164 Kelas IX SMP
Ada  sejumlah  alasan  mengapa  para  remaja  ingin  bergabung  di  dalam kelompok. Misalnya karena ingin diterima oleh orang-orang dalam kelompok,
atau ingin mendapatkan pengakuan, atau karena merasa kecakapannya belum diterima  oleh  orang  dewasa.  Di  samping  itu  ketika  berada  di  antara  teman-
temannya  sendiri,  remaja  juga  merasakan  dirinya  bebas.  Mereka  dapat merencanakan  kegiatan-kegiatan  bersama,  entah  yang  sekadar  iseng  atau
nakal, atau malah yang justru bermanfaat.
Dalam kelompok tersebut remaja juga diberikan kesempatan untuk belajar tentang  dirinya  sendiri,  membagikan,  dan  mengemukakan  pikiran  sangat
dihargai.  Keadaan  ini  jarang  terjadi  di  luar  kelompok.  Meskipun  demikian, seringkali mereka mempunyai masalah yang sama, misalnya masalah belajar,
pacaran, dan tekanan dari orang tua.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui kelompok-kelompok tersebut,  sesungguhnya  remaja  mempunyai  kepedulian  terhadap  situasi  dan
kondisi kelompoknya dan pada akhirnya juga peduli kepada masyarakat tempat mereka hidup. Sebagai remaja khususnya remaja Kristen, sikap peduli tersebut
seharusnya diperlihatkan melalui cara berpikir, berbicara dan bertindak yang baik dan manunjukkan identitas remaja sebagai murid Kristus. Hal ini sesuai
dengan Surat Efesus 2:10 berbunyi, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam  Kristus  Yesus  untuk  melakukan  pekerjaan  baik,  yang  dipersiapkan
Allah  sebelumnya.  Ia  mau,  supaya  kita  hidup  di  dalamnya”.  Artinya,  baik secara sendiri-sendiri maupun melalui kelompok-kelompoknya, para remaja
yang sudah lebih dulu menerima penyelamatan dari Kristus, pada gilirannya wajib  untuk  aktif  menyatakan  dan  mengerjakan  pekerjaan-pekerjaan  yang
baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
.HJLDWDQ5HÀHNVLLUL 1.  Ide
QWL¿NDVikan dirimu, dari kelima jenis kelompok di atas, kamu termasuk kelompok yang mana?
2.  Apa alasanmu masuk dalam kelompok tersebut? 3.  Apa kegiatan kelompokmu?
4.  Menurut kamu apa yang menguntungkan dengan masuk dalam kelompok
tersebut? 5.  Tuliskan laporanmu dan berikan kepada gurumu
C. Landasan  Kristiani,  Peran  dan  Kepedulian  Remaja  di  Tengah Masyarakat
Apa  yang  menjadi  dasar  alkitabiah  maupun  teologis  untuk  peran  dan kepedulian  remaja  bagi  masyarakatnya?  Salah  satu  hal  terpenting  yang
diungkapkan  oleh Alkitab  adalah  bahwa Allah  adalah  sang  pencipta  segala sesuatu di dunia ini, sebagaimana diungkapkan dalam Kejadian 1:31 “... Allah
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 165
melihat  segala  yang  dijadikan-Nya  itu  sungguh  amat  baik.”  Ciptaan  yang baik  ini  adalah  dunia  dengan  segala  isinya  termasuk  alam  sekitar,  maupun
masyarakat  dengan  kebudayaannya,  telah  diatur  oleh Tuhan  yang  berdaulat serta meminta tanggapan maupun tanggung jawab manusia bdk. Kej. 2, Mat.
25:31-46. Sayang keteraturan dan rencana Tuhan agar manusia berada dalam keadaan  yang  kudus  telah jatuh  dan  dinodai  oleh  manusia  ciptaan Allah  itu
sendiri.
Manusia  jatuh  ke  dalam  dosa  karena  melanggar  perintah  Tuhan.  Karena itu manusia harus dihukum Kej. 3. Meskipun demikian, pokok utama yang
diungkapkan dalam Alkitab bukanlah penghukuman dan penghakiman Allah, melainkan kasih dan penebusan-Nya. Allah Bapa, Sang Pencipta, ternyata juga
Allah yang berkenan menebus ciptaan-Nya yang sudah jatuh. Penyelamatan manusia bahkan seluruh semesta – telah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Oleh  karena  itu  sebagai  pengikut  Kristus,  kita  semua  dipanggil  menjadi pelayan dan terlibat dalam kehidupan masyarakat. Ini adalah kesempatan yang
diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk menjadi pelayan Allah dan sesama.
Dalam Perjanjian Lama, para nabi memberitakan pentingnya hidup kudus dan  peduli  kepada  masalah-masalah  sosial  Ams.  5:21-24.  Demikian  juga
Yesaya  mengutuk  perayaan-perayaan  keagamaan  serta  persembahan  umat 7XKDQ NDUHQD PHUHND PHODNXNDQQ\D GHQJDQ NHPXQD¿NDQ 0HUHND VHWLD
beribadah,  namun  pada  saat  yang  sama  mereka  melakukan  kejahatan.  Di dalam  Yesaya  1:16-17  dikatakan,  “…  Berhentilah  berbuat  jahat;  belajarlah
berbuat baik, usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang yang kejam, belalah hak-hak anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda”.
Dalam  Perjanjian  Baru,  kepedulian  kepada  sesama  tetap  diteruskan sebagaimana  yang  diungkapkan  dalam  Perjanjian  Lama.  Kitab  Injil
mengungkapkan  tekanan  kepada  perspektif  kenabian  tersebut  selalu terungkap  di  dalam  kehidupan  dan  pengajaran  Tuhan  Yesus,  sebagaimana
yang diungkapkan dalam Matius 25:35: “...ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang
asing, kamu memberi Aku tumpangan…”. Demikianlah setiap orang Kristen diajak untuk turut melakukan dan meneladani apa yang dilakukan oleh Tuhan
Yesus dalam kehidupan dan pelayanan-Nya di dunia.
Rasul  Paulus  mengatakan  bahwa  dalam  usaha  berperan  serta  bagi pengembangan  masyarakat,  kita  harus  memperlakukan  orang  lain  sebagai
subjek yang setara. Sesama kita dalam masyarakat bukanlah objek yang tidak setara dengan kita. Hal itu diungkapkan dalam Galatia 3: 28: “Tidak ada orang
Yahudi atau Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau  perempuan,  karena  kamu  semua  satu  di  dalam  Kristus  Yesus”.  Jelas
kesadaran  dan  ungkapan  Paulus  ini  merupakan  usaha  yang  menghancurkan sekat-sekat  sosial  yang  dapat  memisahkan  kita  dengan  sesama  warga
166 Kelas IX SMP
masyarakat. Siapa pun kita dan apapun peran kita di masyarakat, semuanya merupakan subjek yang sama dan sederajat.
Bagaimana  pengajaran  alkitabiah  dan  pemahaman  teologis  tersebut dapat dihubungkan dengan perilaku para pelayan atau utusan Kristus dalam
masyarakat  pada  masa  kini?  Jelas  orang  Kristen  harus  berada  dan  menjadi bagian  dari  masyarakat,  tempat  yang  telah  ditentukan  oleh Allah  bagi  kita,
sekaligus kehadirannya menjadi berkat bagi lingkungan.
D. Pelayanan Holistik Bagi Masyarakat