Hidup Bermakna dalam Perspektif Mengasihi Sesama

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 151 sana, dan mereka yang melihat ke luar, menengok ke atas dan menyaksikan gemerlapnya bintang di angkasa. Mereka yang hanya melihat gelapnya malam akhirnya tewas di kamp konsentrasi. Sebaliknya, mereka yang menikmati gemerlap bintang di angkasa berhasil bertahan hingga perang selesai dan mereka dibebaskan.” Kegiatan 2: Diskusi Kelompok Buatlah kelompok kecil terdiri dari tiga sampai empat orang Diskusikan dengan kelompokmu pertanyaan di bawah ini 1. Apa yang menarik dari kehidupan Victor Frankl? 2. Bagaimana inti pandangan Victor Frankl tentang hidup yang bermakna? 3. Pernahkah kamu mengalami kekecewaan atau putus asa? Apa sebabnya? Bagaimana kamu menanganinya?

C. Hidup Bermakna dalam Perspektif Mengasihi Sesama

Untuk memahami hidup yang bermakna, kita perlu memahami arti hidup dalam kekristenan. Hal yang paling penting sebagai identitas orang Kristen DGDODK KLGXS \DQJ EHUSXVDW SDGD ³¿UPDQ OODK´ LUPDQ OODK PHQMDGL penuntun, pemimpin, dan pengoreksi hidupmu. Firman Allah menjadi batas dan pengontrol bagi kamu, sehingga kamu tidak keluar dari jalan-Nya bdk. Mzm. 119:105. Hidup manusia bukan sekadar makan, minum, bersenang- senang, tetapi hidup manusia itu berasal dari Allah, dan karenanya harus GLGDVDUNDQ SDGD VHWLDS ¿UPDQ OODK DODP 0D]PXU PLVDOQ\D DXG menggambarkan bagaimana ia memperoleh keberanian di tengah-tengah menghadapi mara bahaya dan ketakutan. Firman Allah menjadi sumber kehidupan, dasar iman yang paling hakiki. Hidup beriman berarti dalam kehidupan ini kamu menyerahkan seluruh keberadaan hidup kepada Tuhan. Sebagai orang Kristen, hidup yang bermakna dikaitkan dengan relasi yang baik antara manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan sesamanya. Yewangoe 1983 menyatakan bahwa hubungan manusia dengan Allah antara lain diwujudkan terutama dalam ibadah yang dilakukan manusia. Relasi ini tampak dalam setiap praktik keagamaan baik yang sederhana maupun yang lebih kompleks. Ibadah atau ritual tidak boleh dijalankan sekadar sebagai ritualisme, sebagai kegiatan hampa yang tak bermakna. Sebaliknya, lewat ibadah mestinya kita diingatkan terus-menerus akan hubungan yang harus dipelihara dengan Allah dan sesama kita. Hubungan yang baik dengan Allah saja tidak cukup. Allah juga menghendaki agar kita membangun relasi yang baik dengan sesama. Ini merupakan perwujudan prinsip hukum kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengungkapkan bahwa kasih kepada Allah tidak mungkin dapat dilepaskan dari kasih kita kepada sesama manusia Mat. 22:37-40. 152 Kelas IX SMP Salah satu tindakan nyata dari mengasihi Allah adalah mengasihi sesama. Penulis Injil Yohanes mencatat bahwa seseorang tidak dapat berkata ia mengasihi Allah jika ia tidak mengasihi saudaranya 1 Yoh. 4:12-21. Tuhan Yesus menempatkan pentingnya kasih terhadap sesama manusia langsung setelah hukum untuk mengasihi Allah. Kasih Allah memampukan orang Kristen untuk saling mengasihi dan mengasihi sesama, bahkan dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun. Mengapa demikian? Karena kasih itu bukan berasal dari diri sendiri, melainkan karena Allah sendiri yang memampukan kita untuk melakukannya. Inilah janji yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya dan mengasihi-Nya 1 Yoh. 4:16-17. Tuhan Yesus Kristus telah memberikan makna hidup bagi kita manusia. Ia menebus dosa kita dan menyelamatkan kita. Melalui penderitaan dan kematian-Nya, manusia diperdamaikan kembali dengan Allah dan sesamanya. Kegiatan 3: Doa Penuntun Hidup Bermakna Tulislah sebuah doa yang berisikan permohonanmu untuk memiliki hidup yang bermakna bagi diri sendiri dan sesama Tulislah dengan penuh kesungguhan hati. Permohonanku .................................................................................................................. .................................................................................................................. .................................................................................................................. ..................................................................................................................

D. Hidup Bermakna di Lingkungan Sekolah