Pengaruh Lingkungan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun

Tabel 17. Pengelompokan Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian dalam Sebulan Frekuensi Pembelian Jumlah Responden Orang Persentase Satu Kali 29 52,73 Dua Kali 21 38,18 Tiga Kali 3 5,45 Empat Kali 2 3,64 Total 55 100,00 Berdasarkan hasil survei, responden yang frekuensi pembeliannya mencapai dua sampai empat kali dalam sebulan, umumnya membeli produk Karuhun sebagai oleh- oleh baik itu untuk kerabat maupun relasi bisnis, dan biasanya responden sering mengadakan acara keluarga atau acara arisan dan menggunakan produk Karuhun sebagai tambahan menu.

6.2.2. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Hal ini erat hubungannya dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antar sesama. Melalui interaksi inilah umumnya pengaruh tersebut muncul. Pengaruh lingkungan dapat berupa budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi lingkungan fisik, lingkungan sosial, suasana hati dan kondisi. Keluarga, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa keluarga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan pembelian suatu produk. Pengaruh dari keluarga ini dapat berasal dari orang tua, anak, istrisuami, adikkakak, kerabat, dan lain sebagainya. Begitu pula halnya dalam pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun. Tabel 18 menunjukkan bahwa yang mencetuskan keinginan untuk membeli produk Karuhun sebagian besar responden 80 persen berasal dari diri sendiri, 16,36 persen menyatakan keinginan tersebut berasal dari orang tua, dan 3,64 persen menyatakan berasal dari kakakadik. Tabel 18. Pengelompokan Responden Berdasarkan yang Mencetuskan Keinginan untuk Membeli Produk Karuhun Inisiatif Membeli Jumlah Responden Orang Persentase Diri Sendiri 44 80,00 Orang tua 9 16,36 AdikKakak 2 3,64 Total 55 100,00 Masih dari pengaruh keluarga, Tabel 19 menunjukkan bahwa yang sering melakukan pembelian dari produk Karuhun mayoritas 65,45 persen adalah responden itu sendiri. Sebanyak 18,18 persen menyatakan yang sering membeli adalah orang tua, 9,09 persen menyatakan yang sering membeli adalah istrisuamianak, dan sisanya 7,27 persen menyatakan adikkakaknya yang sering membeli. Tabel 19. Pengelompokan Responden Berdasarkan Anggota Keluarga yang Sering Membeli Produk Karuhun Anggota Keluarga Jumlah Responden Orang Persentase Anda Sendiri 36 65,45 Orang tua 10 18,18 AdikKakak 4 7,27 Lainnya Suamiistrianak 5 9,09 Total 55 100,00 Teman atau kenalan juga memiliki peranan besar terhadap pembelian suatu produk. Melalui interaksi dengan teman inilah selain sebagai tuntutan kebutuhan sebagai makhluk sosial, terkadang berbagai informasi baru dapat diperoleh dari hubungan tersebut, tidak terkecuali informasi mengenai suatu produk. Kondisi ini tentunya memberikan keuntungan kepada perusahaan yang mengandalkan promosinya pada pembeli-pembeli yang puas dan berharap produknya akan dipromosikan lebih lanjut kepada kerabattemanrelasikenalan. Hal inilah yang terjadi pada Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dimana pada awalnya perusahaan mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut terhadap produknya tersebut. Hasil survei menunjukkan bahwa peranan teman dalam memperkenalkan produk Karuhun ini adalah cukup besar. Hal ini dibuktikan bahwa sebagian besar responden 40 persen menyatakan bahwa pengaruh temankenalan dalam pembelian produk Karuhun adalah dengan meminta para responden untuk mencoba. Sebanyak 29,09 persen responden dipengaruhi dengan cara memberitahu bahwa mereka teman pernah membeli, 9,09 persen dipengaruhi dengan cara dibujuk untuk mencoba produk Karuhun dan 21,82 persen menyatakan bahwa teman tidak mempengaruhi dalam memperkenalkan produk tersebut Tabel 20. Umumnya responden ini mengetahui produk Karuhun bukan dari teman melainkan dari sumber lain selain temankenalan iklan, papan iklan, dan media promosi lainnya. Tabel 20. Pengaruh Teman dalam Pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun Pengaruh TemanKenalan Jumlah Responden Orang Persentase Meminta Anda untuk Mencoba 22 40,00 Memberitahu bahwa Mereka Pernah Membeli 16 29,09 Tidak Berpengaruh 12 21,82 Membujuk Anda untuk Mencoba 5 9,09 Total 55 100,00 Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus dari suatu produk melainkan juga sebagai daya tarik yang membedakan produk tersebut dengan produk lainnya. Bagi sebagian orang, kemasan suatu produk dapat memberikan prestice tersendiri ketika membelinya. Adanya pergeseran fungsi dari kemasan ini membuat para produsen selain berfokus pada penciptaan produk yang berkualitas namun juga lebih memperhatikan kemasan dari produk tersebut. PT Intrafood nampaknya menyadari bahwa produk yang berkualitas juga harus didukung oleh kemasan yang sesuai. Berdasarkan hasil survei yang ditunjukkan oleh Tabel 21, hampir seluruh responden 89,09 persen menilai kemasan dari produk Karuhun adalah menarik dan hanya 10,91 persen yang menilai kurang menarik. Tabel 21. Pengelompokan Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Kemasan Kemasan Jumlah Responden Orang Persentase Menarik 49 89,09 Kurang Menarik 6 10,91 Total 55 100,00 Lebih lanjut, alasan para responden menilai kemasan dari Gepuk dan Ikan Balita Karuhun menarik adalah karena kemasan dari produk Karuhun ini cukup unik dan memiliki tampilan fisik yang menarikbagus ditambah dengan kantong pembungkus yang menjadikan produk Karuhun terlihat lebih eksklusif. Oleh karena alasan inilah yang menyebabkan beberapa responden sering membeli produk Karuhun sebagai oleh- oleh untuk diberikan kepada kerabat, teman, bahkan rekan bisnis. Kenyamanan tempat menjadi hal yang sangat penting ketika berkaitan dengan kenyamanan pembeli di suatu tokorestauran. Hasil survei mengenai kenyamanan dari Resto Karuhun menunjukkan bahwa 58,18 persen responden menilai kenyamanan dari Resto Karuhun adalah cukup nyaman, 36,36 persen menjawab nyaman, dan hanya 5,45 persen yang menjawab kurang nyaman Tabel 22. Tabel 22. Pengelompokan Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Kenyamanan Resto Karuhun Kenyamanan Resto Jumlah Responden Orang Persentase Nyaman 20 36,36 Cukup Nyaman 32 58,18 Kurang Nyaman 3 5,45 Total 55 100,00 Bentuk kenyamanan yang dirasakan ketika berada di dalam Resto Karuhun sebagian dikarenakan disain interior dari Resto Karuhun yang menampilkan suasana tradisional khas Sunda.. Beberapa responden ada yang menyarankan bahwa kesan tradisional khas Sunda dapat lebih terasa bila ditambahkan dengan alunan musik tradisional Sunda. Berdasarkan wawancara lebih lanjut, sebagian responden mengeluhkan tempat parkir yang kurang nyaman, hal ini dikarenakan lahan yang tersedia untuk parkir tidak begitu luas sempit dan para responden ini mengaku sering kesulitan untuk memarkir mobilnya. Faktor kebersihan tempat juga merupakan salah satu faktor pendukung dari kenyamanan pembeli. Tabel 23 menunjukkan sebanyak 54,55 persen responden menilai kebersihan dari Resto Karuhun adalah bersih, 43,64 persen menilai cukup bersih dan hanya 1,82 persen yang menilai kurang bersih. Responden yang menilai kurang bersih ini mengamati dekorasi pohon-pohonan yang ada di resto terlihat kotor dan berdebu. Tabel 23. Pengelompokan Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Kebersihan Resto Karuhun Kebersihan Resto Jumlah Responden Orang Persentase Bersih 30 54,55 Cukup Bersih 24 43,64 Kurang Bersih 1 1,82 Total 55 100,00 Pelayanan yang ramah menjadi hal yang sangat penting terutama untuk bisnis yang berhubungan langsung dengan para pembeli. Keinginan para pembeli ini akan pelayanan yang ramah masih erat kaitannya dengan kenyamanan selama berada di tokorestauran. Pelayanan yang ramah membuat pembeli merasa nyaman sehingga dimungkinkan para pembeli ini untuk datang lagi ke toko tersebut. PT Intrafood memahami akan kondisi itu dan selalu menekankan kepada para karyawannya terutama yang berhadapan langsung dengan para pembeli untuk selalu bersikap ramah terhadap semua pembeli. Berdasarkan hasil survei 32,73 persen responden menilai pelayanan di Resto Karuhun adalah cukup ramah, 60 persen responden lainnya menilai ramah dan 7,27 persen menilai kurang ramah Tabel 24. Seperti halnya pada masalah kecepatan pelayanan, responden yang menilai kurang ramah ini adalah responden yang sama yang merasa kecewa atas pelayanan dari karyawan resto. Responden ini mengaku tidak mendapatkan pelayanan yang ramah ketika membeli produk Karuhun karena ketika itu terdapat banyak pembeli. Tabel 24. Pengelompokan Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Keramahan Pelayanan di Resto Karuhun Keramahan Pelayanan Jumlah Responden Orang Persentase Ramah 18 32,73 Cukup Ramah 33 60,00 Kurang Ramah 4 7,27 Total 55 100,00 Informasi mengenai suatu produk dapat diperoleh dengan berbagai cara. Tabel 25 memperlihatkan bahwa sebanyak 74,55 persen responden mengetahui Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dari orang lain teman, kerabat, keluarga, 12,73 persen responden mengetahui dari papan iklan di jalanrestauran, dan 12,73 persen lainnya mengetahui dari media lainnya pameran, resto, catering. Tabel 25. Pengelompokan Responden Berdasarkan Sumber Informasi dalam Mengetahui Gepuk dan Ikan Balita Karuhun Sumber Informasi Jumlah Responden Orang Persentase Televisi - - Papan Iklan dijalanRestauran 7 12,73 Orang Lain 41 74,55 Radio - - Lainnya Pameran, resto, catering 7 12,73 Total 55 100,00 Dewasa ini terdapat begitu banyak media promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam mempromosikan produknya. Promosi memegang peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu produk di pasaran, terutama untuk produk- produk baru. Melalui promosi diharapkan masyarakat akan mengetahui keberadaan suatu produk sehingga timbul keinginan untuk membeli produk tersebut. Manajemen Intrafood seperti telah diketahui sebelumnya melakukan promosinya dengan bergantung pada pemasaran dari mulut ke mulut dan jarang menggunakan media promosi lainnya Iklan TVRadio, papan iklan, dan sebagainya. Penelitian ini juga ingin mengetahui seberapa besar kiranya pengaruh iklan terhadap pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun. Tabel 26 menunjukkan sebanyak 67,27 persen responden menilai iklan merupakan hal yang pentingberpengaruh dalam keputusan pembelian produk Karuhun, 16,36 persen responden menilai iklan tidak memiliki pengaruh dalam frekuensi pembelian, dan 16,36 persen lainnya mengaku tidak tahu bagaimana pengaruh iklan terhadap pembelian produk Karuhun. Tabel 26. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pengaruh Iklan terhadap Keputusan Pembelian Produk Karuhun Pengaruh Iklan Jumlah Responden Orang Persentase Penting 37 67,27 Tidak Berpengaruh 9 16,36 Tidak Tahu 9 16,36 Total 55 100,00 Promosi dapat lebih berhasil bila pihak perusahaan mengetahui jenis promosi seperti apa yang paling menarik bagi konsumen. Tabel 27 menunjukkan sebanyak 61,82 persen responden menjawab bahwa pemberian sampel produk secara gratis merupakan bentuk promosi yang paling menarik, 7,27 persen menganggap iklan TVRadio sebagai bentuk promosi yang paling menarik. Sebanyak 5,45 persen memilih pemberian brosur sebagai yang paling menarik, dan 25,45 persen responden menjawab lainnya koran, spanduk, dan ada juga yang memilih semua pilihan yang disediakan. Tabel 27. Pengelompokan Responden Berdasarkan Bentuk Promosi yang Paling Menarik Bentuk Promosi Jumlah Responden Orang Persentase Pemberian Sampel Produk Secara Gratis 34 61,82 Lainnya Koran, Spanduk, Pameran 14 25,45 Iklan TVRadio 4 7,27 Pemberian Brosur 3 5,45 Total 55 100,00 6.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun Dalam penelitian ini dipilih beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian dari Gepuk dan Ikan Balita Karuhun. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah 1 Citarasa makanan; 2 Porsi; 3 Harga; 4 Kemasan; 5 Kecepatan pelayanan; 6 Lokasi; 7 Pengaruh orang lain; 8 Kemudahan memperoleh; 9 Iklan TVRadio; 10 Promosi selain iklan TVRadio; 11 Jumlah anggota keluarga; 12 Kejelasan tanggal kadaluarsa; 13 Izin Departemen Kesehatan; 14 Kehalalan; 15 Pendapatan. Faktor-faktor tersebut diatas kemudian diolah dengan menggunakan metode CHAID, sehingga dapat diketahui faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap frekuensi pembelian dari Gepuk Karuhun dan Ikan Balita dalam sebulan. Hasil analisis CHAID ditampilkan dalam bentuk dendogram pada Gambar 7. Pada dendogram terlihat faktor pertama yang paling berpengaruh dalam frekuensi pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dalam sebulan adalah faktor harga. Responden yang menyatakan bahwa harga tidak mempengaruhi atau agak mempengaruhi frekuensi pembelian berjumlah 22 responden 40 persen, lima responden 22,73 persen diantaranya membeli tiga sampai empat kali dalam sebulan, 10 responden 45,45 persen membeli sebanyak dua kali, dan tujuh responden 31,82 persen membeli kurang dari dua kali. Responden yang menyatakan bahwa harga mempengaruhi dan sangat mempengaruhi frekuensi pembelian adalah sebanyak 33 responden 60 persen, diantaranya sebanyak 22 responden 66,67 persen membeli kurang dari dua kali, dan 11 responden 33,33 persen membeli sebanyak dua kali dalam sebulan. Gambar 7. Hasil Program Answer Tree CHAID Harga merupakan faktor yang dinilai responden paling mempengaruhi frekuensi pembelian produk Karuhun. Dengan nilai-p sebesar 0,030 lebih kecil dari taraf nyatanya yang berarti bila terjadi perubahan harga pada Gepuk dan Ikan Balita Karuhun maka hal tersebut juga akan mempengaruhi frekuensi responden dalam membeli produk tersebut. Bila terjadi kenaikan harga dari produk Karuhun ini, diduga hal tersebut dapat menurunkan frekuensi responden dalam membeli produk Karuhun, dan begitu pula sebaliknya. Kecepatan pelayanan merupakan faktor kedua yang mempengaruhi frekuensi pembelian dalam sebulan. Responden yang menyatakan bahwa kecepatan pelayanan tidak mempengaruhi frekuensi pembelian dalam sebulan adalah sebanyak enam responden 10,91 persen. Tiga responden 50 persen diantaranya melakukan pembelian tiga sampai empat kali, tiga responden 50 persen melakukan pembelian sebanyak dua kali. Responden yang menyatakan bahwa kecepatan pelayanan agak mempengaruhi, mempengaruhi, dan sangat mempengaruhi frekuensi pembelian adalah sebanyak 16 responden. Tujuh responden 43,75 persen diantaranya melakukan pembelian kurang dari dua kali, tujuh responden 43,75 persen lainnya melakukan pembelian sebanyak dua kali, dan dua responden 12,50 persen melakukan pembelian tiga sampai empat kali. Kecepatan pelayanan menjadi faktor yang mempengaruhi dalam frekuensi pembelian dikarenakan pelayanan dari karyawan resto yang cepat, baik dan cukup ramah. Faktor kecepatan pelayanan signifikan terhadap frekuensi pembelian, dengan nilai-p sebesar 0,097 lebih kecil dari taraf nyata berarti kecepatan pelayanan merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi pembelian. Hal ini didukung oleh kenyataan di lapangan dimana Resto Karuhun itu sendiri memiliki tempat parkir yang sempit dan kurang nyaman, karena alasan itulah responden yang datang ke resto dengan menggunakan mobil pribadi umumnya enggan untuk memarkir mobilnya. Oleh karena itu responden tersebut menginginkan pelayanan yang cepat dan berdasarkan hasil survei, sebanyak 27,27 persen responden menilai kecepatan pelayanan dari karyawan resto adalah cepat dan sebanyak 65,45 persen lainnya menjawab sedangcukup cepat. Analisis Chi-Square Test Independensi dilakukan untuk mengetahui asosiasi antara masing-masing kelimabelas variabel dengan frekuensi pembelian, terutama untuk mengetahui hubungan variabel-variabel yang tidak keluar dalam analisis CHAID. Analisis Chi-Square Test Independensi ini sebenarnya merupakan langkah awal dari proses kerja metode CHAID. Setelah dilakukan tabulasi silang yang menghasilkan nilai- p seperti yang terlihat pada Tabel 28 maka dari setiap tabulasi yang diperoleh, disusun sub tabel berukuran 2Xd yang mungkin, dimana d adalah banyaknya kategori peubah respon. Karena peubah respon dalam hal ini adalah frekuensi pembelian dari produk Karuhun memiliki tiga kategori dan peubah penjelas dalam hal ini adalah kelima belas variabel masing-masing memiliki lima kategori Sangat Tidak Mempengaruhi, Tidak Mempengaruhi, Agak Mempengaruhi, Mempengaruhi, dan Sangat Mempengaruhi maka terdapat 10 sub tabel berukuran 2X3 yang perlu dipertimbangkan. Masing-masing sub tabel tersebut kemudian dicari pasangan kategori yang memiliki nilai p-value terbesar dan jika dibandingkan dengan α-gabungmerge = 0,1 p-value-nya lebih besar maka kedua pasangan kategori tersebut digabung untuk membentuk satu kategori gabungan. Hasilnya, terbentuklah kategori baru dari satu peubah penjelas dan proses tabulasi silang dilakukan lagi hingga tersisa dua kategori saja. Kategori gabungan yang tersisa tersebut kemudian dikali dengan pengganda Bonferroni sesuai dengan tipe peubahnya. Hasil perkalian dari masing-masing peubah penjelas dengan pengganda Bonferroni yang menghasilkan p-value terkecil, maka peubah tersebutlah yang menempati urutan pertama pada dendogram. Proses diatas dimungkinkan dapat menjelaskan mengapa faktor harga yang menempati urutan pertama dalam dendogram dan bukannya faktor jumlah anggota keluarga yang memiliki p-value lebih kecil dari variabel harga. Proses diatas kemudian diulangi kembali hingga proses pemisahansplits tidak dapat dilanjutkan lagi sampai tidak ada peubah penjelas yang signifikanmemiliki p-value yang lebih besar dari α-splits. Banyaknya cabang yang terbentuk tergantung dari α-merge dan α-splits yang digunakan dan juga tergantung dari ‘aturan pemberhentian’ yang terdiri dari maximum depth yang berfungsi sebagai pembatas jumlah level dalam dendogram, minimum cases parent yang menentukan jumlah minimum dalam parent node yang dibutuhkan untuk memisahkanmembagi node. Minimum child node menentukan jumlah minimum dalam child node yang dibutuhkan untuk membuat node. Banyaknya cabang ini juga ditentukan oleh banyaknya responden, jumlah responden yang sedikit mengakibatkan kurang berkembangnya dendogram yang terbentuk. Hasil analisis Chi-Square Test Independensi yang terlihat pada Tabel 28 membagi faktor-faktor tersebut menjadi dua bagian yaitu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi pembelian dan faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap frekuensi pembelian Gepuk dan Ikan Balita dalam sebulan. Faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya adalah jumlah anggota keluarga, kemasan, harga, pendapatan, iklan, dan kecepatan pelayanan. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap frekuensi pembelian yaitu kehalalan, porsi, izin Departemen Kesehatan, kemudahan memperoleh, pengaruh orang lain, lokasi, promosi selain iklan TVRadio, kejelasan tanggal kadaluarsa, dan rasa. Jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang signifikan terhadap frekuensi pembelian, dengan nilai-p sebesar 0,018 lebih kecil dari taraf nyata α = 0,1 yang berarti jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap frekuensi pembelian. Hal ini berarti semakin banyak anggota keluarga maka frekuensi pembelian terhadap produk Karuhun akan semakin sering, begitupula sebaliknya. Sebagian responden yang cukup sering membeli produk Karuhun umumnya dikarenakan responden tersebut sering mengadakan acara keluarga, arisan, maupun untuk dibagikan ke teman maupun kerabat. Kemasan memiliki nilai-p sebesar 0,023 yang berarti kemasan berpengaruh terhadap frekuensi pembelian, bila terjadi perubahan pada kemasan diduga hal tersebut akan mempengaruhi frekuensi pembelian produk Karuhun. Nilai-p sebesar 0,033 lebih kecil dari taraf nyatanya, menjadikan faktor pendapatan signifikan dengan frekuensi pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun. Hal ini berarti bila terjadi perubahan dalam pendapatan maka perubahan tersebut juga akan mempengaruhi frekuensi pembelian dari produk Karuhun. Dengan kata lain, bila terjadi peningkatan dalam pendapatan maka diduga hal tersebut akan meningkatkan frekuensi pembelian terhadap produk Karuhun dan begitu pula sebaliknya. Faktor Iklan signifikan terhadap frekuensi pembelian dalam sebulan dari produk Karuhun, dengan nilai-p sebesar 0,074 lebih kecil dari taraf nyatanya yang berarti faktor iklan diduga dapat mempengaruhi frekuensi pembelian. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan dalam mempromosikan produk Karuhun pada awalnya dilakukan melalui pemasaran dari mulut ke mulut. Hal ini berarti perusahaan meyakini bahwa konsumen yang puas akan mempromosikan produk Karuhun kepada orang lain teman maupun kerabat. Berdasarkan hasil survey Tabel 25 terlihat bahwa 74,55 persen responden mengetahui produk Karuhun dari orang lain. Oleh karena itu dengan adanya penggunaan atau penambahan iklan baik di televisi maupun radio diduga dapat mempengaruhi frekuensi pembelian terhadap produk Karuhun oleh para pelanggan untuk lebih sering membeli Gepuk dan Ikan Balita Karuhun. Faktor kehalalan merupakan salah satu faktor yang tidak signifikan dengan frekuensi pembelian, dengan nilai-p sebesar 0,112 menjadikan faktor ini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam hal banyaknya pembelian yang dilakukan responden terhadap produk Karuhun. Responden dalam hal ini sudah mengetahui bahwa produk Karuhun adalah produk yang halal, terutama untuk produk Ikan Balita, sehingga dimungkinkan responden sudah menganggap faktor kehalalan ini tidak secara signifikan mempengaruhi pembelian. Tabel 28. Hasil Analisis Chi-Square Test Independensi terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pembelian Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dalam Sebulan dengan α = 0,1 Faktor-Faktor Chi-Square Test Independensi Nilai-p Faktor-Faktor yang Berpengaruh 1. Jumlah Anggota Keluarga 2. Kemasan 3. Harga 4. Pendapatan 5. Iklan 6. Kecepatan Pelayanan Faktor-Faktor yang Tidak Berpengaruh 1. Halal 2. Porsi 3. Izin Departemen Kesehatan 4. Kemudahan Memperoleh 5. Pengaruh Orang Lain Promosi 6. Lokasi 7. Promosi Selain Iklan TVRadio 8. Kejelasan Tanggal Kadaluarsa 9. Rasa 0,018 0,023 0,030 0,033 0,074 0,097 0,112 0,176 0,394 0,455 0,531 0,631 0,707 0,759 0,831 Nilai-p untuk porsi sebesar 0,176 yang lebih besar dari taraf nyatanya, menunjukkan bahwa porsi tidak signifikan terhadap frekuensi pembelian. Hal ini berarti bahwa porsi selama ini dipandang oleh responden tidak begitu mempengaruhi frekuensi pembelian. Hal ini didukung oleh penilaian sebagian besar responden 74,55 persen yang dapat dilihat pada Tabel 13 dimana porsi dari produk Karuhun sudah pas tidak terlalu banyak dan tidak pula sedikit. Nilai-p untuk izin Departemen Kesehatan adalah sebesar 0,394 lebih besar dari taraf nyatanya yang menunjukkan bahwa pengaruh izin Departemen Kesehatan tidak signifikan dengan frekuensi pembelian produk Karuhun. Selama ini responden menganggap faktor izin Departemen Kesehatan bukan merupakan hal yang mempengaruhi frekuensi pembelian. Hal ini dimungkinkan karena responden sudah mengetahui bahwa produk Karuhun sudah memiliki izin Departemen Kesehatan yang dapat dilihat pada kemasan, sehingga izin Departemen Kesehatan bukan merupakan faktor yang penting lagiberpengaruh dalam frekuensi pembelian responden selama ini. Kemudahan memperoleh dengan nilai-p sebesar 0,455 lebih besar dari taraf nyatanya menunjukkan bahwa responden selama ini dalam membeli produk Karuhun tidak dipengaruhi oleh faktor kemudahan memperoleh. Pengaruh orang lain dengan nilai-p sebesar 0,531 lebih besar dari taraf nyatanya yang berarti pengaruh orang lain tidak signifikan terhadap frekuensi pembelian. Ada atau tidak pengaruh orang lain tidak berpengaruh pada frekuensi pembelian. Hal ini didukung oleh kenyataan dimana sebagian besar responden 80 persen menyatakan bahwa keinginan untuk membeli produk Karuhun timbul dari diri sendiri Tabel 18. Oleh karena itu bila terdapat pengaruh orang lain, hal tersebut kemungkinan tidak akan mempengaruhi frekuensi pembelian produk Karuhun ini. Pembelian tetap berlangsung walaupun tidak dipengaruhi oleh keluarga. Nilai-p untuk lokasi adalah sebesar 0,631 lebih besar dari taraf nyatanya yang menunjukkan bahwa lokasi tidak signifikan terhadap frekuensi. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian besar responden 47,27 persen menilai lokasi dari Resto Karuhun sudah cukup strategis Tabel 15. Oleh karena itu faktor lokasi tidak diperhitungkan lagi sebagai faktor yang mempengaruhi pembelian. Nilai-p untuk promosi selain iklan televisiradio Brosur, pameran, pemberian sampel secara gratis adalah sebesar 0,707 lebih besar dari taraf nyatanya yang berarti ada atau tidak promosi selain iklan televesiradio tidak akan mempengaruhi frekuensi pembelian produk Karuhun. Hal ini dapat dimengerti karena konsumen yang menjadi responden pada penelitian ini umumnya sudah mengetahuimengenal produk Karuhun dan melakukan pembelian setiap bulannya, promosi selain iklan televisiradio lebih tepat untuk menjangkau orang yang belum mengetahui produk Karuhun. Pemberian sampel secara gratis dipilih oleh sebagian besar responden 61,82 persen sebagai bentuk promosi yang paling menarik Tabel 27. Kejelasan tanggal kadaluarsa dengan nilai-p sebesar 0,759 lebih besar dari taraf nyatanya menempatkan faktor kejelasan tanggal kadaluarsa menjadi faktor yang tidak signifikanberpengaruh terhadap frekuensi pembelian. Seperti halnya pada faktor izin Departemen Kesehatan, responden sudah mengetahui bahwa tanggal kadaluarsa dari produk Karuhun tertera pada kemasan dan dirasakan sudah cukup jelas. Oleh karena itulah faktor ini dianggap tidak berpengaruh lagi terhadap frekuensi pembelian produk Karuhun dalam sebulan. Rasa berdasarkan hasil uji Chi-Square tidak siginifikan terhadap frekuensi pembelian, hal ini ditunjukkan dengan nilai-p sebesar 0,831 lebih besar dari taraf nyatanya yang berarti responden dalam melakukan pembelian produk Karuhun tidak dipengaruhi oleh rasa. Lebih lanjut, hal ini dapat diperjelas dengan kenyataan di lapangan bahwa semua responden 100 persen menyatakan rasa dari produk Karuhun adalah enak. Oleh karena itu rasa tidak diperhitungkan lagi sebagai faktor yang mempengaruhi frekuensi pembelian karena para responden sudah yakin bahwa rasa dari produk Karuhun sudah pasti enak.

6.3.1. Keterangan Penjelas Hasil Analisis CHAID dan Chi-Square Test