36 Kelas IX SMP
3. Ketua Sinode Gereja Kristen Indonesia di Tanah Papua, Pdt. Alberth Yoku, S.Th, mengatakan semua gereja harus memberikan pendidikan kepada
kaum laki-laki dewasa agar tidak melakukan hubungan seks yang berisiko seperti misalnya dengan pelacur. “Jika tetap menyalahkan WTS dan germo
itu artinya penyangkalan terhadap perilaku sebagian laki-laki dewasa di Tanah Papua yang sering melacur dengan PSK atau WTS,” demikian
dikatakan oleh Pdt. Yoku.
4. Gereja-gereja dan relawan berperan aktif dalam membantu orang-orang yang terkena tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Bahkan
seorang pastor turut menguburkan mayat-mayat korban bencana tsunami pada Oktober 2010.
5. Dewan Gereja-gereja se-Dunia menyerukan agar gereja-gereja dilengkapi dengan pelayanan untuk menolong kaum perempuan yang rentan terkena
penyakit HIV. Kelompok berbasis gereja dan organisasi-organisasi lain diharapkan memfokuskan perhatian kepada isu kemanusiaan agar dapat
mengendalikan ancaman HIV dan AIDS dan mereka yang mengidap penyakit tersebut mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Apa pendapat kamu mengenai berita-berita di atas? Untuk apa semua itu dilakukan oleh gereja? Bukankah negara kita mempunyai Kementerian
Sosial yang tugasnya membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan? Pernahkah kamu mendengar komentar orang-orang yang mengatakan,
“Biarkan saja pemerintah yang mengurus semua itu Kita tidak perlu repot- repot. Gereja bukan badan sosial” Coba bagikan pendapatmu di bawah ini:
……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
B. Gereja yang Memuridkan
Sebelum Tuhan Yesus meninggalkan para murid di dunia dan kembali ke sorga, Ia memberikan amanat penting yang harus dilakukan oleh murid-
murid-Nya. Dalam Matius 28:18-20 Tuhan Yesus berkata,
18
”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 37
Para murid dipanggil dan dikumpulkan oleh Tuhan untuk memuridkan bangsa-bangsa dan menjadi bagian dari Kerajaan Sorga. Itulah sebabnya
Tuhan menjawab, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” Kis. 1:8.
Apa artinya menjadi murid Kristus? Sebagian orang mengatakan bahwa menjadi murid berarti menjadi orang Kristen. Bukankah Tuhan memerintahkan
para murid agar membaptiskan semua orang dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus? Pemahaman seperti ini juga pernah dimiliki oleh para penginjil
atau misionaris pada abad-abad yang lalu. Di abad XVI dan XVII, misalnya, para misionaris di Kepulauan Maluku mengira tugas mereka cukuplah
kalau mereka berhasil membaptiskan orang-orang di sana. Tidak ada tindak lanjut apapun untuk membina mereka agar memperdalam iman mereka dan
mewujudkannya dalam hidup sehari-hari.
Sebagai contoh, Fransiskus Xaverius baca: Saverius, salah seorang tokoh dan misionaris penting di Gereja Katolik Roma, pergi untuk memberitakan Injil
di Maluku. Pada akhir April 1547 ia ke Ambon dan bertemu dengan sejumlah temannya di sana. Namun pada 15 Mei ia meninggalkan Ambon. Ia tiba di
Malaka sekarang di negara Malaysia pada Juli 1547. Dalam kunjungannya yang sangat singkat di Ambon, Xaverius berusaha mengabarkan injil. Ia
segera berkunjung ke beberapa rumah orang Portugis dan orang-orang Kristen di desa-desa sekitarnya, yaitu Tawiri dan Hukunalo. Ia ditemani oleh seorang
anak remaja yang menjadi penerjemahnya dan beberapa rekannya yang masih muda. Bila ada orang yang sakit atau anak-anak yang ingin dibaptis, Xaverius
akan masuk ke rumah itu dan mendoakan mereka. Anak-anak muda yang menemaninya akan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli dan Dasa Titah
dalam bahasa Melayu. Xaverius kemudian membacakan beberapa ayat dari Injil untuk orang yang sakit, dan kemudian membaptiskan anak-anak yang
terlahir sejak kematian imam mereka sebelumnya.
Apakah orang-orang desa itu mengerti bahasa Melayu? Tampaknya tidak. Apakah ia berhasil menjadikan orang-orang desa itu pengikut Kristus?
Juga tidak. Mereka memang dibaptiskan dan menjadi Kristen. Tetapi, apa artinya menjadi seorang Kristen, tidak mereka pahami dengan benar, karena
pendidikan iman Kristen yang mereka terima sangat sedikit dan terbatas pada “Pengakuan Iman Rasuli” dan “Dasa Titah”. Bahkan Alkitab pun tidak
mereka kenal. Penduduk umumnya buta huruf dan tidak dapat membaca. Jadi, ajaran tentang iman Kristen yang mereka terima dan pahami hanya
sedikit sekali. Tidak mengherankan apabila kehidupan mereka pun tidak banyak berubah setelah mereka dibaptiskan. Akibatnya, perintah Tuhan Yesus
untuk menjadikan segala bangsa di dunia murid-murid-Nya, tidak menjadi kenyataan. Padahal seorang Kristen tidak dapat disebut Kristen apabila ia
38 Kelas IX SMP
tidak memperlihatkan semua yang telah Tuhan Yesus ajarkan kepadanya di dalam kelakuannya sehari-hari.
Salah satu hal yang dilakukan oleh orang-orang Kristen perdana untuk menunjukkan bahwa mereka adalah murid-murid Tuhan Yesus adalah
menyatakan kasih mereka kepada siapapun juga. Kita sudah melihat bagaimana gereja perdana membuka dirinya terhadap orang-orang yang tersingkirkan
dari masyarakat umumnya. Bagaimana dengan gereja-gereja di masa kini?
Di India ada sekelompok orang yang disebut “Dalit”. Mereka adalah orang-
orang yang tidak berkasta dan tidak boleh disentuh karena dianggap haram, najis, dan dapat menyebabkan noda pada diri yang melakukannya. Begitu
najisnya kaum Dalit ini sehingga mayoritas masyarakat India bahkan tidak rela makanannya disediakan oleh seorang Dalit, karena makanan itu dianggapnya
akan tercemar. “Kita dapat menyentuh kucing, anjing, atau binatang apapun, namun menyentuh orang-orang ini adalah polusi,” kata G.K. Gokhale.
Orang-orang Dalit telah berabad-abad ditindas dan disingkirkan dalam sistem kasta India. Mahatma Gandhi, tokoh pendiri India, pernah menyebut
Dalit dengan istilah “Harijan” atau “anak-anak Tuhan”. Namun kaum Dalit sendiri menolak istilah ini karena tidak menyelesaikan masalah dan penderitaan
yang mereka alami. Jumlah mereka sangat besar – sekitar 240 juta di antara lebih dari 1 miliar penduduk India. Banyak dari kaum Dalit ini yang menjadi
Kristen, dengan harapan bahwa mereka akan diterima sepenuhnya dan tidak akan didiskriminasikan lagi. Namun sayangnya, banyak orang Kristen India
yang masih terkungkung dalam ikatan-ikatan kasta dan tidak dapat menerima kaum Dalit sepenuhnya. Akibatnya, orang-orang Dalit kembali mendapatkan
perlakuan diskriminatif di gereja. Pastor Yesumariya, dari Gereja Katolik Roma di India mengatakan, “Di Tamil Nadu, lebih dari 70 umat Katolik
berasal dari latar belakang Dalit. Tetapi hanya 4 dari 18 uskup kami yang berasal dari komunitas Dalit Kristen.” Dari sini jelas bahwa gereja perlu
bekerja lebih keras untuk membuat orang-orang Kristen menerima kaum Dalit dan pada akhirnya menghilangkan sistem kasta dari seluruh masyarakat India.
Di Indonesia, gereja-gereja pun sadar akan tugasnya untuk memperjuangkan hak asasi manusia. Di Papua, Gereja Kristen Injili di Tanah Papua dan Gereja
KINGMI Kemah Injil Gereja Indonesia telah lama menyuarakan perlawanan terhadap praktik-praktik ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat
Papua. Pada 2012, Pdt. Alberth Yoku yang saat itu menjabat sebagai ketua Sinode GKI di Tanah Papua, mengatakan, “Selama ini kami berusaha untuk
menyampaikan masalah-masalah Papua ke Dewan Gereja[-gereja se-Dunia]. Memang masalah HAM berat untuk diperjuangkan. Tapi, jangan lelah untuk
tetap memperjuangkannya.”
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 39
Kegiatan 1
1. Apakah yang dimaksudkan dengan “Pengakuan Iman Rasuli” dan “Dasa Titah” itu? Dapatkah kamu menyebutkannya di luar kepala?
2. Bagaimana konsep “menjadi murid Yesus” dipahami di lingkungan gerejamu? Apa kriteria yang digunakan? Dalam Mat. 7: 21, Tuhan Yesus
berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Kata-kata-Nya ini menunjukkan betapa iman harus menjadi nyata dalam perbuatan kita sehari-hari. Apabila kita
mengaku bahwa kita adalah murid-murid Kristus, maka pengakuan itu harus diperlihatkan dalam buah-buah yang baik. Seperti yang dikatakan
Tuhan Yesus,
“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik” Mat.
7:17-18.
3. Menurut kamu, apa kaitan ucapan Tuhan Yesus di atas dengan pembahasan kita mengenai keterlibatan gereja dan orang Kristen dalam menolong orang
lain? Coba diskusikan masalah ini dengan temanmu sebangku, lalu tuliskan hasilnya pada bagian di bawah ini:
…………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
……………………….……………………………………………………
C. Gereja yang Melayani