 85 – 100
B Baik dengan nilai 70 – 85
C Cukup dengan nilai 56 – 70
Tidak Terakreditasi dengan nilai 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan persepsi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional antara
siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan terakreditasi C.
Persepsi merupakan
proses pemahaman,
penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian yang dilakukan siswa terhadap
rangsangan dari luar, yakni pelaksanaan Ujian Nasional. Persepsi seseorang terhadap suatu objek dapat berupa persepsi positif
dan persepsi negatif. Persepsi positif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang baik terhadap suatu objek, sedangkan persepsi negatif berarti
pandangan atau pendapat seseorang yang buruk terhadap suatu objek. Demikian juga dengan siswa, pasti juga memiliki persepsi positif atau negatif
terhadap pelaksanaan Ujian Nasional. Sebagian dari siswa memandang pelaksanaan Ujian Nasional sebagai suatu cara untuk menumbuhkan motivasi
belajar, sebaliknya ada juga sebagian siswa yang justru memandang pelaksanaan Ujian Nasional sebagai beban studi yang cukup berat karena
sebagai penentu kelulusan. Pembentukan persepsi seseorang terhadap suatu objek dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa apa yang ada dalam diri individu yang mempersepsi, sedangkan faktor
eksternal berupa rangsang atau stimulus dari dunia luar. Kedua faktor tersebut, yakni faktor internal dan eksternal saling berinteraksi dalam individu untuk
mengadakan persepsi Walgito, 1991 : 54. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persepsi siswa terhadap pelaksanaan Ujian Nasional juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentukan persepsi di atas. Akan tetapi, perbedaan
persepsi siswa terhadap pelaksanaan Ujian Nasional tersebut diduga salah satunya dipengaruhi oleh kualitas sekolah. Pengkategorian kualitas sekolah,
biasanya dilakukan dengan melihat kinerja sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kelayakan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pengkategorian tersebut meliputi sekolah terakreditasi A, sekolah terakreditasi B, dan sekolah terakreditasi C.
Sekolah terakreditasi A merupakan kelompok sekolah yang memiliki kinerja dan kelayakan sekolah yang sesuai dengan tujuan dari akreditasi
sekolah, serta didukung dengan kurikulum, administrasi, organisasi, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan, peserta didik, peran serta masyarakat,
dan lingkungan sekolah yang sangat baik. Sekolah terakreditasi B merupakan kelompok sekolah yang memiliki kinerja dan kelayakan sekolah yang dinilai
baik atau lebih baik daripada kelompok sekolah terakreditasi C, akan tetapi berada di bawah kelompok sekolah terakreditasi A. Sekolah terakreditasi C
merupakan kelompok sekolah yang memiliki kinerja dan kelayakan sekolah yang dinilai cukup atau kurang baik dibandingkan dengan sekolah
terakreditasi A dan sekolah terakreditasi B. Bagi sekolah yang memiliki kualitas baik, yakni sekolah terakreditasi
A, pelaksanaan Ujian Nasional bukan suatu masalah yang besar. Sebaliknya bagi sekolah yang kurang berkualitas, yakni sekolah terakreditasi B dan
sekolah terakreditasi C, pelaksanaan Ujian Nasional dipandang sebagai suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beban berat yang harus dipikul. Dengan demikian, ada dugaan bahwa siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A pasti akan
memiliki persepsi yang lebih baik positif terhadap pelaksanaan Ujian Nasional dibandingkan dengan siswa yang belajar pada SMA dengan kategori
sekolah terakreditasi B dan sekolah terakreditasi C. Sementara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi B juga pasti akan
memiliki persepsi yang lebih baik positif terhadap pelaksanaan Ujian Nasional dibandingkan dengan siswa yang belajar pada SMA dengan kategori
sekolah terakreditasi C. Dugaan tersebut berdasarkan pemikiran bahwa siswa yang belajar pada
SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A adalah siswa yang memiliki kualitas paling baik dibandingkan dengan siswa yang belajar pada SMA
dengan kategori sekolah terakreditasi B dan sekolah terakreditasi C, sehingga akan lebih mudah dalam mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan Ujian
Nasional. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik sebuah hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1
Ha = Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap pelaksanaan
Ujian Nasional antara siswa yang belajar pada SMA dengan kategori sekolah terakreditasi A, terakreditasi B, dan
terakreditasi C. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI