Merawat Perdamaian Merajut Toleransi

130 Kelas IX SMP Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 10.1 Perdamaian dan toleransi adalah kebutuhan semua manusia. Kita harus berdamai dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan Tuhan.

F. Merawat Perdamaian Merajut Toleransi

Pada hakikatnya perdamaian antaragama perlu dikembangkan dan dirawat. Perdamaian secara konkret dapat dirasakan bila ada suasana persaudaraan dan kebersamaan antarsemua orang walaupun mereka berbeda secara suku, ras, golongan, dan agama. Perdamaian juga dapat dimaknai sebagai suatu proses XQWXNPHQMDGLGDPDLNDUHQDVHEHOXPQ\DDGDNHWLGDNGDPDLDQNRQÀLNDWDX perselisihan. Namun selanjutnya, timbul kesadaran serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bertoleransi karena dalam realitas kita harus hidup secara berdampingan dengan agama lain, hidup bersama dengan agama lain dalam suasana damai serta tenteram. Hal ini sebenarnya berhubungan dengan sila pertama dalam Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Toleransi juga dapat dikatakan sebagai suatu istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Perdamaian bukanlah suatu hal yang secara otomatis selalu ada di sekitar kita, oleh karena itu kehadirannya perlu dirawat dengan terus-menerus mengembangkan toleransi, antara lain dengan sungguh-sungguh mau melakukan dialog. Perdamaian dan toleransi antarumat beragama bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Penerapan sikap perdamaian berdampak pada toleransi atau sebaliknya toleransi menghasilkan perdamaian, keduanya menyangkut hubungan antarsesama manusia. Perdamaian umat beragama berarti antara pemeluk-pemeluk agama yang berbeda bersedia secara sadar hidup rukun dan damai. Suatu perdamaian Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 131 yang dilandasi oleh toleransi, karena ada saling pengertian, menghormati, menghargai dalam kesetaraan, dan bekerja sama dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hidup rukun artinya hidup bersama dalam masyarakat secara damai, saling menghormati dan bergotong royong atau bekerja sama. Jika perdamaian diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, maka akan muncul toleransi antarumat beragama. Atau, jika toleransi antarumat beragama dapat terjalin dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan suatu masyarakat damai. Toleransi sejati didasarkan pada sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani dan keyakinan serta keikhlasan sesama apapun agamanya. Toleransi antarumat beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau perbuatan yang menunjukkan umat saling menghargai, menghormati, menolong, dan mengasihi. Termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain, menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain, tidak merusak tempat ibadah, tidak menghina ajaran agama orang lain, serta memberi kesempatan kepada pemeluk agama menjalankan ibadahnya. Dengan adanya komitmen untuk melakukan hal-hal tersebut dengan sungguh-sungguh, maka agama- agama akan mampu untuk melayani dan menjalankan misi keagamaan dengan baik sehingga terciptalah suasana damai yang toleran dalam kehidupan masyarakat serta bangsa. Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam pembelajaran sebelumnya, kemajemukan bangsa Indonesia merupakan keunikan serta kekayaan yang harus disyukuri. Hidup dalam masyarakat yang pluralis dengan sendirinya menuntut tingkat toleransi serta solidaritas yang tinggi agar perdamaian dapat diwujudkan. Untuk merealisasikan perdamaian tersebut, terdapat empat hal yang harus diperhatikan terutama untuk para remaja dan pemuda dalam perjalanan ke depan bersama-sama, yaitu; 1. Tanggung jawab yang besar. Setiap umat beragama harus memiliki tanggung jawab moral dalam dirinya untuk menjadikan perdamaian sebagai urusan dan perjuangan pribadi. Setiap orang beriman, termasuk remaja dan pemuda, harus menjadi pribadi yang “cinta damai”. Jika tidak, maka perubahan yang berarti tidak akan terjadi. 2. Perdamaian harus dirawat dan dikembangkan terus-menerus. Harus diupayakan langkah demi langkah dengan kesepakatan-kesepakatan yang semakin maju melalui pengalaman perjalanan bersama. 3. Tugas mewujudkan perdamaian antarumat beragama adalah tugas bersama semua agama. 4. Kita harus menerobos dan merubuhkan tembok prasangka, seperti yang sudah diteladankan Tuhan Yesus dalam sikapnya terhadap kelompok agama atau etnis lain ingat: kisah perjumpaan perempuan Samaria dengan Tuhan Yesus . 132 Kelas IX SMP Salah satu tantangan terhadap pengembangan perdamaian adalah adanya peristiwa-peristiwa lokal yang mengarah pada peningkatan benturan dan NRQÀLN656XNXJDPD5DVGDQQWDUJRORQJDQ+DOLQLKDUXVPHQMDGL perhatian kita semua, bersama pemerintah dan lembaga keagamaan dalam upaya meningkatkan hubungan yang baik antara suku, agama, ras atau golongan. Kegiatan 5: a. Bacalah prosa di bawah ini dengan saksama dan temukan pesan dalam tulisan ini “PASAR MALAM AGAMA” Aku dan temanku pergi ke ‘Pasar malam agama.’ Bukan pasar dagang. Pasar agama. Tetapi persaingannya sama sengitnya, propagandanya pun sama hebatnya. Di kios Yahudi kami mendapat selebaran yang mengatakan bahwa Tuhan itu Maha Pengasih dan bahwa bangsa Yahudi adalah umat pilihan-Nya. Ya, bangsa Yahudi. Tidak ada bangsa lain yang terpilih seperti bangsa Yahudi. Di kios Islam kami mendengar, bahwa Allah itu Maha Penyayang dan Muhammad ialah nabi-Nya. Keselamatan diperoleh dengan mendengarkan Nabi Tuhan yang satu- satunya itu. Di kios Kristen kami menemukan, bahwa Tuhan adalah Cinta dan bahwa di luar Gereja tidak ada keselamatan. Silahkan mengikuti Gereja Kudus jika tidak ingin mengambil risiko masuk neraka. Di pintu keluar aku bertanya kepada temanku: ‘Apakah pendapatmu tentang Tuhan?’ Jawabnya: ‘Rupanya Ia penipu, fanatik dan bengis.’ Sampai di rumah aku berkata kepada Tuhan: ‘Bagaimana Engkau dapat tahan dengan hal seperti ini, Tuhan? Apakah Engkau tidak tahu, bahwa selama berabad-abad mereka memberi julukan jelek kepadaMu?’ Tuhan berkata: ‘Bukan Aku yang mengadakan ‘Pasar malam agama’ itu. Aku bahkan merasa terlalu malu untuk mengunjunginya.’ Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 133 Pesan yang saya temukan dalam tulisan di atas adalah: …………………………………………………………………...………… …………………………………………………………………...………… ……………………………………………………………………...……… ………………………………………………………………...…………… b. Buatlah sebuah karya yang kreatif dengan tema “Kasih Persaudaraan”, yang berkaitan denan toleransi. Karya itu dapat berupa puisi, gambar, prosa, slogan, dan lain-lain.

G. Penilaian