Pendahuluan Kegiatan 1 Pandangan tentang Gereja

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 63 Gereja dan Orang Muda Bahan Alkitab: 1 Samuel 16:1-13; Yohanes 1:35-42; 1 Timotius 4:12

A. Pendahuluan Kegiatan 1

Pernahkah kamu mengamati berapa banyak orang muda seusia kamu di gereja? Berapa persenkah jumlah mereka dibandingkan dengan seluruh anggota jemaat? Catatlah jumlah mereka. Kemudian coba daftarkan kegiatan- kegiatan apa saja yang ada di gereja kamu yang dibuat untuk remaja dan pemuda. Lalu buatlah kelompok 4-5 orang dan bandingkan dengan apa yang didaftarkan oleh teman dalam satu kelompok. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………

B. Pandangan tentang Gereja

Bacalah pandangan-pandangan orang muda tentang gereja dari berbagai tempat: Gereja membosankan. .DPXPDXQJJDNED\DUNDUFLVXQWXNQRQWRQ¿OP \DQJPHPERVDQNDQDQJOHELKSDUDKODJLNDPXPDXQJJDNQRQWRQ¿OP\DQJ membosankan terus-menerus, seminggu sekali? Begitulah yang aku rasakan GHQJDQJHUHMDGVNGZTQ Aku setia ke gereja selama 27 tahun, dan akhirnya aku mau jujur dengan diriku sendiri. Aku sama sekali tidak tertarik dengan kekristenan, dan hanya pergi ke gereja karena takut masuk neraka. – KayKai Ada nggak kemungkinan aku memuji Tuhan tanpa pergi ke gereja? – Destiny 917 Semua gereja sama saja kegiatannya pada hari Minggu, entah kebaktian pk. 10 ataupun pk. 18. Kemungkinan terbesar ada kebaktian dan pembicaraan tentang hal tertentu. Kebaktiannya sendiri sih bagus. Tapi di masa sekarang ini remaja seperti aku lebih suka melakukan hal-hal yang menarik. Terlalu Bab VI 64 Kelas IX SMP banyak khotbah yang hanya membahas masalah-masalah Alkitab dan tidak berkaitan dengan masalah orang muda. -- Eleanor Ward, 15, Bless Community Church. Sebagai pengunjung gereja yang berusia 20-an tahun, saya menghadapi banyak masalah. Saya bukan lagi bagian dari remaja atau pelayanan mahasiswa. Kami dibiarkan mencari tempat kami sendiri dengan orang- orang dewasa. Padahal kami masih suka bermain-main, mencoba mencari identitas kami dan menjajaki arah hidup kami. Tapi orang-orang muda yang berusia 20-an seperti saya penuh dengan pertanyaan: misalnya tentang Allah, keadilan sosial, keramah-tamahan, dan misi. Gereja punya banyak kesempatan untuk melibatkan kami dengan pertanyaan-pertanyaan ini, sementara kami mencari tempat kami, dengan mendengar suara kami dan menghargainya. -- Ruth Garner, 29, ko-ordinator dan penulis. Aku pikir jawabannya sederhana: gereja umumnya bukanlah tempat yang menyenangkan untuk rata-rata remaja. Bangku-bangku di gereja penuh dengan orang-orang tua dan lansia, pengkhotbahnya tidak mudah didekati atau sok tahu, dan penyanyinya menyanyikan lagu itu-itu saja. Sudah tentu, ini berbeda dari gereja ke gereja, dan tergantung pada denominasinya, tapi andaikata setiap gereja paling tidak berusaha menyediakan suasana yang dapat membuat anak muda betah, aku yakin akan lebih banyak remaja yang WHUWDULNXQWXNSHUJLNHJHUHMD6HE7XUQHU6W3DXO¶V2QVORZ6TXDUH Westminster Community Church. 6XPEHU2I¿FLDO9DWLFDQ1HWZRUN Gambar 6.1 Paus Fransiskus akrab dan orang muda. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 65 Tak ada yang lebih menyebalkan bagiku daripada gereja yang berusaha terlalu keras untuk membuat dirinya menarik. Ibadahnya seperti konser musik rock, pengkhotbahnya ngomong seperti di media sosial, dan tim pimpinannya VHSHUWLELQWDQJ¿OP6HPXDQ\DVHOHVDLWHSDWGDODPPHQLWNDUHQDPDVLK ada enam kebaktian lain yang harus diadakan sesudah itu. Ini sudah seperti restoran cepat saji. Aku pikir dalam upaya untuk menjadi ‘relevan’ bagi generasi kami, beberapa gereja telah lupa bahwa Yesuslah pesan yang paling relevan dari semuanya. Gereja harus terasa akrab dan nggak apa-apa kalau kadang-kadang berantakan. -- Alexandra Khan, 27, bidang pemasaran digital untuk Stewardship. Berbeda dengan pengalaman yang diuraikan oleh sebagian orang muda di atas, berikut ini ada tulisan yang menarik tentang bagaimana agama seharusnya diajarkan dan dijalani dalam kehidupan kita. Beberapa ajaran agama yang aku rasakan tidak berguna lagi memang pintar menciptakan rasa takut: Takut untuk memiliki harga diri pribadiku dan kebijaksanaanku sendiri. Takut akan gerak dan arus yang mengarah kepada Roh Kudus. Takut dalam mengambil keputusanku sendiri tentang Kitab Suci. Takut membuat kesalahan yang dapat mengutuk aku. Takut akan pengaruh-pengaruh setan yang mengelilingi aku seperti singa di sekitarku. Takut untuk berbeda dengan orang lain yang berasal dari Tuhan. Takut kalau aku tidak cukup baik atau tidak hidup dengan benar. Takut akan “orang-orang itu” yang bukan berasal dari Allah. Takut akan sifat-sifat duniawiku yang suka membawa jalan yang rendah. Takut akan… ya, apa saja yang telah dijelaskan oleh pendeta atau pemimpin gereja sebagai hal-hal yang buruk atau tidak suci. Singkatnya, agama seringkali menciptakan rasa takut akan murka Allah, takut akan kompas pribadi kita sendiri, dan takut akan hal-hal yang tidak suci. Malangnya, sikap yang mengajarkan rasa takut dalam agama manapun juga, mengajarkan tiga hal berikut: Memperlihatkan Allah yang suka menghukum, mengontrol, dan marah Menciptakan cara hidup yang menghakimi, sombong, penuh kecemasan, rasa bersalah, penuh aturan, dan intoleransi. Berusaha menciptakan Allah yang lemah, yang tidak dapat menjaga umat- Nya sendiri 66 Kelas IX SMP Hmmmm … itu bukanlah Kristus ataupun hidup seperti Kristus yang telah aku pelajari dan terima. Namun aku harus mengakui bahwa aku pernah terpengaruh oleh sebagian atau semua rasa takut itu dalam kehidupanku sebagai seorang Kristen. Dan sungguh aku telah menjadi orang yang menyedihkan karena menganut nilai- nilai seperti itu. Kemerdekaan di dalam Kristus kini berarti melepaskan rasa takut: Ini berarti memihak kepada apa yang benar dengan menjalaninya, bukan dengan memaksakan perspektifku kepada orang lain. Ini berarti menaruh percaya, merangkul, dan mengikuti Sang Sumber, Sang Pencipta, Allah yang bagiku berarti Allah Tritunggal yang dikenal orang Kristen yaitu Allah Bapa, Kristus, dan Roh Kudus. Ini berarti Allah dapat menjaga diri-Nya sendiri, umat-Nya, dan rencana- rencana-Nya, sehingga aku tidak perlu ragu atau khawatir. Ini berarti tidak perlu khawatir tentang seberapa “baiknya” orang lain, melainkan membiarkan kebaikan Allah memancarkan tindakan-tindakan yang penuh dengan kasih karunia dan indah. Ini berarti terus-menerus mencari titik di mana aku benar-benar dapat menjadi perubahan yang aku harapkan terjadi di dunia. Ini berarti selalu percaya “biarlah damai terjadi di muka bumi, dan biarlah aku yang memulainya.” Bagiku, menjadi seperti Kristus atau mengikut Kristus berarti menciptakan dampak yang positif, membangun, dan penuh dengan pemahaman tentang dunia. Kegiatan 2 Carilah sekitar 6-8 orang remaja seusia kamu di luar teman-teman sekelas kamu dan tanyakan pendapat mereka tentang arti gereja bagi mereka Apakah gereja penting bagi mereka atau tidak? Apa yang membuat mereka tertarik pada gereja? Bila mereka tidak tertarik, apa sebabnya? Lalu bahas dengan teman-teman kamu dan buatlah kesimpulannya di bawah ini: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 67

C. Allah Memanggil Daud